Agar Tak Salah Sasaran, Solidaritas Kemanusiaan Harus Transparan
A
A
A
JAKARTA - Solidaritas #SaveAleppo yang ramai di dunia maya sangat menggugah publik untuk peduli kepada para korban bom di Suriah akibat konflik berkepanjangan. Solidaritas tersebut merupakan aksi mulia yang menjadi misi kemanusiaan, tuntunan keagamaan dan, sebagai orang Indonesia, ini sesuai tujuan konstitusional yaitu ikut serta dalam perdamaian dunia.
Namun, solidaritas kemanusiaan yang digaungkan melalui solidaritas #SaveAleppo harus tetap transparan dan akuntabel. Harapannya agar bantuan yang disalurkan tidak salah sasaran. Apalagi Aleppo adalah kota yang menjadi basis kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"#SaveAleppo harus jelas terkait pengumpulan dananya dapat berapa, untuk siapa, dan digunakan untuk apa. Akuntabilitas dan transparansi perlu dilakukan, agar sumbangan tersebut sampai kepada yang berhak," ujar Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq, Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Anggota komisi VIII DPR ini meminta, selain melakukan pengumpulan dan pengawalan penyaluran bantuan, publik harus mendorong pemerintah ikut serta dalam perdamaian di Timur Tengah dengan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk aktif, dalam mendorong perdamaian di Suriah.
"Solidaritas kemanusiaan itu penting, tapi lebih penting bagaimana perdamaian bisa terwujud di Suriah. Kita harus lebih gencar lagi meminta PBB turun tangan. Tanpa solidaritas perdamaian, serta turun tangan PBB, konflik di Suriah tidak akan pernah selesai," ucapnya. (Baca: Bantuan Suriah Jangan Sampai Jatuh ke ISIS)
Beberapa waktu lalu, sebuah rumah sakit di Aleppo dibombardir pasukan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Rusia. Akibat serangan itu, ratusan korban tewas. Dari peristiwa itulah muncul solidaritas #SaveAleppo yang ditindaklanjuti dengan penggalangan dana bantuan oleh beberapa pihak.
Namun, solidaritas kemanusiaan yang digaungkan melalui solidaritas #SaveAleppo harus tetap transparan dan akuntabel. Harapannya agar bantuan yang disalurkan tidak salah sasaran. Apalagi Aleppo adalah kota yang menjadi basis kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"#SaveAleppo harus jelas terkait pengumpulan dananya dapat berapa, untuk siapa, dan digunakan untuk apa. Akuntabilitas dan transparansi perlu dilakukan, agar sumbangan tersebut sampai kepada yang berhak," ujar Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq, Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Anggota komisi VIII DPR ini meminta, selain melakukan pengumpulan dan pengawalan penyaluran bantuan, publik harus mendorong pemerintah ikut serta dalam perdamaian di Timur Tengah dengan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk aktif, dalam mendorong perdamaian di Suriah.
"Solidaritas kemanusiaan itu penting, tapi lebih penting bagaimana perdamaian bisa terwujud di Suriah. Kita harus lebih gencar lagi meminta PBB turun tangan. Tanpa solidaritas perdamaian, serta turun tangan PBB, konflik di Suriah tidak akan pernah selesai," ucapnya. (Baca: Bantuan Suriah Jangan Sampai Jatuh ke ISIS)
Beberapa waktu lalu, sebuah rumah sakit di Aleppo dibombardir pasukan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Rusia. Akibat serangan itu, ratusan korban tewas. Dari peristiwa itulah muncul solidaritas #SaveAleppo yang ditindaklanjuti dengan penggalangan dana bantuan oleh beberapa pihak.
(kur)