Perebutan Kursi Ketum Golkar Jangan Didominasi Dua Calon
A
A
A
JAKARTA - Senior Golkar Indra Bambang Utoyo berpendapat kader-kader terbaik berhak mencalonkan diri menjadi ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada April mendatang.
Indra mengatakan hal itu menanggapi adanya prediksi yang menyebutkan perebutan kursi ketua umum (ketum) Golkar akan mengerucut menjadi dua orang, yakni Ade Komarudin dan Setya Novanto. (Baca juga: Bursa Caketum Golkar Diprediksi Akan Mengerucut Dua Nama)
"Saya harapkan bukan dua kader saja. Semua kader bisa maju dalam pencalonan. Semua calon hebat," kata Indra di sekitar Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2016). (Baca juga: Prihatin Perpecahan, Indra Bambang Utoyo Maju Caketum Golkar)
Indra berharap munas harus diselenggarakan dengan semangat rekonsiliasi dan ruh gotong royong. Menurut dia, apabila penyelenggara gagal menyelenggarakan munas dengan semangat tersebut maka Golkar akan ditinggalkan pemilihnya.
Dia mengatakan, hal tersebut terbukti dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015 lalu, Golkar terpuruk akibat konflik berkepanjangan ini. (Baca juga: Enam Figur Ini Akan Bersaing Rebut Kursi Ketum Golkar)
Terkait isu politik uang, Indra berharap praktik tersebut tidak ada dalam munas. Dia berharap ketua umum terpilih adalah sosok yang bersih serta dapat menyatukan faksi-faksi di partai berlambang pohon beringin.
"Harus merangkul semua, bersatu dan bersih. Saya tidak mau lihat ini," tegasnya.
PILIHAN:
Revisi UU KPK Bisa Dicabut jika Didukung Lebih Tiga Fraksi
Indra mengatakan hal itu menanggapi adanya prediksi yang menyebutkan perebutan kursi ketua umum (ketum) Golkar akan mengerucut menjadi dua orang, yakni Ade Komarudin dan Setya Novanto. (Baca juga: Bursa Caketum Golkar Diprediksi Akan Mengerucut Dua Nama)
"Saya harapkan bukan dua kader saja. Semua kader bisa maju dalam pencalonan. Semua calon hebat," kata Indra di sekitar Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2016). (Baca juga: Prihatin Perpecahan, Indra Bambang Utoyo Maju Caketum Golkar)
Indra berharap munas harus diselenggarakan dengan semangat rekonsiliasi dan ruh gotong royong. Menurut dia, apabila penyelenggara gagal menyelenggarakan munas dengan semangat tersebut maka Golkar akan ditinggalkan pemilihnya.
Dia mengatakan, hal tersebut terbukti dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015 lalu, Golkar terpuruk akibat konflik berkepanjangan ini. (Baca juga: Enam Figur Ini Akan Bersaing Rebut Kursi Ketum Golkar)
Terkait isu politik uang, Indra berharap praktik tersebut tidak ada dalam munas. Dia berharap ketua umum terpilih adalah sosok yang bersih serta dapat menyatukan faksi-faksi di partai berlambang pohon beringin.
"Harus merangkul semua, bersatu dan bersih. Saya tidak mau lihat ini," tegasnya.
PILIHAN:
Revisi UU KPK Bisa Dicabut jika Didukung Lebih Tiga Fraksi
(dam)