Sejumlah Rumah Sakit Diduga Terlibat Sindikat Penjual Ginjal
A
A
A
JAKARTA - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menegaskan adanya keterlibatan rumah sakit di Jakarta dengan sindikat perdangangan ginjal di wilayah Jawa Barat.
"Rumah sakit yang digunakan rumah sakit di Jakarta, baik swasta maupun negeri dan kita masih mendalami sejauh mana keterlibatan pihak rumah sakit. Yang pasti ini malpraktik karena dari sisi caranya tidak benar," tutur Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Umar Surya Fana di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Menurut Umar, seorang tersangka berinisial AG bertugas mencari korban yang ingin menjual ginjalnya. Kemudian, kata dia, AG mengantar korban kepada DD untuk melakukan pemeriksaan ginjal di sebuah laboratorium di Bandung. (Baca juga: Bareskrim Bongkar Sindikat Penjual Ginjal)
Setelah ginjal dinyatakan sehat, sambung dia, korban beserta HS dan penerima ginjal datang ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Berbekal hasil laboratorium, mereka menemui dokter ahli ginjal.
"Saat di rumah sakit, mereka melakukan CT Scan ginjal, pemeriksaan jantung, paru-paru dan psikiater. Setelah dinyatakan memenuhi syarat, baru ditentukan tim dokter untuk transplantasi," papar Umar.
PILIHAN:
Seskab: Revisi UU Terorisme Inisiatif Pemerintah
"Rumah sakit yang digunakan rumah sakit di Jakarta, baik swasta maupun negeri dan kita masih mendalami sejauh mana keterlibatan pihak rumah sakit. Yang pasti ini malpraktik karena dari sisi caranya tidak benar," tutur Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Umar Surya Fana di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Menurut Umar, seorang tersangka berinisial AG bertugas mencari korban yang ingin menjual ginjalnya. Kemudian, kata dia, AG mengantar korban kepada DD untuk melakukan pemeriksaan ginjal di sebuah laboratorium di Bandung. (Baca juga: Bareskrim Bongkar Sindikat Penjual Ginjal)
Setelah ginjal dinyatakan sehat, sambung dia, korban beserta HS dan penerima ginjal datang ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Berbekal hasil laboratorium, mereka menemui dokter ahli ginjal.
"Saat di rumah sakit, mereka melakukan CT Scan ginjal, pemeriksaan jantung, paru-paru dan psikiater. Setelah dinyatakan memenuhi syarat, baru ditentukan tim dokter untuk transplantasi," papar Umar.
PILIHAN:
Seskab: Revisi UU Terorisme Inisiatif Pemerintah
(dam)