Serangan di Paris, Teror Model Baru Kelompok ISIS

Jum'at, 20 November 2015 - 16:43 WIB
Serangan di Paris, Teror Model Baru Kelompok ISIS
Serangan di Paris, Teror Model Baru Kelompok ISIS
A A A
JAKARTA - Teror yang terjadi di Paris, Prancis dan menewaskan ratusan orang beberapa waktu lalu merupakan pola aksi teror model baru yang dilakukan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Model itu bagian strategi melebarkan sayap kelompok ISIS. Indikasinya, sekarang kedudukan mereka di Suriah tengah dibombardir pasukan Rusia, sehingga kalau tidak ke luar misi mereka menyebarkan paham-paham ekstrim dan khilafah, sekaligus menebar teror menjadi terbatas.

Apalagi, secara geografis sekarang wilayah ISIS masih terbatas di Suriah dan Irak, bahkan dari sisi personel, mereka juga semakin habis.

"Dari situlah, mereka (ISIS) lantas membalas ke negara-negara yang ikut membombardir mereka melalui pengikut-pengikutnya di negara-negara tersebut. Memang secara jumlah, pengikutnya tidak terlalu banyak di setiap negara, tapi ancaman seperti teror Paris, bisa terjadi di negara lainnya," ujar juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)Irfan Idris, Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Teror model baru yang dilancarkan kelompok ISIS itu menjadi ancaman luar biasa. Strategi model baru ini bisa menyebabkan banyak teror dan ledakan bom di negara yang terdapat simpatisan ektrimis tersebut, termasuk Indonesia.

Maka itu, Indonesia diminta ikut aktif membantu BNPT dan lembaga terkait dalam penanggulangan terorisme. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan, dan memperketat keamanan di tempat keramaian.

Pengetatan pengawasan juga diperlukan secara massif di lembaga pendidikan, seperti kampus dan pondok pesantren notabene dihuni anak muda yang mudah dimasuki paha ekstrim.

Bahkan dia mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus membuat instruksi ke seluruh komponen bangsa mengenai antisipasi serangan ISIS ke Indonesia. Langkah ini penting dilakukan, karena Indonesia menjadi bagian negara penyebaran paham kelompok ISIS. Indikasinya adanya 364 WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah.

Apalagi, lanjut Irfan, ada pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian telah memantau keberadaan kantung-kantung ISIS di Indonesia.
"Meski dianggap rendah atau sedikit, tapi kalau ada di mana-mana, tentu itu akan sangat berbahaya," tukasnya.

Baca: Tak Ada Negara yang Imun Serangan Teroris.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9149 seconds (0.1#10.140)