Kapten Ariyanto Bebas, Keluarga Gelar Syukuran

Jum'at, 13 Mei 2016 - 18:29 WIB
Kapten Ariyanto Bebas,...
Kapten Ariyanto Bebas, Keluarga Gelar Syukuran
A A A
BEKASI - Keluarga Kapten Mochammad Ariyanto Misnan, 23, di Taman Narogong Indah, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi tidak akan menggelar acara khusus menyambut kedatangan nahkoda kapal tunda Henry yang dibajak kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

”Keluarga hanya ingin membuat syukuran kecil-kecilan di rumah,” kata ibuda Kapten Ariyanto, Melati Ginting, 52, di Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (13/5/2016).

Menurut dia, pihaknya akan mengundang kerabat, teman-teman sekolahnya, termasuk wartawan sebagai bentuk rasa syukur atas bebasnya Ariyanto.

Melati bersyukur anaknya tidak mengalami apapun selama disandera selama hampir satu bulan. Oleh Karena itu dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu proses pembebasan.

”Keluarga berterima kasih kepada Presiden Jokowi,” katanya.

Melati mengaku, sebetulnya keluarga ingin menjemput sendiri Kapten Ariyanto begitu sampai di Indonesia. Namun, keluarga mengikuti kebijakan dari pemerintah.

Pihak keluarga sudah lega mengetahui Kapten Ariyanto dalam kondisi baik dan akan pulang ke Bekasi, Jumat (13/5/2016) malam. Apalagi, kata dia, keluarga rindu dengan Kapten Ariyanto. Sejak disandera kelompok Abu Sayyaf pada 15 April lalu, keluarga menyatakan komunikasi dengan Ariyanto terputus. Keluarga hanya memantau kondisi Kapten Ariyanto melalui media massa, pemerintah dan pihak perusahaan.

Kakak Kapten Ariyanto, Indra menambahkan, pihak keluarga akan meminta Ariyanto berhenti melaut seusai dibebaskan dari penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. ”Kami minta kerja di darat saja dahulu, minimal satu tahun,” tambahnya.

Indra mengatakan, menjadi tawanan oleh kelompok militan dipastikan memberikan dampak psikologis terhadap korban. Oleh karena itu, istirahat melaut selama setahun diharapkan bisa memulihkan kondisi trauma tersebut. ”Kalau sudah aman, silakan untuk melaut lagi,” ucapnya.

Apalagi, lanjut dia, usia Kapten Ariyanto yang tergolong masih muda, psikologisnya rawan terpengaruh. Sebetulnya, kata dia, Ariyanto belum waktunya menjadi kapten. Namun karena kapten sebelumnya tidak bisa, maka Ariyanto yang menggantikannya.

Dia berharap dengan dibebaskannya para sandera oleh kelompok Abu Sayyaf, tak ada lagi pembajakan kapal di perairan Filipina. Keluarga meminta pengamanan di perairan tersebut dijaga lebih ketat lagi agar kasus serupa tidak terulang.

Kapal tunda Henry milik PT Global Trans Energy International yang dinahkodai Kapten Ariyanto dibajak oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada 15 April 2016 lalu. Dari 10 anak buah kapal, hanya empat orang yang berhasil dibawa para sandera. Selama menyandera, kelompok itu meminta tebusan hingga Rp14,5 miliar.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6110 seconds (0.1#10.140)