Aliansi Minta Jokowi Tetapkan 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila
A
A
A
JAKARTA - Aliansi organisasi masyarakat, keagamaan, pemuda, mahasiswa meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Permintaan itu mereka sampaikan didasarkan atas fakta-fakta sejarah, termasuk pidato Soekarno pada 1 Juni 1945, berkembang menjadi rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan hingga mencapai final tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
"Kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo untuk menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila melalui sebuah keputusan presiden," tutur Ramli Kamidin dari Presidium Nasional KAHMI di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Aliansi menyatakan apabila keputusan itu terbit maka akan melengkapi Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008 yang telah menetapkan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Konstitusi.
Tidak hanya itu, aliansi yakin keputusan Presiden akan menjadi sebuah keputusan bersejarah dan monumental bagi upaya bangsa Indonesia mengembalikan ruh dan jiwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
Para anggota aliansi juga menyatakan ikrar dan sumpah setia untuk terus mengawal, mengamankan dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. "Yang final demi terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur," kata Ketua Presidium PMKRI Angelo Wake Koko.
Hadir dalam acara itu, Koordinator Panitia acara Indonesia Bersyukur Saefullah Yusuf dari PBNU dan pimpinan ormas keagamaan, pemuda dan mahasiswa, antara lain KH Said Aqil Siradj (PBNU), Romo Prapto (KWI), Jerry Sumampouw (PGI), Rusli (Walubi), Uung Sendana (Matakin), Ramli Kamidin (KAHMI), Ahmad Basarah (PA GMNI), Ayub Manuel (GMKI), Angelo Wake Kako (PMKRI), Pius Bria (GMNI), Adung Abdurrahman (GP Ansor), dan lain-lain.
Sebagai wujud syukur dan terima kasih atas peringatan 71 tahun hari lahirnya Pancasila, aliansi akan menggelar kegiatan yang bertema Indonesia Bersyukur di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu 1 Juni 2016.
Permintaan itu mereka sampaikan didasarkan atas fakta-fakta sejarah, termasuk pidato Soekarno pada 1 Juni 1945, berkembang menjadi rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan hingga mencapai final tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
"Kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo untuk menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila melalui sebuah keputusan presiden," tutur Ramli Kamidin dari Presidium Nasional KAHMI di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Aliansi menyatakan apabila keputusan itu terbit maka akan melengkapi Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008 yang telah menetapkan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Konstitusi.
Tidak hanya itu, aliansi yakin keputusan Presiden akan menjadi sebuah keputusan bersejarah dan monumental bagi upaya bangsa Indonesia mengembalikan ruh dan jiwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
Para anggota aliansi juga menyatakan ikrar dan sumpah setia untuk terus mengawal, mengamankan dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. "Yang final demi terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur," kata Ketua Presidium PMKRI Angelo Wake Koko.
Hadir dalam acara itu, Koordinator Panitia acara Indonesia Bersyukur Saefullah Yusuf dari PBNU dan pimpinan ormas keagamaan, pemuda dan mahasiswa, antara lain KH Said Aqil Siradj (PBNU), Romo Prapto (KWI), Jerry Sumampouw (PGI), Rusli (Walubi), Uung Sendana (Matakin), Ramli Kamidin (KAHMI), Ahmad Basarah (PA GMNI), Ayub Manuel (GMKI), Angelo Wake Kako (PMKRI), Pius Bria (GMNI), Adung Abdurrahman (GP Ansor), dan lain-lain.
Sebagai wujud syukur dan terima kasih atas peringatan 71 tahun hari lahirnya Pancasila, aliansi akan menggelar kegiatan yang bertema Indonesia Bersyukur di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu 1 Juni 2016.
(dam)