Abu Sayyaf Tak Ingin Ada Sandera yang Meninggal
A
A
A
JAKARTA - Selama dalam penyanderaan, 10 Warga Negara Indonesia (WNI) tidak diperlakukan kasar oleh kelompok Abu Sayyaf. Selama di sandera, 10 WNI mengalami beberapa kali perpindahan tempat.
Salah satu korban penyanderaan, Chief Officer Julian Philip mengungkapkan, selama perjalanan bersama kelompok Abu Sayyaf perahu yang ditumpanginya selalu menghindar jika bertemu perahu atau kapal lain.
"Kita itu dalam dua hari dipindahkan lagi, empat hari pindah lagi karena mereka ada informasi dari informer mereka bahwa di sini, jam sekian, posisi sekian ada yang beropersai. Jadi mereka itu tetap dapat informasi," ujar Julian di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Senin (2/5/2016).
Dia mengatakan, selama penyanderaan mereka mendapat pengawalan ketat. Bahkan, mendapat perhatian penuh karena kelompok Abu Sayyaf tidak ingin ada sandera yang meninggal. (Baca: Cerita Korban Kronologi Menegangkan Penyanderaan oleh Abu Sayyaf)
"Masalah keamanan kita sangat dijaga oleh mereka. Mungkin mereka berpikir kalau ada satu sanderanya mati, mereka enggak akan dapat uangnya," jelasnya.
Salah satu korban penyanderaan, Chief Officer Julian Philip mengungkapkan, selama perjalanan bersama kelompok Abu Sayyaf perahu yang ditumpanginya selalu menghindar jika bertemu perahu atau kapal lain.
"Kita itu dalam dua hari dipindahkan lagi, empat hari pindah lagi karena mereka ada informasi dari informer mereka bahwa di sini, jam sekian, posisi sekian ada yang beropersai. Jadi mereka itu tetap dapat informasi," ujar Julian di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Senin (2/5/2016).
Dia mengatakan, selama penyanderaan mereka mendapat pengawalan ketat. Bahkan, mendapat perhatian penuh karena kelompok Abu Sayyaf tidak ingin ada sandera yang meninggal. (Baca: Cerita Korban Kronologi Menegangkan Penyanderaan oleh Abu Sayyaf)
"Masalah keamanan kita sangat dijaga oleh mereka. Mungkin mereka berpikir kalau ada satu sanderanya mati, mereka enggak akan dapat uangnya," jelasnya.
(kur)