Munas Golkar Dinilai Tradisi Politik Tingkat Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik IndoStrategi, Pangi Syarwi Chaniago menilai, sejumlah nama kandidat Ketua Umum Partai Golkar mempunyai peluang besar untuk menang di Munas Golkar.
Saat ini peluang terbesar berada di tangan Ade Komarudin yang menjabat Ketua DPR. Namun, sangat sulit diprediksi Ade atau akrab disapa Akom akan mulus menduduki Golkar satu.
Pangi memprediksi, calon lain yang masuk dalam deretan kuda hitam juga dianggap mempunyai peluang keluar menjadi pemenang.
"Terkang politik itu dinamis, prediksi atau ramalan politik presisinya belum tentu tepat, bisa meleset juga," ujar Pangi saat dihubungi Sindonews, Sabtu (12/3/2016).
Menurut Pangi, Golkar dianggap sebagai partai politik yang matang dan mapan secara politik. Sehingga, dalam momen-momen pergantian kepemimpinan Golkar semuanya masih bisa berubah.
Menurutnya, belum tentu calon yang awalnya diprediksi menang akan mulus memimpin Golkar satu. Ia menilai, calon akan berhadapan dengan kekuatan politik yang tidak diduga sebelumnya.
"Pemilihan ketua umum Golkar ini bukan tradisi politik agraris namun tradisi politik tingkat tinggi. Banyak faktor yang menentukan lolos jadi ketum Golkar. Tidak bisa hanya kita pakai instrumen populis dan banyak uang dipastikan jadi nahkoda kapal Golkar," pungkasnya.
Saat ini peluang terbesar berada di tangan Ade Komarudin yang menjabat Ketua DPR. Namun, sangat sulit diprediksi Ade atau akrab disapa Akom akan mulus menduduki Golkar satu.
Pangi memprediksi, calon lain yang masuk dalam deretan kuda hitam juga dianggap mempunyai peluang keluar menjadi pemenang.
"Terkang politik itu dinamis, prediksi atau ramalan politik presisinya belum tentu tepat, bisa meleset juga," ujar Pangi saat dihubungi Sindonews, Sabtu (12/3/2016).
Menurut Pangi, Golkar dianggap sebagai partai politik yang matang dan mapan secara politik. Sehingga, dalam momen-momen pergantian kepemimpinan Golkar semuanya masih bisa berubah.
Menurutnya, belum tentu calon yang awalnya diprediksi menang akan mulus memimpin Golkar satu. Ia menilai, calon akan berhadapan dengan kekuatan politik yang tidak diduga sebelumnya.
"Pemilihan ketua umum Golkar ini bukan tradisi politik agraris namun tradisi politik tingkat tinggi. Banyak faktor yang menentukan lolos jadi ketum Golkar. Tidak bisa hanya kita pakai instrumen populis dan banyak uang dipastikan jadi nahkoda kapal Golkar," pungkasnya.
(ysw)