Jokowi Tunjuk Nazir Fuad Jadi Kepala Badan Restorasi Gambut
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menunjuk mantan Direktur konservasi The World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Nazir Fuad sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG).
Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2016). "Saya meminta Nasir untuk memfasilitasi restorasi gambut di Riau, Jambi, Sumatera selatan, Kalimantan barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan tengah dan Papua," kata Jokowi didampingi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Nazir Fuad serta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Jokowi menilai Nazir Fuad memiliki kompetensi dan pengalaman di dalam melakukan restorasi hutan dan gambut, terutama kemampuan untuk mengkoordinasikan dengan kementerian lembaga dan jejaring lembaga Internasional.
"Saya menugaskan Badan Restorasi Gambut untuk segera membuat rencana aksi dan melaksanakannya. Dengan demikian kita bisa meyakinkan dunia Internasional serius, sangat serius untuk mengatasi kerusakan hutan dan lahan gambut," tuturnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan Badan Restorasi Gambut merupakan badan nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Siti menjelaskan, badan itu memiliki tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di Riau, Kalimantan Selatan, Kalimtan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Jambi dan Sumsel.
"Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka Badan Restorasi Gambut menjalankan fungsi-fungsi pelaksanaan kordinasi dan penguatan kebijakan pelaksanaan
Nazir Fuad mengaku sebelumnya berkiprah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dua tahun terakhir, dia bekerja di lembaga donor.
"Lembaga donor tidak langsung kerja tapi beri dana untuk NGO, bekerja, perguruan tinggi, kelompok masyarakat dan masyarakat adat," katanya.
Dia mengaku pernah bekerja di WWF Indonesia, memulai karir sebagai staf lapangan di hutan."Selama tiga tahun, kemudian lanjutkan tugas-tugas lain di WWF di bidang kebijakan dan masyarakat adat, bekerja dengan perusahaan dunia usaha," tuturnya.
Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi SP menyampaikan Badan Restorasi Gambut dibentuk karena sejumlah hutan mengalami kerusakan akibat kebakaran hutan dan gambut.
"Karena itu dirasa perlu untuk badan restorasi agar bisa dipulihkan. Karena luas yang akan dipulihkan kurang lebih 2 juta hektare dalam kurun waktu sekitar 5 tahun," ungkap Johan.
PILIHAN:
Rakornas Tegaskan PKS Setia di KMP
Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2016). "Saya meminta Nasir untuk memfasilitasi restorasi gambut di Riau, Jambi, Sumatera selatan, Kalimantan barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan tengah dan Papua," kata Jokowi didampingi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Nazir Fuad serta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Jokowi menilai Nazir Fuad memiliki kompetensi dan pengalaman di dalam melakukan restorasi hutan dan gambut, terutama kemampuan untuk mengkoordinasikan dengan kementerian lembaga dan jejaring lembaga Internasional.
"Saya menugaskan Badan Restorasi Gambut untuk segera membuat rencana aksi dan melaksanakannya. Dengan demikian kita bisa meyakinkan dunia Internasional serius, sangat serius untuk mengatasi kerusakan hutan dan lahan gambut," tuturnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan Badan Restorasi Gambut merupakan badan nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Siti menjelaskan, badan itu memiliki tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di Riau, Kalimantan Selatan, Kalimtan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Jambi dan Sumsel.
"Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka Badan Restorasi Gambut menjalankan fungsi-fungsi pelaksanaan kordinasi dan penguatan kebijakan pelaksanaan
Nazir Fuad mengaku sebelumnya berkiprah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dua tahun terakhir, dia bekerja di lembaga donor.
"Lembaga donor tidak langsung kerja tapi beri dana untuk NGO, bekerja, perguruan tinggi, kelompok masyarakat dan masyarakat adat," katanya.
Dia mengaku pernah bekerja di WWF Indonesia, memulai karir sebagai staf lapangan di hutan."Selama tiga tahun, kemudian lanjutkan tugas-tugas lain di WWF di bidang kebijakan dan masyarakat adat, bekerja dengan perusahaan dunia usaha," tuturnya.
Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi SP menyampaikan Badan Restorasi Gambut dibentuk karena sejumlah hutan mengalami kerusakan akibat kebakaran hutan dan gambut.
"Karena itu dirasa perlu untuk badan restorasi agar bisa dipulihkan. Karena luas yang akan dipulihkan kurang lebih 2 juta hektare dalam kurun waktu sekitar 5 tahun," ungkap Johan.
PILIHAN:
Rakornas Tegaskan PKS Setia di KMP
(dam)