WNI di Qatar Bisa Nikmati Ceramah Agama Berbahasa Indonesia
A
A
A
DOHA - Organisasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Qatar Center for the Presentation of Islam (QCPI) sepakat melakukan kerja sama di bidang dakwah antara kedua negara. Kerja sama berupa penyajian materi ceramah dalam bahasa Indonesia.
Demikian salah satu hasil pertemuan Ketua DDII Muhammad Siddik yang didampingi Wakil Ketua DDII Abdul Wahid Alwi dan Direktur Eksekutif Lazis Dewan Dakwah Ade Salamun ke Qatar pada 29 April-3 Mei 2016. Selain ke Qatar, DDII juga berkunjung ke Kuwait dan dilanjutkan ke Arab Saudi guna memperoleh dukungan dalam rangka kerja sama dakwah di Indonesia.
Dalam kunjungan ke Qatar, delegasi DDII juga bertemu dengan Direktur Urusan Islam Sheikh Khalid Shahen al Ghanim, Direktur Web Islam Jassim Abdullah al-Ali, Kementerian Awqaf, dan Direktur Eksekutif Operasi Qatar Charity Faisal Rashid Alfehadia. DDII juga bertemu dengan mantan Ketua MA Qatar Sheikh Abdulrohman Abdullah Zaid Al Mahmoud guna membahas beberapa kerja sama. Selain pertemuan, Siddik memberikan ceramah agama kepada beberapa komunitas masyarakat di Doha dan Dukhan.
Qatar melalui QCPI di bawah Kementerian Awqaf tengah menyiapkan siaran agama Islam berbahasa Indonesia melalui situs islamweb.net. Diharapkan penyiapan konten dalam bahasa Indonesia tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia tidak hanya di Qatar, tetapi juga di seluruh dunia.
Siddik menjelaskan, DDII yang terbentuk pada 26 Februari 1967 sangat terkait dengan kiprah perjalanan Partai Masyumi dan tokoh sentralnya yakni Mohammad Natsir. ”DDII didirikan dengan tujuan menjadi lembaga islah (reformasi) untuk memperbaiki keadaan umat dan bangsa,” ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi Sindonews.
Untuk mempercepat proses perluasan dakwah dalam berbahasa Indonesia tersebut, islamweb.net akan merekrut tenaga dari Indonesia. Selama ini islamweb.net telah menyiarkan dalam lima bahasa yaitu Arab, Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol.
Dengan adanya penyajian materi berbahasa Indonesia diharapkan dapat memudahkan bagi komunitas Indonesia mempelajari Islam. WNI selama ini kesulitan memahami ceramah yang disampaikan di masjid-masjid karena disampaikan dengan bahasa Arab. Penduduk asli Qatar hanya sekitar 17% dari total 2,4 juta, selebihnya didominasi warga India, Nepal, Filipina, Bangladesh, Srilanka, Pakistan, dan Indonesia.
Sementara dalam pertemuannya dengan KBRI Doha, dibahas bagaimana meningkatkan kerja sama dakwah antara Qatar-Indonesia. Siddik yang terpilih sebagai ketua umum DDII periode 2015-2020 mengutarakan, bahwa DDII merupakan lembaga yang bersifat moderat dalam pengajaran dan pengembangan dakwahnya.
Dubes RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menuturkan, kunjungan DDII ke Qatar merupakan indikasi positif dari kerja sama diplomasi people to people yang efektif dalam mengembangkan kerja sama kedua negara. Qatar memiliki kelebihan di bidang sumber dana, sedangkan Indonesia dalam segi sumber daya manusia sehingga kerja sama sangat bermanfaat dan saling menguntungkan.
Mantan anggota DPR ini menegaskan kunjungan DDII menjadi pendorong bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. ”Kunjungan tersebut juga merupakan salah satu upaya diplomasi total guna mendukung upaya pemerintah Indonesia khususnya dalam rangka peringatan ke-40 tahun hubungan diplomatik RI-Qatar,” ujarnya.
Pertemuan KBRI Doha dan DDII juga membahas upaya meningkatkan peluang kerja sama di bidang keagamaan dan budaya RI-Qatar. Termasuk mengenai kebijakan pemerintah mengajarkan pengetahuan agama kepada WNI di Qatar yang diperkirakan mencapai 40.000 orang, yang mana 30.000 di antaranya merupakan tenaga domestik.
