Ini Sepak Terjang Sosok yang Diduga Otak Bom Sarinah
A
A
A
JAKARTA - Nama Muhammad Bahrun Naim muncul pasca teror bom yang mengguncang Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Naim diduga menjadi otak di balik tragedi teror yang menewaskan tujuh orang.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan Naim pernah ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror pada 2011. (Baca juga: Serangan Teroris Sarinah Tewaskan Tujuh Orang, Satu Warga Kanada)
Saat itu dia ditangkap karena terlibat dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal. Dia divonis dua tahun enam bulan penjara atas kepemilikan senjata api ilegal dan bahan peledak.
"Naim pernah ditangkap 2011," tutur Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Tito, kemudian Naim berangkat ke Suriah dan bergabung dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Raqqa, Suriah yang merupakan pusat kekuatan ISIS.
Dia mengungkapkan, Naim memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin ISIS Asia Tenggara dengan membentuk Katibah Nusantara.
Katibah Nusantara dibentuk Naim agar dirinya diangkat menjadi salah satu pemimpin jaringan ISIS. "Dia ingin membentuk Katibah Nusantara yang meliputi Asia Tenggara sehingga dia ingin rancang serangan di indonesia, sehingga supaya dikatakan pemimpin," tandas Tito.
Dia mengungkapkan, Naim juga memiliki keterkaitan dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso Abu Wardah.
Santoso dikenal sebagai sosok yang terang-terangan mendukung gerakan ISIS. "Dia ingin jadi leader (pemimpin) Katibah Nusantara. Dia ada hubungan dengan kelompok ISIS yang lain. Itu kelompoknya Santoso," kata Tito
PILIHAN:
Kepala BIN Sebut Pengebom Sarinah Mantan Anggota ISIS
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan Naim pernah ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror pada 2011. (Baca juga: Serangan Teroris Sarinah Tewaskan Tujuh Orang, Satu Warga Kanada)
Saat itu dia ditangkap karena terlibat dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal. Dia divonis dua tahun enam bulan penjara atas kepemilikan senjata api ilegal dan bahan peledak.
"Naim pernah ditangkap 2011," tutur Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Tito, kemudian Naim berangkat ke Suriah dan bergabung dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Raqqa, Suriah yang merupakan pusat kekuatan ISIS.
Dia mengungkapkan, Naim memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin ISIS Asia Tenggara dengan membentuk Katibah Nusantara.
Katibah Nusantara dibentuk Naim agar dirinya diangkat menjadi salah satu pemimpin jaringan ISIS. "Dia ingin membentuk Katibah Nusantara yang meliputi Asia Tenggara sehingga dia ingin rancang serangan di indonesia, sehingga supaya dikatakan pemimpin," tandas Tito.
Dia mengungkapkan, Naim juga memiliki keterkaitan dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso Abu Wardah.
Santoso dikenal sebagai sosok yang terang-terangan mendukung gerakan ISIS. "Dia ingin jadi leader (pemimpin) Katibah Nusantara. Dia ada hubungan dengan kelompok ISIS yang lain. Itu kelompoknya Santoso," kata Tito
PILIHAN:
Kepala BIN Sebut Pengebom Sarinah Mantan Anggota ISIS
(dam)