Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer

Selasa, 13 Oktober 2015 - 06:15 WIB
Mengenal Para Pemimpin...
Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer
A A A
SECARA harfiah, kudeta berasal dari bahasa Perancis coup d'etat atau disingkat coup yang berarti menggulingkan legitimasi.

Kudeta kekuasaan telah terjadi di banyak negara. Hampir selalu pengambilalihan kekuasaan dilakukan melalui kekuatan militer. Kendati demikian, jarang kudeta berhasil dilakukan jika tidak didukung pihak sipil, apalagi jika di internal militer tersebut tidak solid.

Kudeta militer biasanya didahului proses yang matang, termasuk melakukan konsolidasi. Pasalnya, upaya kudeta bukan tanpa risiko karena yang dihadapi adalah rezim kekuasaan. Biasanya kudeta kekuasaan dipimpin oleh figur yang memiliki pengaruh kuat dan mampu mengendalikan militer.

Berikut sepak terjang beberapa para pemimpin kudeta militer:

Omar Hassan al-Bashir

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Omar Hassan merupakan pemimpin kudeta militer di Sudan. Kudeta tidak berdarah ini menggulingkan pemerintahan perdana menteri saat itu, Sadiq Al-Mahdi.
Omar adalah petinggi militer berpangkat letnan jenderal sekaligus pemimpin Partai Kongres Nasional (National Congress Party). Berhasil melakukan kudeta, mulai tahun 1989 Omar Hassan al-Bashir resmi memerintah di Sudan hingga menjadi presiden sejak tahun 1993.

Karir militernya dimulai dari Akademi Militer Mesir di Kairo, Akademi Militer Sudan di Khartoum, Kepala Divisi Terjun Payung Sudan tahun 1966, pasukan militer mesir pada perang Yom Kippur melawan Israel tahun 1973, Atase Militer Sudan di Uni Emirat Arab tahun 1975, dan Komandan Brigade Parasut Bersenjata tahun 1981.

Era pemerintahannya dikritik karena dinilai mengekang media, organisasi publik dan politik. Uni Eropa menuduh Sudan gagal menggelar dialog untuk mengakhiri konflik atau sekadar menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pemilu.

Tuduhan itu dibalas Omar Hassan al-Bashir melalui pidatonya. Dia mengatakan, dengan pemilu rakyat Sudan memberi dunia pelajaran etika dan integritas. Sudan tidak menerima pengawasan atau dikte dari negara lain. Sudan adalah negara bebas dan tidak menerima perintah negara lain. Pidatonya itu mendapat sambutan antusias dari rakyat Sudan.

Namun, kepemimpinannya diuji dengan persoalan pemberontakan di wilayah Darfur yang terjadi sejak tahun 2003, dan separatisme terpisah di Blue Nile serta Selatan Kordofan sejak berpisah dengan Sudan Selatan pada tahun 2011.

Omar Hassan al-Bashir akhirnya didakwa atas kejahatan perang oleh Mahkamah Pidana Internasional dengan tuduhan genosida dan kekejaman lainnya dalam memberantas pemberontak di Darfur. Dirinya membantah dengan tegas atas tuduhan tersebut.

Idi Amin Dada Oumee

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Siapa tak pernah dengar nama Idi Amin. Dia pemimpin kudeta militer di Uganda pada 25 Januari 1971 terhadap Presiden Milton Obote. Idi Amin bukan nama sebenarnya. Nama itu digunakan setelah menjadi mualaf tahun 1910. Sejak kecil dia sudah ditinggal oleh ayahnya, kemudian dia ikut dengan ibunya tinggal di kawasan penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh perkebunan gula.

Sebelum berkarir di militer, dia sempat mengenyam pendidikan di sekolah Islam di Bombo pada tahun 1941. Idi Amin kemudian melanjutkan hidupnya dengan bekerja serabutan.

Kemampuan akademis Idi Amin boleh dibilang pas-pasan, namun dalam olahraga dia cukup berprestasi. Kemampuannya dalam bertinju berhasil mendekatkan dirinya dengan perwira Inggris yang saat itu menguasai wilayah Afrika.

Karir militernya diawali sebagai tentara bagian dapur di King’s African Rifles (KAR), setelah direkrut oleh Inggris. Karir Idi Amin di militer terus menanjak. Tahun 1961, Amin diberi pangkat Letnan, pangkat hanya disandang oleh dua orang Uganda, mengingat perwira militer KAR masih didominasi tentara Inggris.

Idi Amin termasuk perwira yang disenangi Inggris, juga dikenal sebagai prajurit yang kejam. Dia pernah mendapat tugas untuk membereskan suku pencuri ternak, Turkana yang bersem­bunyi di negara tetangga, Kenya.

Pasukannya membantai sebuah desa yang ditempati suku Turkana tanpa pandang bulu. Aksi pembantaian itu diketahui militer Inggris dan terancam diberi sanksi keras. Namun, menjelang Uganda diberi kemerdekaan, Idi Amin selamat dari sanksi tersebut berkat pembelaan dari Milton Abote.

