PTDI Rampungkan Pesawat NC212i Generasi Terbaru
A
A
A
JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia berhasil merampungkan pembuatan pesawat NC212i sebagai generasi terbaru dari tipe NC212 yang sudah diproduksi sebelumnya. Pesawat tipe anyar ini memiliki daya angkut 28 penumpang dilengkapi ramp door, kabin yang luas dikelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, serta biaya operasi yang lebih rendah namun kompetitif di pasar pesawat kecil.
Direktur Utama PTDI, Budi Santoso menjelaskan, saat ini pesawat NC212i tersebut telah sepenuhnya dikerjakan PTDI dan menjadi satu-satunya industri pesawat terbang di dunia saat ini memproduksi pesawat NC212i.
"Pesawat NC212i dapat juga digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Pesawat generasi sebelumnya C212 berbagai seri telah digunakan lebih dari 600 unit oleh 38 negara diataranya yaitu Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, Cili dan Meksiko," ujar Budi di Bandung, Rabu (15/6/2016).
Menurutnya, seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung, tepatnya di kawasan produksi PTDI. Pihak Airbus Defence and Space sendiri telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
Dia menambahkan, jika Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Alasannya, Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan untuk lebih fokus mengembangkan pesawat besar.
"Karenanya, Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," tambahnya.
Sementara ini, kata dia PTDI tengah membuat pesawat NC212i sebanyak dua unit pesanan dari Filipina dan tiga unit pesanan dari Vietnam. Dirinya memastikan, seluruh proses pembuatan struktur pesawat mulai dari Fuselage, Center Wing, Outer Wing, Outer Flap, Inner Flap, Aileron, Vertical Stabilizer, Rudder, Horizontal Stabilizer, Elevator serta semua Door mulai Pilot Door, Passenger Door, Ramp Door, Forward Door dan Emergency Door itu dikerjakan seluruhnya di PTDI yang akan mendapatkan sertifikasi EASA ditargetkan akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017.
Hal ini menjadi keuntungan bagi PTDI karena peluang pasar NC212i masih menjanjikan. Di sisi lai lanjut dia, layanan purnajual pasti dilakukan di PTDI. Perbedaan konfigurasi antara NC212-400 dan NC212i ada pada Avionic, dimana NC212i telah menggunakan Digital Avionic dan telah dilengkapi Autopilot sehingga memudahkan pilot melakukan konfigurasi terbang.
Sedangkan perbedaan dengan NC212-200 terletak pada Avionic Rack yang semula diletakkan di dalam pesawat, kinidiletakkan di bagian depan moncong pesawat sehingga dapat menambah jumlah penumpang.
"Pesawat ini menggunakan winglet untuk mengurangi hambatan udara di sekitar ujung sayap dan menggunakan kaca kotak untuk menambah kenyamanan penumpang melihat keluar pesawat," jelasnya.
Kerja sama antara PTDI dan CASA (Airbus Defence and Space) dimulai sejak tahun 1976. Saat itu PTDI berdiri dan mendapatkan lisensi untuk memproduksi C212 dibawah lisensi CASA Spanyol yang kemudian untuk produksi PTDI menjadi NC212.
Tahun 2012, PTDI dan Airbus Defence and Space telah menandatangani kerja sama di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Kesepakatan kerja sama yang ditandatangani dirinya selaku Direktur Utama PTDI dan Wakil Presiden Senior Airbus Defence and Space bidang Komersil, Strategi dan Hubungan Industri untuk Kawasan Asia, Ignacio Alonso.
Dia menerangkan, kesepakatan dibuat untuk memperkuat kerja sama strategis dalam pembuatan pesawat NC212i. Kesepakatan kerja sama juga meliputi pengembangan, manufaktur, pemasaran, hingga pelayanan purnajual.
"Kemitraan ini menjadi peningkatan status kerja sama dengan mitra lama PTDI di Eropa, kerja sama tersebut akan memperkuat posisi PTDI sebagai Industri pesawat terbang terdepan di wilayah Asia Pasifik," terangnya.
Sementara itu berkaitan pemasaran, negara-negara di wilayah Asia Pasifik akan dilakukan PTDI sedangkan untuk negara-negara lainnya di luar wilayah akan dilakukan oleh Airbus Defence and Space. Lanjutnya, siapapun yang melakukan pemasaran pesawat NC212i, pihak Indonesia akan diuntungkan karena seluruh proses pembuatan pesawat tersebut dikerjakan PTDI di Bandung. Kebijakan ini dapat menciptakan lapangan kerja yang besar.
PTDI dan Airbus Defence and Space (dahulu CASA) sudah bekerja sama sejak 40 tahun silam atau sejak tahun 1976. Sejak kurun waktu tersebut telah ada ratusan pesawat yang telah diproduksi PTDI atas lisensi dari Airbus Defence and Space, diantaranya Cassa 212 yang kemudian untuk yang diproduksi PTDI diubah namanya menjadi NC212. (Baca: Pesawat 2016 N-2019 Buatan Dalam Negeri Mengudara)
Melalui kerja sama yang telah ditandatangani pada tahun 2012 tersebut, PTDI menargetkan akan membangun enam buah pesawat NC212i setiap tahunnya.
