Siswa SD Indonesia Berjaya di Word Creativity Festival
A
A
A
TANGERANG - Pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Pada World Creativity Festival di Korea Selatan, pelajar SD Indonesia mendominasi perolehan medali.
Direktur Pembinaan SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wowon Widaryat mengatakan WCF adalah gelaran lomba yang berat sebab mempertarungkan kolaborasi bakat sains dan seni pelajar SD.
Indonesia sudah beberapa kali mengikuti ajang ini. Namun baru tahun ini tim Indonesia yang dikirim meraih medali semua.
"Tahun ini semua anak yang kita kirim dapat medali. Tahun lalu kita hanya raih perunggu. Bahkan tahun ini kita meraih Grand Prize yang hanya diraih satu negara. Juri menilai penampilan dan kreativitas kita lebih unggul," kata Wowon saat menjemput tim pemenang di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (20/10).
Dia menjelaskan, tim WCF SD berhasil membawa satu grand prize medali emas, satu perak dan tiga perunggu.
Grand prize diraih oleh pasangan Salsa Bila dari SDN Lenteng Agung 11 Pagi Jakarta dan Erirezzha Arriefqi Hidayat dari SDN 2 Sidokumpul Jawa Timur.
Medali perak diraih oleh G Viola AT Tambunan dari SDK BPK Penabur Jakarta dan Fikri Rifai, siswa SDN 1 Randegan Jateng).
Sementara medali perunggu diraih Muhammad Iqbal Alviansyah, siswa SDN 1 Randegan Jateng dengan Muhammad Iqbal Ariq dari SDN Pedurungan Jateng).
Lalu Tasya Sehrin Azzahra, siswa SDIP Muhajirin Jateng. Sahda Rani Sulaiman dari SDN Kotakulon 1 Jatim juga meraih perunggu. Medali perunggu ketiga diperoleh Pendamping Tim Setiawan Witaradya.
Wowon mengatakan, WCF digelar di Daejeon pada 15-19 Oktober. Awalnya WCF adalah lomba tahunan siswa Korea yang diadakan sejak 1997.
Pada 2005, festival ini dibuka untuk siswa luar Korea. Tujuan utama lomba ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa sains dan teknologi.
Dala perlombaan ini, peserta mendemonstrasikan karyanya didepan juri internasional.
"Ada 120 tim yang ikut dari tujuh negara yakni Korea, Cina, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Saudi Arabia dan Indonesia," katanya.
Peraih medali emas, Eriezzha Arriefqi Hidayat menuturkan, dia dan Salsa menampilkan pertunjukan wayang modern. Eri bertindak sebagai dalang, pembuat robot dan perancang pertunjukan sementara salsa sebagai narator dan pidato.
Inti cerita dengan durasi delapan menit ini menokohkan Buto Ijo yang bertemu dengan robot masa depan disebuah gua.
Mereka saling menjelaskan kebudayaan dimasing-masing era mereka. "Penonton sangat terhibur dengan cerita kami. Mereka memuji karena ceritanya lucu dan menarik," ungkapnya.
Eri dijaring dari jalur khusus bidang IPA di International Mathematic and Science Olympiad (IMSO) 2015 dan Salsa adalah juara pertama pidato Bahasa indonesia di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2015.
Eri mengaku mendapat cerita itu dari imajinasi sendiri. Dia hanya berlatih selama 14 hari sejak dia dipertemukan Salsa oleh pihak Kemendikbud.
PILIHAN:
KPK Segel Ruang Kerja Dewie Yasin Limpo
Direktur Pembinaan SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wowon Widaryat mengatakan WCF adalah gelaran lomba yang berat sebab mempertarungkan kolaborasi bakat sains dan seni pelajar SD.
Indonesia sudah beberapa kali mengikuti ajang ini. Namun baru tahun ini tim Indonesia yang dikirim meraih medali semua.
"Tahun ini semua anak yang kita kirim dapat medali. Tahun lalu kita hanya raih perunggu. Bahkan tahun ini kita meraih Grand Prize yang hanya diraih satu negara. Juri menilai penampilan dan kreativitas kita lebih unggul," kata Wowon saat menjemput tim pemenang di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (20/10).
Dia menjelaskan, tim WCF SD berhasil membawa satu grand prize medali emas, satu perak dan tiga perunggu.
Grand prize diraih oleh pasangan Salsa Bila dari SDN Lenteng Agung 11 Pagi Jakarta dan Erirezzha Arriefqi Hidayat dari SDN 2 Sidokumpul Jawa Timur.
Medali perak diraih oleh G Viola AT Tambunan dari SDK BPK Penabur Jakarta dan Fikri Rifai, siswa SDN 1 Randegan Jateng).
Sementara medali perunggu diraih Muhammad Iqbal Alviansyah, siswa SDN 1 Randegan Jateng dengan Muhammad Iqbal Ariq dari SDN Pedurungan Jateng).
Lalu Tasya Sehrin Azzahra, siswa SDIP Muhajirin Jateng. Sahda Rani Sulaiman dari SDN Kotakulon 1 Jatim juga meraih perunggu. Medali perunggu ketiga diperoleh Pendamping Tim Setiawan Witaradya.
Wowon mengatakan, WCF digelar di Daejeon pada 15-19 Oktober. Awalnya WCF adalah lomba tahunan siswa Korea yang diadakan sejak 1997.
Pada 2005, festival ini dibuka untuk siswa luar Korea. Tujuan utama lomba ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa sains dan teknologi.
Dala perlombaan ini, peserta mendemonstrasikan karyanya didepan juri internasional.
"Ada 120 tim yang ikut dari tujuh negara yakni Korea, Cina, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Saudi Arabia dan Indonesia," katanya.
Peraih medali emas, Eriezzha Arriefqi Hidayat menuturkan, dia dan Salsa menampilkan pertunjukan wayang modern. Eri bertindak sebagai dalang, pembuat robot dan perancang pertunjukan sementara salsa sebagai narator dan pidato.
Inti cerita dengan durasi delapan menit ini menokohkan Buto Ijo yang bertemu dengan robot masa depan disebuah gua.
Mereka saling menjelaskan kebudayaan dimasing-masing era mereka. "Penonton sangat terhibur dengan cerita kami. Mereka memuji karena ceritanya lucu dan menarik," ungkapnya.
Eri dijaring dari jalur khusus bidang IPA di International Mathematic and Science Olympiad (IMSO) 2015 dan Salsa adalah juara pertama pidato Bahasa indonesia di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2015.
Eri mengaku mendapat cerita itu dari imajinasi sendiri. Dia hanya berlatih selama 14 hari sejak dia dipertemukan Salsa oleh pihak Kemendikbud.
PILIHAN:
KPK Segel Ruang Kerja Dewie Yasin Limpo
(dam)