Mahkamah Partai Golkar Didorong Bentuk DPP Transisi
A
A
A
JAKARTA - Generasi muda Partai Golkar bersama Dewan Pertimbangan Partai itu sepakat mendorong Mahkamah Partai segera membentuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) transisi. Pembentukan DPP transisi itu bertujuan untuk pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) awal 2016 ini.
Hal demikian merupakan kesepakatan dari pertemuan antara generasi muda Partai Golkar dengan Dewan Pertimbangan partai itu hasil Munas Riau di kediaman Akbar Tanjung.
"Kami merespons dan menyatakan satu pandangan dengan Pak Akbar Tanjung bahwa satu-satunya institusi yang masih hidup di Partai Golkar adalah mahkamah partai, dalam hal ini dipimpin oleh Prof Muladi," kata Juru bicara poros muda Partai Golkar, Andi Sinulingga di Kediaman Akbar Tanjung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.
Dikatakannya, pembentukan kepengurusan DPP transisi itu untuk mengisi kekosongan saat ini serta untuk melaksanakan munas segera. Selain itu, generasi muda Partai Golkar juga meminta mahkamah partai untuk memerpanjang kepengurusan DPP Munas Riau.
"Yang paling penting bagi generasi muda Partai Golkar adalah bagaimana cara munas itu bisa terselenggara, dan itu perlu dudukannya," tuturnya.
Generasi muda Partai Golkar bersama Dewan Pertimbangan partai juga sependapat bahwa Mahkamah Partai merupakan satu-satunya instrumen yang bisa menjadi pintu masuk penyelesaian konflik partai berlambang pohon beringin itu.
"Kami atas nama pengurus muda Partai Golkar merespons dan memberikan apresiasi yang tinggi sekali bahwa memang karena problem yang bisa menyelesaikan sengketa ini adalah dengan duduk bersama dan melakukan munas yang rekonsiliatif," ujarnya.
Generasi muda Partai Golkar juga mendorong para senior hasil Munas Bali maupun Jakarta bisa legowo untuk segera berunding.
"Bahwa konflik ini tidak mungkin terus menerus dilakukan, tidak produktif bagi teman-teman muda yang berhak untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan Partai Golkar, dan juga tidak memberikan pendidikan politik yang sehat buat kepentingan bangsa dan negara kita," tuturnya.
Mereka juga meminta Wantim Partai Golkar bisa terlibat aktif melakukan sejumlah langkah politis untuk menyelesaikan konflik partai itu.
Adapun generasi muda Partai Golkar yang hadir selain Andi Sinulingga, adalah Ketua DPP Golkar versi Munas Bali Ahmad Dolly Kurnia, Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Ace Hasan Syadzily, Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Melki Lakalena.
Sedangkan Dewan Pertimbangan Golkar versi Munas Riau yakni Akbar Tandjung, Mahadi Sinambela, Sri Rejeki dan Ibrahim Ambong.
Hal demikian merupakan kesepakatan dari pertemuan antara generasi muda Partai Golkar dengan Dewan Pertimbangan partai itu hasil Munas Riau di kediaman Akbar Tanjung.
"Kami merespons dan menyatakan satu pandangan dengan Pak Akbar Tanjung bahwa satu-satunya institusi yang masih hidup di Partai Golkar adalah mahkamah partai, dalam hal ini dipimpin oleh Prof Muladi," kata Juru bicara poros muda Partai Golkar, Andi Sinulingga di Kediaman Akbar Tanjung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.
Dikatakannya, pembentukan kepengurusan DPP transisi itu untuk mengisi kekosongan saat ini serta untuk melaksanakan munas segera. Selain itu, generasi muda Partai Golkar juga meminta mahkamah partai untuk memerpanjang kepengurusan DPP Munas Riau.
"Yang paling penting bagi generasi muda Partai Golkar adalah bagaimana cara munas itu bisa terselenggara, dan itu perlu dudukannya," tuturnya.
Generasi muda Partai Golkar bersama Dewan Pertimbangan partai juga sependapat bahwa Mahkamah Partai merupakan satu-satunya instrumen yang bisa menjadi pintu masuk penyelesaian konflik partai berlambang pohon beringin itu.
"Kami atas nama pengurus muda Partai Golkar merespons dan memberikan apresiasi yang tinggi sekali bahwa memang karena problem yang bisa menyelesaikan sengketa ini adalah dengan duduk bersama dan melakukan munas yang rekonsiliatif," ujarnya.
Generasi muda Partai Golkar juga mendorong para senior hasil Munas Bali maupun Jakarta bisa legowo untuk segera berunding.
"Bahwa konflik ini tidak mungkin terus menerus dilakukan, tidak produktif bagi teman-teman muda yang berhak untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan Partai Golkar, dan juga tidak memberikan pendidikan politik yang sehat buat kepentingan bangsa dan negara kita," tuturnya.
Mereka juga meminta Wantim Partai Golkar bisa terlibat aktif melakukan sejumlah langkah politis untuk menyelesaikan konflik partai itu.
Adapun generasi muda Partai Golkar yang hadir selain Andi Sinulingga, adalah Ketua DPP Golkar versi Munas Bali Ahmad Dolly Kurnia, Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Ace Hasan Syadzily, Ketua DPP Golkar versi Munas Ancol Melki Lakalena.
Sedangkan Dewan Pertimbangan Golkar versi Munas Riau yakni Akbar Tandjung, Mahadi Sinambela, Sri Rejeki dan Ibrahim Ambong.
(maf)