Kepala Bakamla Luncurkan Dua Kapal Patroli Karya Anak Bangsa

Sabtu, 21 November 2015 - 05:31 WIB
Kepala Bakamla Luncurkan Dua Kapal Patroli Karya Anak Bangsa
Kepala Bakamla Luncurkan Dua Kapal Patroli Karya Anak Bangsa
A A A
BATAM - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia Laksamana Madya TNI Desi Albert Mamahit meluncurkan dua kapal patroli Bakamla di Galangan Kapal Seilekop, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (20/11/2015) sore.

Dua kapal 48 meter itu yakni KN Belut Laut 4806 dan KN Ular Laut 4805. Mamahit mengatakan, dua kapal ini direncanakan beroperasi bulan Desember 2015 dan ditambah satu kapal lagi yang dibuat di Galangan Kapal Bangka Belitung. Ketiga kapal patroli ini akan diresmikan di Jakarta kemudian beroperasi di Batam, Manado, dan Ambon.

"Dua dibuat di Batam dan satu Bangka Belitung. Kapalnya relatif sama, satu kapal akan dioperasikan di Batam," kata Mamahit di PT Karimun Anugerah Sejati.

Dia menyampaikan kapal patroli ini punya keunggulan sebagai buatan produk dalam negeri. Memiliki faktor stabilitas kapal yang sangat baik, memiliki sarana deteksi canggih, tersambung dengan satelit, koneksi langsung ke markas di Jakarta. Kemudian akan dilengkapi senjata meriam 12,7 milimeter.

Dua kapal yang diluncurkan itu dengan panjang 48 m, lebar 7,8 m dan tinggi 4 m, kecepatan 24 knot, daya tampung minyak 60 ton dengan menggunakan mesin 1800 HPPX2.

"Yang jelas kapalnya buatan anak bangsa, itu merupakan keunggulan pertama," ujarnya.

Dia menuturkan, selain ukuran 48 meter, kapal patroli ukuran 110 meter sedang direncanakan dibuat tahun depan di PT Palindo Marine. Semua biaya pembuatan kapal ini merupakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Saat ini jumlah kapal Bakamla baru 22 unit. Untuk target kapal selama 45 tahun ke depan sebanyak 50 unit kapal. Dengan adanya kapal ini, dapat memperkuat kemaritiman.

Sementara negara tetangga Malaysia sudah memiliki sekitar 80 kapal patroli dengan laut yang lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia.

"Mudah-mudahan berkembang lagi, kebutuhan maritim. Satu unit sekitar Rp58 miliar dana APBN. Semua buatan dalam negeri. Pokoknya tiga kali lipat dari kapal Malaysia banyaknya," ujarnya.

Disinggung masalah sengketa Laut Cina Selatan yakni Pulau Natuna yang diklaim Cina. Mamahit menyampaikan situasi saat ini sudah tidak tegang lagi dibandingkan dua atau tiga bulan lalu. Untuk meningkatkan pengawasan, tahun depan Bakamla akan membangun pangkalan di Natuna.

"Tahun depan akan membangun pangkalan Bakamla di Natuna. Paling tidak memonitor situasi Natuna dan Laut Cina Selatan. Informasi terakhir pasang surut," ucapnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7437 seconds (0.1#10.140)