Direktur Utama PTDI, Budi Santoso menjelaskan, saat ini pesawat NC212i tersebut telah sepenuhnya dikerjakan PTDI dan menjadi satu-satunya industri pesawat terbang di dunia saat ini memproduksi pesawat NC212i.
"Pesawat NC212i dapat juga digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Pesawat generasi sebelumnya C212 berbagai seri telah digunakan lebih dari 600 unit oleh 38 negara diataranya yaitu Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, Cili dan Meksiko," ujar Budi di Bandung, Rabu (15/6/2016).
Menurutnya, seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung, tepatnya di kawasan produksi PTDI. Pihak Airbus Defence and Space sendiri telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
Dia menambahkan, jika Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Alasannya, Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan untuk lebih fokus mengembangkan pesawat besar.
"Karenanya, Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," tambahnya.
Sementara ini, kata dia PTDI tengah membuat pesawat NC212i sebanyak dua unit pesanan dari Filipina dan tiga unit pesanan dari Vietnam. Dirinya memastikan, seluruh proses pembuatan struktur pesawat mulai dari Fuselage, Center Wing, Outer Wing, Outer Flap, Inner Flap, Aileron, Vertical Stabilizer, Rudder, Horizontal Stabilizer, Elevator serta semua Door mulai Pilot Door, Passenger Door, Ramp Door, Forward Door dan Emergency Door itu dikerjakan seluruhnya di PTDI yang akan mendapatkan sertifikasi EASA ditargetkan akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017.
Hal ini menjadi keuntungan bagi PTDI karena peluang pasar NC212i masih menjanjikan. Di sisi lai lanjut dia, layanan purnajual pasti dilakukan di PTDI. Perbedaan konfigurasi antara NC212-400 dan NC212i ada pada Avionic, dimana NC212i telah menggunakan Digital Avionic dan telah dilengkapi Autopilot sehingga memudahkan pilot melakukan konfigurasi terbang.
Sedangkan perbedaan dengan NC212-200 terletak pada Avionic Rack yang semula diletakkan di dalam pesawat, kinidiletakkan di bagian depan moncong pesawat sehingga dapat menambah jumlah penumpang.
"Pesawat ini menggunakan winglet untuk mengurangi hambatan udara di sekitar ujung sayap dan menggunakan kaca kotak untuk menambah kenyamanan penumpang melihat keluar pesawat," jelasnya.
Kerja sama antara PTDI dan CASA (Airbus Defence and Space) dimulai sejak tahun 1976. Saat itu PTDI berdiri dan mendapatkan lisensi untuk memproduksi C212 dibawah lisensi CASA Spanyol yang kemudian untuk produksi PTDI menjadi NC212.
Tahun 2012, PTDI dan Airbus Defence and Space telah menandatangani kerja sama di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Kesepakatan kerja sama yang ditandatangani dirinya selaku Direktur Utama PTDI dan Wakil Presiden Senior Airbus Defence and Space bidang Komersil, Strategi dan Hubungan Industri untuk Kawasan Asia, Ignacio Alonso.
Dia menerangkan, kesepakatan dibuat untuk memperkuat kerja sama strategis dalam pembuatan pesawat NC212i. Kesepakatan kerja sama juga meliputi pengembangan, manufaktur, pemasaran, hingga pelayanan purnajual.
"Kemitraan ini menjadi peningkatan status kerja sama dengan mitra lama PTDI di Eropa, kerja sama tersebut akan memperkuat posisi PTDI sebagai Industri pesawat terbang terdepan di wilayah Asia Pasifik," terangnya.
Sementara itu berkaitan pemasaran, negara-negara di wilayah Asia Pasifik akan dilakukan PTDI sedangkan untuk negara-negara lainnya di luar wilayah akan dilakukan oleh Airbus Defence and Space. Lanjutnya, siapapun yang melakukan pemasaran pesawat NC212i, pihak Indonesia akan diuntungkan karena seluruh proses pembuatan pesawat tersebut dikerjakan PTDI di Bandung. Kebijakan ini dapat menciptakan lapangan kerja yang besar.
PTDI dan Airbus Defence and Space (dahulu CASA) sudah bekerja sama sejak 40 tahun silam atau sejak tahun 1976. Sejak kurun waktu tersebut telah ada ratusan pesawat yang telah diproduksi PTDI atas lisensi dari Airbus Defence and Space, diantaranya Cassa 212 yang kemudian untuk yang diproduksi PTDI diubah namanya menjadi NC212. (Baca: Pesawat 2016 N-2019 Buatan Dalam Negeri Mengudara)
Melalui kerja sama yang telah ditandatangani pada tahun 2012 tersebut, PTDI menargetkan akan membangun enam buah pesawat NC212i setiap tahunnya.
(kur)