Demikian salah satu hasil pertemuan Ketua DDII Muhammad Siddik yang didampingi Wakil Ketua DDII Abdul Wahid Alwi dan Direktur Eksekutif Lazis Dewan Dakwah Ade Salamun ke Qatar pada 29 April-3 Mei 2016. Selain ke Qatar, DDII juga berkunjung ke Kuwait dan dilanjutkan ke Arab Saudi guna memperoleh dukungan dalam rangka kerja sama dakwah di Indonesia.
Dalam kunjungan ke Qatar, delegasi DDII juga bertemu dengan Direktur Urusan Islam Sheikh Khalid Shahen al Ghanim, Direktur Web Islam Jassim Abdullah al-Ali, Kementerian Awqaf, dan Direktur Eksekutif Operasi Qatar Charity Faisal Rashid Alfehadia. DDII juga bertemu dengan mantan Ketua MA Qatar Sheikh Abdulrohman Abdullah Zaid Al Mahmoud guna membahas beberapa kerja sama. Selain pertemuan, Siddik memberikan ceramah agama kepada beberapa komunitas masyarakat di Doha dan Dukhan.
Qatar melalui QCPI di bawah Kementerian Awqaf tengah menyiapkan siaran agama Islam berbahasa Indonesia melalui situs islamweb.net. Diharapkan penyiapan konten dalam bahasa Indonesia tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia tidak hanya di Qatar, tetapi juga di seluruh dunia.
Siddik menjelaskan, DDII yang terbentuk pada 26 Februari 1967 sangat terkait dengan kiprah perjalanan Partai Masyumi dan tokoh sentralnya yakni Mohammad Natsir. ”DDII didirikan dengan tujuan menjadi lembaga islah (reformasi) untuk memperbaiki keadaan umat dan bangsa,” ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi Sindonews.
Untuk mempercepat proses perluasan dakwah dalam berbahasa Indonesia tersebut, islamweb.net akan merekrut tenaga dari Indonesia. Selama ini islamweb.net telah menyiarkan dalam lima bahasa yaitu Arab, Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol.
Dengan adanya penyajian materi berbahasa Indonesia diharapkan dapat memudahkan bagi komunitas Indonesia mempelajari Islam. WNI selama ini kesulitan memahami ceramah yang disampaikan di masjid-masjid karena disampaikan dengan bahasa Arab. Penduduk asli Qatar hanya sekitar 17% dari total 2,4 juta, selebihnya didominasi warga India, Nepal, Filipina, Bangladesh, Srilanka, Pakistan, dan Indonesia.
Sementara dalam pertemuannya dengan KBRI Doha, dibahas bagaimana meningkatkan kerja sama dakwah antara Qatar-Indonesia. Siddik yang terpilih sebagai ketua umum DDII periode 2015-2020 mengutarakan, bahwa DDII merupakan lembaga yang bersifat moderat dalam pengajaran dan pengembangan dakwahnya.
Dubes RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menuturkan, kunjungan DDII ke Qatar merupakan indikasi positif dari kerja sama diplomasi people to people yang efektif dalam mengembangkan kerja sama kedua negara. Qatar memiliki kelebihan di bidang sumber dana, sedangkan Indonesia dalam segi sumber daya manusia sehingga kerja sama sangat bermanfaat dan saling menguntungkan.
Mantan anggota DPR ini menegaskan kunjungan DDII menjadi pendorong bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. ”Kunjungan tersebut juga merupakan salah satu upaya diplomasi total guna mendukung upaya pemerintah Indonesia khususnya dalam rangka peringatan ke-40 tahun hubungan diplomatik RI-Qatar,” ujarnya.
Pertemuan KBRI Doha dan DDII juga membahas upaya meningkatkan peluang kerja sama di bidang keagamaan dan budaya RI-Qatar. Termasuk mengenai kebijakan pemerintah mengajarkan pengetahuan agama kepada WNI di Qatar yang diperkirakan mencapai 40.000 orang, yang mana 30.000 di antaranya merupakan tenaga domestik.
(poe)