KSAL China Dapat Penghargaan dari TNI
A
A
A
JAKARTA - Commander of the Chinnese PLA Navy (KSAL China) Admiral Wu Shengli menerima tanda kehormatan Bintang Jalasena Utama dari Pemerintah Republik Indonesia.
Penghargaan tersebut disematkan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam upacara militer di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis 12 November 2015.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman.
Pemberian bintang tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/TK/2014 sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam meningkatkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik antara kedua negara, terutama kemajuan Angkatan Laut.
Kadispenal Laksamana Pertama M Zainuddin membenarkan pemberian penghargaan tersebut. Menurut dia, ada dua alasan yang melatar belakangi pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Admiral Wu Shengli .
Selain karena tamu kehormatan, hubungan bilateral antara Indonesia-China selama ini cukup bagus. Terutama kerja sama militer keduanya negara tersebut. "Makanya diberi penghargaan karena hubungan kedua negara sangat bagus," ucapnya.
Disinggung apakah pemberian penghargaan tersebut ada kaitannya dengan ketegangan di Laut China Selatan (LCS), Zainudin menepis anggapan tersebut. "Tidak ada kaitannya dengan LCS. Ini semata-mata karena hubungan kedua negara sangat bagus. Ini memang sejak dulu direncanakan, cuma baru terealisasi sekarang," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentu sudah memiliki penilaian terkait Bintang Jalasena Utama tersebut. "Para pejabat kita pun sudah banyak yang mendapat bintang setingkat dari negara-negara sahabat. Tentu saja harapan kita pemberian bintang ini tidak dikaitkan dengan memanasnya LCS," ujarnya.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini berharap, kerja sama bilateral antara AL China dan TNI AL semakin baik untuk menjaga kedaulatan negara masing-masing. Mengenai ketegangan yang terjadi di LCS, Indonesia sebagai non-claimant states di LCS seharusnya bisa memainkan perannya sebagai 'bridge builders' di kawasan dan mendorong sentralitas ASEAN.
Seperti diketahui, hubungan sejumlah negara-negara Asean dengan China memanas menyusul klaim sepihak Negeri Tirai Bambu tersebut terhadap LCS. Beberapa waktu lalu, Kementerian Pertahanan China mengajak negara-negara di Asean untuk melakukan latihan bersama, namun ajakan itu ditanggapi dingin.
Bahkan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo secara tegas menolak ajakan tersebut dan meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas di lokasi yang masih bersengketa.
PILIHAN:
Bela Jokowi, Aktivis Lingkungan Salahkan SBY Soal Bencana Asap
Mobil Dinas Presiden Hasil Rampasan
Penghargaan tersebut disematkan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam upacara militer di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis 12 November 2015.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman.
Pemberian bintang tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/TK/2014 sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam meningkatkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik antara kedua negara, terutama kemajuan Angkatan Laut.
Kadispenal Laksamana Pertama M Zainuddin membenarkan pemberian penghargaan tersebut. Menurut dia, ada dua alasan yang melatar belakangi pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Admiral Wu Shengli .
Selain karena tamu kehormatan, hubungan bilateral antara Indonesia-China selama ini cukup bagus. Terutama kerja sama militer keduanya negara tersebut. "Makanya diberi penghargaan karena hubungan kedua negara sangat bagus," ucapnya.
Disinggung apakah pemberian penghargaan tersebut ada kaitannya dengan ketegangan di Laut China Selatan (LCS), Zainudin menepis anggapan tersebut. "Tidak ada kaitannya dengan LCS. Ini semata-mata karena hubungan kedua negara sangat bagus. Ini memang sejak dulu direncanakan, cuma baru terealisasi sekarang," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentu sudah memiliki penilaian terkait Bintang Jalasena Utama tersebut. "Para pejabat kita pun sudah banyak yang mendapat bintang setingkat dari negara-negara sahabat. Tentu saja harapan kita pemberian bintang ini tidak dikaitkan dengan memanasnya LCS," ujarnya.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini berharap, kerja sama bilateral antara AL China dan TNI AL semakin baik untuk menjaga kedaulatan negara masing-masing. Mengenai ketegangan yang terjadi di LCS, Indonesia sebagai non-claimant states di LCS seharusnya bisa memainkan perannya sebagai 'bridge builders' di kawasan dan mendorong sentralitas ASEAN.
Seperti diketahui, hubungan sejumlah negara-negara Asean dengan China memanas menyusul klaim sepihak Negeri Tirai Bambu tersebut terhadap LCS. Beberapa waktu lalu, Kementerian Pertahanan China mengajak negara-negara di Asean untuk melakukan latihan bersama, namun ajakan itu ditanggapi dingin.
Bahkan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo secara tegas menolak ajakan tersebut dan meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas di lokasi yang masih bersengketa.
PILIHAN:
Bela Jokowi, Aktivis Lingkungan Salahkan SBY Soal Bencana Asap
Mobil Dinas Presiden Hasil Rampasan
(kri)