Cara Lindungi Anak dari Propaganda Paham Radikal
A
A
A
JAKARTA - Faktor utama yang harus dilakukan para orangtua untuk mencegah anak dari propaganda paham radikal adalah membekali sang anak dengan kemampuan berpikir kritis. Harapannya, sang anak tidak mudah percaya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain.
Orangtua harus memerhatikan benda-benda yang dimiliki para anak, apakah ada yang terlihat terlalu ekstrim. Misalnya, terlalu sama dengan pihak tertentu, atau selalu mengenakan benda-benda-benda tertentu.
“Ini penting karena anak biasanya menerima mentah-mentah apa yang dikatakan orang lain,” ujar psikolog anak dan keluarga dari klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Anna Surti Ariani, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Dia menyarankan, agar para orangtua selalu menjalin kedekatan dengan anak, sehingga anak nyaman bicara dengan keluarga. Selain itu, para orangtua juga harus selalu kenal teman anaknya masing-masing.
“Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dan carikan aktivitas positif buat mereka. Termasuk perubahan yang dialami anak-anak, misalnya anak jadi semakin kasar, atau terus protes pada kebijakan pemerintah yang disiarkan televisi, atau menganggap paham radikal tertentu sebagai hal yang benar,” ucapnya.
Dia mengingatkan, keluarga dan pendidikan dasar menjadi pondasi kuat bagi anak-anak untuk mencegah anak dari propaganda radikal yang menyerbu anak-anak. Lanjutnya, para orangtua harus peka terhadap lingkungan dan perkembangan anak. (Baca: Kesalahan Orangtua Membuat Anak Jadi Korban Kejahatan Seksual)
Bahkan, kata dia, sekolah juga harus mengajarkan soal kedamaian dan kebaikan, bukan sebaliknya. “Jika orangtuanya pecinta negara, maka banyak hal yang harus dilakukan mereka untuk mencegah sang anak dari propaganda radikal,” tandasnya.
Orangtua harus memerhatikan benda-benda yang dimiliki para anak, apakah ada yang terlihat terlalu ekstrim. Misalnya, terlalu sama dengan pihak tertentu, atau selalu mengenakan benda-benda-benda tertentu.
“Ini penting karena anak biasanya menerima mentah-mentah apa yang dikatakan orang lain,” ujar psikolog anak dan keluarga dari klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Anna Surti Ariani, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Dia menyarankan, agar para orangtua selalu menjalin kedekatan dengan anak, sehingga anak nyaman bicara dengan keluarga. Selain itu, para orangtua juga harus selalu kenal teman anaknya masing-masing.
“Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dan carikan aktivitas positif buat mereka. Termasuk perubahan yang dialami anak-anak, misalnya anak jadi semakin kasar, atau terus protes pada kebijakan pemerintah yang disiarkan televisi, atau menganggap paham radikal tertentu sebagai hal yang benar,” ucapnya.
Dia mengingatkan, keluarga dan pendidikan dasar menjadi pondasi kuat bagi anak-anak untuk mencegah anak dari propaganda radikal yang menyerbu anak-anak. Lanjutnya, para orangtua harus peka terhadap lingkungan dan perkembangan anak. (Baca: Kesalahan Orangtua Membuat Anak Jadi Korban Kejahatan Seksual)
Bahkan, kata dia, sekolah juga harus mengajarkan soal kedamaian dan kebaikan, bukan sebaliknya. “Jika orangtuanya pecinta negara, maka banyak hal yang harus dilakukan mereka untuk mencegah sang anak dari propaganda radikal,” tandasnya.
(kur)