Tito Ungkap ISIS Gabungan Dua Kelompok

Kamis, 31 Maret 2016 - 16:25 WIB
Tito Ungkap ISIS Gabungan...
Tito Ungkap ISIS Gabungan Dua Kelompok
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian mendapat kesempatan untuk memaparkan persoalan terorisme yang berkembangan belakangan ini. Pemaparan disampaikan dalam kesempatan acara diskusi mengenai pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS di Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jawa Tengah di Solo.

Dalam pemaparannya, Tito manyampaikan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah gabungan dua kelompok utama, yaitu kelompok tauhid wal jihad di Irak yang didirikan Abu Muhammad Magdisi, dilanjutkan Abu Mussaf Jarkawi, kemudian mengenalkan doktrin baru doktrin takfiri dan dilanjutkan muridnya, pendiri ISIS Abubakar Al Baghdadi.

“Mereka memiliki teritorial sehingga punya sistem dan network. Sekarang mereka memiliki daerah untuk menerapkan dan membangun network itu seakan ISIS itu adalah Daulah Islamiyah yang ditunggu-tunggu sehingga semua berangkat ke sana,” ujar Tito dalam bentuk siaran persnya yang diterima Sindonews, Kamis (31/3/2016).

Dia mengakui keberadaan ISIS ini membuat BNPT harus bekerja keras untuk membendung masuknya paham mereka ke Indonesia. Apalagi, mereka telah menggunakan jaringan untuk melancarkan aksi dan merusak ideologi bangsa.

Menurutnya, keberadaan internet membuat ideologi mereka semakin keras dan memunculkan adanya radikal tanpa guru serta fenomena berani melakukan serangan sendirian, seperti seekor serigala.

“Itulah yang menjadi dasar BNPT dalam menjalankan pencegahan di Indonesia, termasuk menggandeng imam masjid dan dai muda untuk memenangkan perang ideologi dan agama. Harapannya melalui imam masjid dan dai, para penganut paham radikal terorisme bisa melunak dan kembali ke ajaran Islam yang rahmatan lil alamin,” ucapnya.

Pendapat yang sama disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi. Dia menilai, pencegahan terorisme tidak cukup dilakukan BNPT, Polri, atau TNI saja. Namun, perlu melibatkan orang yang memiliki ideologi lebih tinggi seperti ulama, imam masjid, dan dai.

Dia menambahkan, fungsi ulama sangat penting untuk meluruskan ideologi takfiri yang merupakan embrio perpecahan umat Islam. Lanjutnya, fungsi ulama juga menyadarkan umat Islam yang teracuni paham radikal.

“Lihat di Suriah, di sana ada Rusia, Amerika, China, Turki, Arab Saudi, Prancis, dan lain-lain. Apa mau kita seperti itu? Marilah kita bersatu dan bersinergi mencegah ISIS demi keutuhan NKRI,” imbuh Hasyim.

Baca: Strategi Kepala BNPT Tito Karnavian Tangani Terorisme.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)