Semangat Sumpah Pemuda Relevan Tangkal Paham Kekerasan
A
A
A
JAKARTA - Ancaman paham kekerasan dan terorisme itu telah menjadi isu global yang harus disikapi serius. Apalagi sekarang kemajuan teknologi komunikasi melalui internet dengan media sosial (dunia maya).
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin mengatakan, keadaan ini semakin berbahaya, terutama menghadapi propaganda mereka yang menyasar generasi muda.
"Paham tersebut sangat bertentangan dengan kebhinekaaan Indonesia yang mengilhami persatuan bangsa. Saya rasa nilai-nilai Sumpah Pemuda itu sangat relevan untuk menangkal propaganda-propaganda negatif tersebut," ujar Lukman, Rabu (28/10/2015).
Menurutnya, karakter generasi muda yang idealis, militan, dan penuh semangat menjadi alasan utama kelompok kekerasan dan terorisme menggalang massa di kalangan anak muda.
Semangat muda itu, kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diambil dan dicekoki dengan pemahaman keagamaan yang eksklusif dan kaku. Lanjutnya, perkawinan antara semangat dan kekakuan beragama itu melahirkan ekstrimisme dan terorisme yang membahayakan.
“Islam harus dimaknai sebagai rahmat bagi semua alam, dengan pemahaman yang baik dan lurus, maka generasi muda jauh dari aksi terorisme dan radikalisme beragama,” ucapnya.
Maka itu dia berharap semangat Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa kembali ditegakkan dalam melawan propaganda kekerasan dan aksi terorisme yang ingin memecah belah NKRI.
"Semangat Sumpah Pemuda telah mengilhami berdirinya NKRI di masa penjajahan dulu. Sekarang, semangat itu harus lebih dikobarkan mengingat banyaknya permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa ini, terutama dari gangguan paham kekerasan dan aksi terorisme," imbuhnya.
Baca: Makna Sumpah Pemuda bagi Kejaksaan Agung.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin mengatakan, keadaan ini semakin berbahaya, terutama menghadapi propaganda mereka yang menyasar generasi muda.
"Paham tersebut sangat bertentangan dengan kebhinekaaan Indonesia yang mengilhami persatuan bangsa. Saya rasa nilai-nilai Sumpah Pemuda itu sangat relevan untuk menangkal propaganda-propaganda negatif tersebut," ujar Lukman, Rabu (28/10/2015).
Menurutnya, karakter generasi muda yang idealis, militan, dan penuh semangat menjadi alasan utama kelompok kekerasan dan terorisme menggalang massa di kalangan anak muda.
Semangat muda itu, kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diambil dan dicekoki dengan pemahaman keagamaan yang eksklusif dan kaku. Lanjutnya, perkawinan antara semangat dan kekakuan beragama itu melahirkan ekstrimisme dan terorisme yang membahayakan.
“Islam harus dimaknai sebagai rahmat bagi semua alam, dengan pemahaman yang baik dan lurus, maka generasi muda jauh dari aksi terorisme dan radikalisme beragama,” ucapnya.
Maka itu dia berharap semangat Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa kembali ditegakkan dalam melawan propaganda kekerasan dan aksi terorisme yang ingin memecah belah NKRI.
"Semangat Sumpah Pemuda telah mengilhami berdirinya NKRI di masa penjajahan dulu. Sekarang, semangat itu harus lebih dikobarkan mengingat banyaknya permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa ini, terutama dari gangguan paham kekerasan dan aksi terorisme," imbuhnya.
Baca: Makna Sumpah Pemuda bagi Kejaksaan Agung.
(kur)