Ini Aksi Pasukan Elite TNI dalam Latihan PPRC di Tarakan
A
A
A
JAKARTA - Personel Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI menggelar latihan di kawasan Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu 3 April 2016. Apa saja meteri latihan PPRC tersebut?
Pangkostrad selaku Panglima Komando Operasi Letjen TNI Edy Rahmayadi mengatakan, latihan PPRC TNI yang dilaksanakan kali ini merupakan tanda keseriusan TNI dalam mengamankan wilayah NKRI dari gangguan yang terdeteksi maupun tidak.
Edy melanjutkan, latihan ini juga untuk memberikan pemanasan kepada prajurit di sektor Kalimantan Utara dalam rangka uji coba Rencana Operasi Pangdam VI/Mulawarman.
“PPRC TNI memiliki tujuh kemampuan spesialis dalam melakukan operasi pembebasan sandera diberbagai kondisi medan. Seperti pembajakan di pesawat, kapal laut, kereta api, gedung, bus, hutan dan obyek vital kilang minyak,” ujar Edy melalui keterangan pers yang diterima Sindonews, Senin (4/4/2016).
Latihan PPRC TNI kali ini melibatkan 500 prajurit TNI. Dalam simulasi, mereka melaksanakan operasi pembebasan sandera di atas kapal laut dan di darat dari tangan para perompak.
Demo pembebasan sandera di laut dimulai dengan manuver penyerbuan dua Unit Sea Rider pada sebuah kapal yang dibajak oleh perompak. Aksi itu disusul fast rope pasukan elite TNI dari sebuah helikopter untuk membantu penyerbuan.
Sementara, pembebasan sandera di darat dimulai dengan penerjunan pasukan free fall yang terdiri dari lima satuan elite TNI. Penerjunan dilakukan menggunakan pesawat CN-295 menuju sasaran untuk melakukan pengamanan daerah operasi.
Setelah pasukan free fall menguasai wilayah, selanjutnya diturunkan pasukan khusus gabungan TNI dengan metode mobile udara untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera yang berada di darat.
"Terlihat dengan jelas dalam demo tersebut bagaimana ketangkasan dan kecepatan TNI dalam melaksanakan suatu operasi pembebasan sandera yang diakhiri dengan penghancuran instalasi markas musuh," ucap Edy.
Dalam latihan pembebasan sandera ini, TNI mengerahkan beberapa alutsista TNI, di antaranya lima Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Di antaranya, Surabaya-591, KRI Ajak-653, KRI Ahmad Yani-351, KRI Mandau-621, KRI Badau-841. Tiga unit helikopter dan satu pesawat CN-295 juga dilibatkan dalam latihan ini.
Sementara itu, lima pasukan elite TNI yang dilibatkan adalah Unit Gultor dari Kopassus, Unit Ton Taipur dari Kostrad, Kopaska dari TNI AL, Denjaka dari Marinir dan Den Bravo dari Paskhas TNI AU.
Turut hadir dalam latihan tersebut, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Pangdiv I Mayjen TNI Sudirman, Danlantamal XIII Tarakan Laksma TNI Wahyudi H Dwiyono, Danguspurlatim Laksma TNI I.N.G Ariawan, Wakakor Brimob Brigjen Pol Anang, Danlanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman, dan beberapa pejabat TNI dari tiga matra.
Pangkostrad selaku Panglima Komando Operasi Letjen TNI Edy Rahmayadi mengatakan, latihan PPRC TNI yang dilaksanakan kali ini merupakan tanda keseriusan TNI dalam mengamankan wilayah NKRI dari gangguan yang terdeteksi maupun tidak.
Edy melanjutkan, latihan ini juga untuk memberikan pemanasan kepada prajurit di sektor Kalimantan Utara dalam rangka uji coba Rencana Operasi Pangdam VI/Mulawarman.
“PPRC TNI memiliki tujuh kemampuan spesialis dalam melakukan operasi pembebasan sandera diberbagai kondisi medan. Seperti pembajakan di pesawat, kapal laut, kereta api, gedung, bus, hutan dan obyek vital kilang minyak,” ujar Edy melalui keterangan pers yang diterima Sindonews, Senin (4/4/2016).
Latihan PPRC TNI kali ini melibatkan 500 prajurit TNI. Dalam simulasi, mereka melaksanakan operasi pembebasan sandera di atas kapal laut dan di darat dari tangan para perompak.
Demo pembebasan sandera di laut dimulai dengan manuver penyerbuan dua Unit Sea Rider pada sebuah kapal yang dibajak oleh perompak. Aksi itu disusul fast rope pasukan elite TNI dari sebuah helikopter untuk membantu penyerbuan.
Sementara, pembebasan sandera di darat dimulai dengan penerjunan pasukan free fall yang terdiri dari lima satuan elite TNI. Penerjunan dilakukan menggunakan pesawat CN-295 menuju sasaran untuk melakukan pengamanan daerah operasi.
Setelah pasukan free fall menguasai wilayah, selanjutnya diturunkan pasukan khusus gabungan TNI dengan metode mobile udara untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera yang berada di darat.
"Terlihat dengan jelas dalam demo tersebut bagaimana ketangkasan dan kecepatan TNI dalam melaksanakan suatu operasi pembebasan sandera yang diakhiri dengan penghancuran instalasi markas musuh," ucap Edy.
Dalam latihan pembebasan sandera ini, TNI mengerahkan beberapa alutsista TNI, di antaranya lima Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Di antaranya, Surabaya-591, KRI Ajak-653, KRI Ahmad Yani-351, KRI Mandau-621, KRI Badau-841. Tiga unit helikopter dan satu pesawat CN-295 juga dilibatkan dalam latihan ini.
Sementara itu, lima pasukan elite TNI yang dilibatkan adalah Unit Gultor dari Kopassus, Unit Ton Taipur dari Kostrad, Kopaska dari TNI AL, Denjaka dari Marinir dan Den Bravo dari Paskhas TNI AU.
Turut hadir dalam latihan tersebut, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Pangdiv I Mayjen TNI Sudirman, Danlantamal XIII Tarakan Laksma TNI Wahyudi H Dwiyono, Danguspurlatim Laksma TNI I.N.G Ariawan, Wakakor Brimob Brigjen Pol Anang, Danlanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman, dan beberapa pejabat TNI dari tiga matra.
(kri)