Pengakuan Teman Ahok Kuatkan Dugaan Aliran Dana Rp30 M
A
A
A
JAKARTA - Pengakuan bahwa sumber dana Teman Ahok tidak transparan selama ini menguatkan dugaan aliran dana Rp30 miliar dari pengembang proyek reklamasi Teluk Jakarta ke mereka.
Diketahui, seorang mantan Teman Ahok yang sudah bergabung selama setahun, Richard Soekarno mengaku bahwa sumber pendanaan mereka selama ini tidak transparan.
Sedangkan informasi dugaan aliran dana itu diterima anggota Komisi III DPR Junimart Girsang dan disampaikannya ke jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat rapat kerja Komisi III DPR dengan lembaga antikorupsi itu.
Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengaku yakin informasi yang diterima rekan sekomisinya di DPR, Junimart itu bisa dibuktikan.
"Iya lah (Ada hubungannya), cerita itu (Rp30 miliar) kan karena ada dasar dan faktanya," kata Masinton Pasaribu saat dihubungi, kemarin.
"(Pengakuan Eks Teman Ahok) itu saling terkait (Dengan informasi Rp30 miliar), itu pasti benar, karena fakta," tambah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Sementara mengenai penggandaan KTP yang dilakukan Teman Ahok selama ini dianggapnya bukan hal baru. "Bagi saya, informasi ini bukan hal yang baru. Karena dari awal pengumpulan KTP-nya itu, saya tahu, cara pengumpulannya itu, bukan door to door, tapi diambil dari kelurahan, leasing, dari mana saja lah, dari counter pulsa," tuturnya.
Pengakuan sejumlah eks Teman Ahok bahwa selama ini mendapat gaji pun ditanggapi Masinton. "Kalau relawan kan orang yang bekerja karena suka rela, itu yang disebut relawan, kalau dia bergerak dilandasi motif untuk dapat gaji, ya berarti bukan relawan, itu adalah karyawan," pungkasnya.
Diketahui, seorang mantan Teman Ahok yang sudah bergabung selama setahun, Richard Soekarno mengaku bahwa sumber pendanaan mereka selama ini tidak transparan.
Sedangkan informasi dugaan aliran dana itu diterima anggota Komisi III DPR Junimart Girsang dan disampaikannya ke jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat rapat kerja Komisi III DPR dengan lembaga antikorupsi itu.
Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengaku yakin informasi yang diterima rekan sekomisinya di DPR, Junimart itu bisa dibuktikan.
"Iya lah (Ada hubungannya), cerita itu (Rp30 miliar) kan karena ada dasar dan faktanya," kata Masinton Pasaribu saat dihubungi, kemarin.
"(Pengakuan Eks Teman Ahok) itu saling terkait (Dengan informasi Rp30 miliar), itu pasti benar, karena fakta," tambah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Sementara mengenai penggandaan KTP yang dilakukan Teman Ahok selama ini dianggapnya bukan hal baru. "Bagi saya, informasi ini bukan hal yang baru. Karena dari awal pengumpulan KTP-nya itu, saya tahu, cara pengumpulannya itu, bukan door to door, tapi diambil dari kelurahan, leasing, dari mana saja lah, dari counter pulsa," tuturnya.
Pengakuan sejumlah eks Teman Ahok bahwa selama ini mendapat gaji pun ditanggapi Masinton. "Kalau relawan kan orang yang bekerja karena suka rela, itu yang disebut relawan, kalau dia bergerak dilandasi motif untuk dapat gaji, ya berarti bukan relawan, itu adalah karyawan," pungkasnya.
(maf)