Penanganan Asap Jadi Taruhan Citra Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Kepergian Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat di tengah persoalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan terus menuai kritik, meskipun jadwal kembali ke Tanah Air dipersingkat.
Pengamat politik Siti Zuhro mengatakan, penyelesaian masalah kabut asap sebagai tantangan Jokowi untuk membuktikan kepada para pemilihnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
"Pak Jokowi yang muncul sebagai presiden yang sangat fenomenal ini taruhan luar biasa bagi. Tentunya untuk memberikan semacam kepastian bahwa sebagai presiden, sebagai RI-1 memiliki kapasitas leadership-nya untuk mengeksekusi," katanya di kantor The Founding Fathers House (FFH), Cipete Utara, Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2015).
Dia menilai, semestinya sejak awal Jokowi bisa menunda sementara waktu keberangkatannya ke negeri yang dijuluki Paman Sam itu. "Lebih baik kemarin Pak Jokowi tidak ke Amerika, Amerika bisa ke berapa. Ibu pertiwi sedang sesak napas," ucapnya.
Menurutnya, di negara manapun apabila masyarakatnya merasa terancam, maka negara harus hadir. Termasuk Indonesia yang dilanda persoalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
"Pemerintah harus bertanggung jawab soal itu, dan harus memiliki empati terhadap kesulitan napas dari masyarakat di daerah-daerah terdampak itu tadi," terangnya.
Wanita yang akrab disapa Wiwieq ini menambahkan, masalah kabut asap di Indonesia tidak bisa lagi dianggap sepele, karena sudah berlangsung lama dan belum ada penyelesaian konkret.
Maka itu, pemerintah perlu mengambil tindakan cepat bagaimana menyelesaikan persoalan kabut asap agar tidak meluas ke daerah lainnya.
Baca: Jokowi ke Amerika, Korban Kabut Asap Butuh Kehadiran Negara.
Pengamat politik Siti Zuhro mengatakan, penyelesaian masalah kabut asap sebagai tantangan Jokowi untuk membuktikan kepada para pemilihnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
"Pak Jokowi yang muncul sebagai presiden yang sangat fenomenal ini taruhan luar biasa bagi. Tentunya untuk memberikan semacam kepastian bahwa sebagai presiden, sebagai RI-1 memiliki kapasitas leadership-nya untuk mengeksekusi," katanya di kantor The Founding Fathers House (FFH), Cipete Utara, Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2015).
Dia menilai, semestinya sejak awal Jokowi bisa menunda sementara waktu keberangkatannya ke negeri yang dijuluki Paman Sam itu. "Lebih baik kemarin Pak Jokowi tidak ke Amerika, Amerika bisa ke berapa. Ibu pertiwi sedang sesak napas," ucapnya.
Menurutnya, di negara manapun apabila masyarakatnya merasa terancam, maka negara harus hadir. Termasuk Indonesia yang dilanda persoalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
"Pemerintah harus bertanggung jawab soal itu, dan harus memiliki empati terhadap kesulitan napas dari masyarakat di daerah-daerah terdampak itu tadi," terangnya.
Wanita yang akrab disapa Wiwieq ini menambahkan, masalah kabut asap di Indonesia tidak bisa lagi dianggap sepele, karena sudah berlangsung lama dan belum ada penyelesaian konkret.
Maka itu, pemerintah perlu mengambil tindakan cepat bagaimana menyelesaikan persoalan kabut asap agar tidak meluas ke daerah lainnya.
Baca: Jokowi ke Amerika, Korban Kabut Asap Butuh Kehadiran Negara.
(kur)