Setelah Uganda merdeka pada 1963, karir militer Idi Amin semakin melejit. Perdana Menteri Uganda, Milton Abote me­naikkan pangkat Idi Amin menjadi kolonel dan memberikan jabatan sebagai Deputi Komandan AD Berta AU Uganda.

Sukses memimpin kudeta dan berkuasa tahun 1979, Pemerintahan Idi Amin akhirnya ditumbangkan melalui kudeta militer yang dilancarkan tentara nasionalis Uganda didukung Tanzania. Idi Amin kemudian melarikan diri ke Libya dan mendapatkan suaka politik di Jeddah, Arab Saudi.

Prayuth Chan-ocha

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Prayuth Chan-ocha merupakan pemimpin kudeta militer di Thailand yang menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pada Mei 2014. Kudeta dilakukan berdasarkan alasan menghindari pertumpahan darah dan memulihkan stabilitas setelah terjadi krisis politik akibat kisruh antara pendukung Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan lawannya.

Berhasil dalam melancarkan kudeta, Prayuth Chan-ocha langsung mengumumkan militer mengambil alih penuh pemerintahan. Dia berjanji akan memulihkan ketertiban dan menerapkan reformasi politik.

Krisis politik Thailand berawal dari unjuk rasa di Ibu Kota Bangkok yang menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri. Pemerintahan Yingluck Shinawatra dianggap dikendalikan kakaknya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006. Sejak Oktober 2010, Prayuth Chan-ocha menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Thailand dan ketua dari Army United Football Club.

Sejak muda Prayuth Chan-ocha memang bercita-cita untuk berkarir di militer. Dia memulai pendidikan selama tiga tahun di Akademi Persiapan Sekolah Tentara Militer atau AFAPS angkatan 12, dan melanjutkan kuliah di Kampus Staf Jenderal dan Komando (GSSC) angkatan 63.

Kemudian dia mengikuti pendidikan di Kampus Pertahanan Nasional Thailand (NDC) 5020 dan mengambil gelar Sarjana Sains di Akademi Militer Kerajaan di Chulachomklao. Prayuth kemudian ditugaskan di Resimen Infantri 21 untuk menjaga Ratu.

Tahun 2009 karirnya di militer mulai terlihat ketika ditunjuk menjadi ajudan kehormatan Raja. Karirnya terus naik dengan diangkat menjadi Panglima Militer Thailand pada tahun 2010. Bahkan setelah berhasil melakukan kudeta militer, dia diangkat menjadi Perdana Menteri Thailand dengan restu dari Raja Bhumibol Adulyadej.

Kudeta militer di Thailand ini bukan yang pertama. Kudeta pertama terjadi pada 24 Juni 1932 ketika Revolusi Siam meletus, Thailand tercatat diterpa kudeta selama 11 kali, hingga yang teranyar tahun 2014 lalu.

Abdul Fatah Al-Sisi

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Kudeta Mesir 2013 dipicu kondisi politik saat itu. Permasalahan ekonomi, seperti kenaikan harga makanan pokok, listrik, dan bahan bakar minyak (BBM), walaupun tidak naik secara signifikan memicu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran.

Masyarakat merasa tidak puas terhadap kepemimpinan Presiden Muhammad Mursi. Namun, pers sangat berperan dalam memanas-manasi dan membakar kemarahan masyarakat yang memicu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak militer. Pada 3 Juli 2013 Menteri Pertahanan Abdul Fatah Al-Sisi mengumumkan berakhirnya kepemimpinan Presiden Muhammad Mursi. Kudeta militer tersebut ditentang kalangan Partai Ikhwanul Muslimin dengan membuat aksi demonstrasi tandingan. Namun protes mereka ditanggapi pihak militer dengan tindakan tegas dan menimbulkan korban jiwa tidak sedikit.

Abdul Fattah Al-Sisi sebelumnya seorang komandan militer Mesir yang merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, serta Menteri Pertahanan dari 12 Agustus 2012 sampai 26 Maret 2014. Posisi strategis di militer membuat Al-Sisi memiliki peran penting dalam menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dalam kudeta.

Al-Sisi kemudian diangkat sebagai Deputi Pertama Perdana Menteri, merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan. Pada 26 Maret 2014 dia mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden 2014. Al-Sisi berhasil menjadi presiden keenam Mesir. Pria kelahiran Kairo, Mesir 19 November 1954 ini menyalurkan karir politiknya melalui Partai Independen.

Selama berkarier di militer, Al-Sisi pernah bertugas di korps infanteri dan mendapatkan pengalaman tempur dari Marshal Tantawi dan anggota SCAF lainnya. Tugas ini merupakan pertama setelah dia lulus dari Akademi Militer Mesir pada tahun 1977.

Kariernya terus melejit dengan menempati berbagai posisi senior, termasuk komandan batalyon infanteri mekanik dan kepala informasi dan keamanan di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan. Dia juga pernah menjabat sebagai atase militer Mesir di Arab Saudi.

