Realisasi Janji Jokowi Jadikan Indonesia Poros Maritim Dunia Ditagih
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dinilai belum mampu menyajikan informasi yang valid sampai berapa persen realisasi dari program pencapaian visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Padahal, visi tersebut sudah dicanangkan Pemerintahan Jokowi-JK sejak setahun lalu.
Maka itu, Pelopor Maritim (Pormar) Indonesia mengusulkan tujuh paramater keberhasilan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Hingga saat ini implementasi di lapangan belum menunjukkan progres yang berarti," ujar Direktur Eksekutif Pormar, Siswanto MT, dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Rabu (11/11/2015).
Dia menyebutkan tujuh parameter itu pertama, tercapainya 70% gross domestic product (GDP) dari laut, sehingga menunjukkan budaya maritim telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia.
Kedua, kata dia, Indonesia menjadi eksportir hasil budidaya laut terbesar seluruh dunia. Ketiga, Indonesia berdaulat atas pangan dan energi dari laut, artinya tidak ada impor produk laut seperti garam dan sebagainya.
Lanjutnya, parameter keempat adalah, biaya logistik murah yang ditandai dengan tipisnya disparitas harga komoditas di setiap daerah. Kelima, wilayah laut yang nyaman dan aman dari pencurian ikan, sabotase, perampokan, pembajakan, subversi, penyelundupan, dan narkotika.
Dia menambahkan, parameter keenam, menegaskan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1, 2, 3 sebagai jalur pelayaran internasional yang lebih besar dari Terusan Suez, Terusan Panama, maupun Gibraltar, melalui diplomasi internasional.
Parameter terakhir adalah, secara nominal finansial, pemerintah dapat memperoleh pendapatan dari sektor maritim sebesar 171 miliar dolar USA atau setara dengan Rp2.376,9 triliun per tahun (1 dollar USA = Rp13.900).
"Meliputi subsektor perikanan, wilayah pesisir, bioteknologi, wisata bahari, minyak bumi dan mineral, energi, transportasi laut, dan industri maritim. Nilai ini melebihi RAPBN 2016 yang hanya sekitar Rp1.822,5 triliun," jelasnya.
Baca: Janji Jokowi Kepada Netizen Tidak Akan Marah Dikritik Sekasar Apapun.
Maka itu, Pelopor Maritim (Pormar) Indonesia mengusulkan tujuh paramater keberhasilan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Hingga saat ini implementasi di lapangan belum menunjukkan progres yang berarti," ujar Direktur Eksekutif Pormar, Siswanto MT, dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Rabu (11/11/2015).
Dia menyebutkan tujuh parameter itu pertama, tercapainya 70% gross domestic product (GDP) dari laut, sehingga menunjukkan budaya maritim telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia.
Kedua, kata dia, Indonesia menjadi eksportir hasil budidaya laut terbesar seluruh dunia. Ketiga, Indonesia berdaulat atas pangan dan energi dari laut, artinya tidak ada impor produk laut seperti garam dan sebagainya.
Lanjutnya, parameter keempat adalah, biaya logistik murah yang ditandai dengan tipisnya disparitas harga komoditas di setiap daerah. Kelima, wilayah laut yang nyaman dan aman dari pencurian ikan, sabotase, perampokan, pembajakan, subversi, penyelundupan, dan narkotika.
Dia menambahkan, parameter keenam, menegaskan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1, 2, 3 sebagai jalur pelayaran internasional yang lebih besar dari Terusan Suez, Terusan Panama, maupun Gibraltar, melalui diplomasi internasional.
Parameter terakhir adalah, secara nominal finansial, pemerintah dapat memperoleh pendapatan dari sektor maritim sebesar 171 miliar dolar USA atau setara dengan Rp2.376,9 triliun per tahun (1 dollar USA = Rp13.900).
"Meliputi subsektor perikanan, wilayah pesisir, bioteknologi, wisata bahari, minyak bumi dan mineral, energi, transportasi laut, dan industri maritim. Nilai ini melebihi RAPBN 2016 yang hanya sekitar Rp1.822,5 triliun," jelasnya.
Baca: Janji Jokowi Kepada Netizen Tidak Akan Marah Dikritik Sekasar Apapun.
(kur)