Pemerintah Ditantang Bisa Produksi Mesin Kapal dalam Negeri
A
A
A
PEKALONGAN - Menristek Muhammad Nasir ditantang Direktur PT Barokah Marine Agus Triharsito untuk memroduksi mesin kapal sendiri. Hal itu terkuak saat Menristek melakukan kunjungan ke galangan kapal yang terdapat di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu 19 Maret 2016.
Direktur Utama (Dirut) PT Barokah Marine, Agus Triharsito mengatakan, saat ini kapal buatannya itu sekitar 90 persen menggunakan bahan dari dalam negeri. Hanya saja mesin kapal tersebut masih didatangkan dari negeri tirai bambu, yakni Cina.
"Sehingga, di sini tantang pak Menteri (Menristek) untuk bisa membuat mesin kapal buatan Indonesia sendiri. Sehingga kapal-kapal produksi PT Barokah Marine, terutama kapal peralon ini, 100 persen menggunakan bahan baku Indonesia," kata Agus.
Menurut Agus, sumber daya manusia Indonesia sudah mampu untuk membuat mesin sendiri. Sehingga kedepan Indonesia bisa bersaing engan negara lain.
"Saya siap menunggu mesin kapal buatan negeri sendiri untuk kapal peralon saya, kalau pemerintah serius. Harus dimulai sekarang. Saya tunggu pak menteri dan teman-teman dari teknik Undip. Kami siap gunakan produk lokal," ujarnya.
Terkait sertifikasi kapal peralon tersebut, pihaknya mengaku saat ini prosesnya sudah berjalan. Tak hanya itu, hak paten kapal peralon tersebut juga dalam sudah dalam proses.
"Untuk sertifikasi itu dan saat ini sudah berjalan. Hak paten juga dalam proses. Kami juga sudah ke KKP Propinsi Jateng terkait perijinan," tambahnya.
Saat ini, kapal peralon produknya tersebut sudah dipesan oleh sejumlah pihak. Bahkan pemesan tak hanya berasal dari Pekalongan saja.
"Yang pesan yakni Bupati Pekalongan terpillih, orang Singkawang, Medan, Jakarta dan Banten. Rencana akan kami luncurkan April nanti. Kedepan akan kami perbaiki untuk desainnya," paparnya.
Sementara Menristek M Nasir mengapresiasi kreatifitas PT Barokah Marine tersebut. Sebab, kapal peralon tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.
"Kapal ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding kapal kayu konvensional. Proses pembuatannya yang lebih cepat, murah dan irit konsumsi bahan bakarnya, dibanding dengan kapal kayu konvensional. Sebab menggunakan bahan baku pembuatannya dari pabrikan," katanya.
Pihaknya meminta PT Barokah Marine melakukan sertifikasi terhadap kapal tersebut. Sehingga, selain bisa dipasarkan ke dalam negeri, juga bisa dipasarkan ke luar negeri.
"Meskipun background pak Agus perkapalan, namun tetap harus melakukan sertifikasi. Sebab penting. Nanti akan kami bantu dengan koordinasikan dengan BPPT yang biasanya melakukan sertifikasi kapal di Indonesia," ujarnya.
Pihaknya berharap kreatifitas antara PT Barokah Marine dengan Undip lainnya bisa dimanfaatkan oleh masyrakat, termasuk pembuatan mesin kapal.
"Saya sudah minta Dekan Fakultas Teknik (Undip) untuk membuat mesin itu. Dia punya jurusan teknik mesin, jadi dia harus melakukan riset terhadap teknik mesin. Kedepan harus bisa hilirisasi riset-riset lainnya," harapnya.
Pihaknya mengaku juga akan mendorong lahan milik BUMN yang tidak digunakan. Sehingga pemerintah bisa berkolaborasi dengan masyarakat untuk memanfaatkan lahan tersebut
"Ini ternyata lahan Perikanan Indonesia (Perindo), dimana berada dibawah BUMN. Jadi nanti akan saya komunikasikan agar bisa dimanfaatkan masyarakat, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya," akunya.
Direktur Utama (Dirut) PT Barokah Marine, Agus Triharsito mengatakan, saat ini kapal buatannya itu sekitar 90 persen menggunakan bahan dari dalam negeri. Hanya saja mesin kapal tersebut masih didatangkan dari negeri tirai bambu, yakni Cina.
"Sehingga, di sini tantang pak Menteri (Menristek) untuk bisa membuat mesin kapal buatan Indonesia sendiri. Sehingga kapal-kapal produksi PT Barokah Marine, terutama kapal peralon ini, 100 persen menggunakan bahan baku Indonesia," kata Agus.
Menurut Agus, sumber daya manusia Indonesia sudah mampu untuk membuat mesin sendiri. Sehingga kedepan Indonesia bisa bersaing engan negara lain.
"Saya siap menunggu mesin kapal buatan negeri sendiri untuk kapal peralon saya, kalau pemerintah serius. Harus dimulai sekarang. Saya tunggu pak menteri dan teman-teman dari teknik Undip. Kami siap gunakan produk lokal," ujarnya.
Terkait sertifikasi kapal peralon tersebut, pihaknya mengaku saat ini prosesnya sudah berjalan. Tak hanya itu, hak paten kapal peralon tersebut juga dalam sudah dalam proses.
"Untuk sertifikasi itu dan saat ini sudah berjalan. Hak paten juga dalam proses. Kami juga sudah ke KKP Propinsi Jateng terkait perijinan," tambahnya.
Saat ini, kapal peralon produknya tersebut sudah dipesan oleh sejumlah pihak. Bahkan pemesan tak hanya berasal dari Pekalongan saja.
"Yang pesan yakni Bupati Pekalongan terpillih, orang Singkawang, Medan, Jakarta dan Banten. Rencana akan kami luncurkan April nanti. Kedepan akan kami perbaiki untuk desainnya," paparnya.
Sementara Menristek M Nasir mengapresiasi kreatifitas PT Barokah Marine tersebut. Sebab, kapal peralon tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.
"Kapal ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding kapal kayu konvensional. Proses pembuatannya yang lebih cepat, murah dan irit konsumsi bahan bakarnya, dibanding dengan kapal kayu konvensional. Sebab menggunakan bahan baku pembuatannya dari pabrikan," katanya.
Pihaknya meminta PT Barokah Marine melakukan sertifikasi terhadap kapal tersebut. Sehingga, selain bisa dipasarkan ke dalam negeri, juga bisa dipasarkan ke luar negeri.
"Meskipun background pak Agus perkapalan, namun tetap harus melakukan sertifikasi. Sebab penting. Nanti akan kami bantu dengan koordinasikan dengan BPPT yang biasanya melakukan sertifikasi kapal di Indonesia," ujarnya.
Pihaknya berharap kreatifitas antara PT Barokah Marine dengan Undip lainnya bisa dimanfaatkan oleh masyrakat, termasuk pembuatan mesin kapal.
"Saya sudah minta Dekan Fakultas Teknik (Undip) untuk membuat mesin itu. Dia punya jurusan teknik mesin, jadi dia harus melakukan riset terhadap teknik mesin. Kedepan harus bisa hilirisasi riset-riset lainnya," harapnya.
Pihaknya mengaku juga akan mendorong lahan milik BUMN yang tidak digunakan. Sehingga pemerintah bisa berkolaborasi dengan masyarakat untuk memanfaatkan lahan tersebut
"Ini ternyata lahan Perikanan Indonesia (Perindo), dimana berada dibawah BUMN. Jadi nanti akan saya komunikasikan agar bisa dimanfaatkan masyarakat, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya," akunya.
(maf)