Karirnya berlanjut dengan menjabat sebagai Kepala Staf Militer dan menjadi Panglima Militer Wilayah Utara yang berkantor pusat di Alexandria. Yang cemerlang, Al-Sisi diangkat menjadi Direktur Intelijen Militer. Posisi era itu menjadikan dirinya sebagai perwira tinggi muda.

Al-Sisi termasuk sosok karismatik yang disukai publik dengan sosok tenang dan jauh dari tokoh militer yang kasar. Faktor itulah ikut mendorong dirinya terpilih sebagai Presiden Mesir.

Namun berkembang kabar dari media setempat, Al-Sisi memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam yang membesarkan Mohamed Morsi. Berkembang juga kabar, Al-Sisi memiliki hubungan kuat dengan para pejabat Amerika Serikat pada tingkat diplomatik dan militer.

Dia pernah belajar di Washington, menghadiri beberapa konferensi militer di sana, dan terlibat dalam kerja sama yang berkaitan dengan pelatihan perang dan operasi intelijen dalam beberapa tahun terakhir.

Andry Nirina Rajoelina

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Pria kelahiran 30 Mei 1974 ini berhasil menggulingkan rezim penguasa Presiden Madagaskar, Marc Ravalomanana pada tahun 2009 melalui kudeta militer. Rajoelina adalah pemimpin oposisi yang didukung kekuatan militer.

Rajoelina sempat berprofesi sebagai disc jockey (DJ) dan menggeluti bidang event organizer (EO) berbagai kegiatan lapangan dan konser. Dia juga pernah bergelut di bidang usaha periklanan dan percetakan digital.

Dia kemudian mencalonkan diri sebagai wali kota Antananarivo dan terpilih pada tanggal 12 Desember 2007 setelah menyingkirkan pesaingnya sebagai incumbent dan didukung Presiden saat itu Marc Ravalomanana.

Karier politiknya semakin menonjol berkat keberaniannya menghadapi kepemimpinan Ravalomanana dalam suatu rapat umum dengan mengumumkan secara sepihak dirinya adalah pemimpin Republik Malagasi. Dia kemudian dicopot oleh Ravalomanana dari posisinya sebagai wali kota.

Usai dicopot, dia menggerakkan gelombang demonstrasi mendesak Ravalomanana mundur dari jabatannya. Gerakan ini berhasil berkat dukungan dari kelompok militer. Ravalomanana pada 17 Maret 2009 akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada militer.

Namun, pihak militer menyerahkan kepada Rajoelina dan disahkan oleh Mahkamah Konstitusi Madagaskar pada 18 Maret 2009. Pada saat itu dia masih berusia 35 tahun menjadi presiden termuda di Madagaskar.

Sultan Qaboos bin Said Al Said

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Dia berhasil meraih kekuasaan melalui kudeta terhadap Sultan Oman, Sa'id bin Taimur pada tahun 1970. Sa'id bin Taimur adalah ayahnya sendiri yang meninggal dalam pengasingan di London. Kudeta yang dilakukan Qaboos berhasil berkat dukungan dari penasihat Inggris.

Usai kudeta, untuk mengatasi krisis di Dhofar dia memperluas dan memperkuat angkatan perangnya serta memberikan amnesti kepada semua tokoh pemberontak yang menyerah.

Awal berkuasa Sultan Qaboos mendirikan sebuah masjid sederhana di Muscat. Namun pada 1992, dia meminta dibuatkan rancangan untuk masjid terbesar di dunia.

Masjid tersebut dibuat berdasarkan seni dan arsitektur Islami yang terbaik, bukan hanya dari satu negara atau satu tradisi Islam saja. Sebagai ciri khas gaya pemerintahan Sultan Qaboos, masjid agung ini maupun 2.000 masjid lainnya dibangun dengan dana pribadi Sultan. Proses pembangunan masjid agung dilakukan tahun 1995 selama enam tahun empat bulan menghabiskan 300 ribu ton batu pasir merah dari India.

Masjid tersebut diresmikan oleh Sultan Qaboos pada tahun 2001 dan sempat mendapat rekor dunia sebagai masjid dengan karpet buatan tangan terbesar di dunia , kini menjadi rekor terbesar kedua dunia seiring diresmikannya Masjid Agung Sheikh Zayed di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab tahun 2007.

Michel Am-Nondokro Djotodia

Mengenal Para Pemimpin Kudeta Militer


Pemimpin koalisi pemberontak Seleka ini berhasil menggulingkan rezim Presiden Francois Bozize pada tahun 2013. Bertepatan dengan aksi kudeta militer, Presiden Republik Afrika Tengah Francois Bozize dikabarkan melarikan diri ke luar negeri.

Michel Am-Nondokro Djotodia adalah politikus sekaligus pemimpin militer Republik Afrika Tengah. Nama partai politiknya adalah Uni Pasukan Demokratik untuk Persatuan.

Dia telah memimpin banyak pertempuran koalisi pemberontak Seleka dalam menguasai ibu kota negara itu merebut kekuasaan dari Presiden Francois Bozize.

*Dihimpun dari berbagai sumber*
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0744 seconds (0.1#10.140)