PBNU: Indonesia Darurat Radikalisme dan Terorisme

Minggu, 17 Januari 2016 - 17:56 WIB
PBNU: Indonesia Darurat Radikalisme dan Terorisme
PBNU: Indonesia Darurat Radikalisme dan Terorisme
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menegaskan Indonesia saat ini dalam kondisi darurat radikalisme, terorisme dan narkoba.

Hal tersebut diungkapkan Said saat menggelar Apel Kebhinekaan Lintas Iman Bela Negara, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

"Kenapa perlu apel siang hari ini? Karena menurut pandangan saya negara kita sudah darurat narkoba, radikalisme, terorisme dan narkoba," ujar Said, Minggu (17/1/2015).

Said menjelaskan alasan Indonesia darurat radikalisme, terorisme dan narkoba.Menurut dia, hal tersebut karena pelaksanaan reformasi yang kebablasan sehingga aliran maupun ideologi dari luar mudah masuk ke Indonesia.

"Aliran dari Timur Tengah tidak cocok untuk Indonesia. Di Timur Tengah tidak ada ulama yang nasionalis, begitu juga seorang nasionalis bukan ulama. Sehingga ketika terjadi benturan sangat keras. Berbeda dengan Indonesia. KH Hasyim Asyhari alhamdulillah adalah seorang nasionalis dan ulama. Fatwanya soal membela tanah air adalah fardhu ain," ujarnya.

Said juga mengajak seluruh masyarakat untuk melawan setiap aksi teror yang dilancarkan oleh para pengikut Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah.

Oleh karena itu, kata dia, PBNU mendukung surat larangan mengenai hate speech (ujaran kebencian) yang dikeluarkan oleh Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

"Itu semua demi kemaslahatan negara harus kita dukung. Semua hal-hal yang bersifat provokasi di media sosial harus dilarang. Dari awal saya sudah katakan ISIS sangat berbahaya. Orang Indonesia yang bergabung ISIS sudah 800 orang tapi ada pejabat yang bilang cuma 200 orang oleh karena itu ISIS harus kita lawan," tuturnya.


PILIHAN:

Polri Kesulitan Jerat Anggota ISIS
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9225 seconds (0.1#10.140)