Jamaah Haji Korban Tragedi Mina Dimakamkan
A
A
A
MEKKAH - Memasuki hari ke tujuh pascatragedi Jalan 204, Mina, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa terus bertambah. Tercatat ada 57 WNI yang meninggal, yakni 53 jamaah haji dan 4 mukimin atau warga negara Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.
Pemulasaraan jenazah di Mu’ashim, Mekkah, telah melakukan penguburan jenazah korban peristiwa Mina ini mulai Senin 28 September lalu. Jenazah yang dimakamkan terutama yang sudah diidentifikasi. Langkah ini diambil untuk menghindari penularan penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama.
Sementara itu, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal akibat tragedi Mina bertambah. “Kami telah mengidentifikasi lagi 11 jamaah haji Indonesia korban wafat pada peristiwa Mina. Sehingga totalnya menjadi 57 orang WNI yang meninggal,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat.
Sebelas jenazah yang terindentifikasi didominasi jamaah dari kelompok terbang (kloter) 61 Jakarta-Bekasi (JKS). Berikut identitas mereka:
1. Lilis Suryani Misbah Ijudin
2. Otong Bastaman Sutisnamiharja
3. Nana Hendiana Idi
4. Maemunah Dasa Sasmita
5. Atang Gumawang Dede Herlan
6. Karmah Padma Kertapraja
7. Tuti Kuswarti Daman
8. Iis Masriah Kastoni Mardo
Sementara jamaah haji Indonesia dari kloter lain, sebagai berikut:
1. Ida Murtika Porie kloter 14 Batam (BTH)
2. Suryati Sahran Ribut kloter 14 Batam
3. Nur Alam Iljas kloter 10 Ujungpandang (UPG)
Arsyad menambahkan, untuk jamaah yang dilaporkan belum kembali ke hotel pemondokan jumlahnya mencapai 89 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka dan harus dirawat oleh rumah sakit Arab Saudi (RSAS) jumlahnya 5 jamaah haji.
Adapun jumlah jamaah haji yang dilaporkan belum kembali, telah berkurang dari sebanyak 89 orang menjadi 78 orang. Rincian sebagai berikut:
1. Sebanyak 37 jamaah berasal dari kloter 61 Jakarta-Bekasi.
2. Sebanyak 12 jamaah dari kloter 48 Surabaya.
3. Sebanyak 9 jamaah dari kloter 9 Batam.
4. Sebanyak 6 jamaah dari kloter 62 Solo.
5. Sebanyak 4 jamaah dari kloter 10.
6. Sebanyak 4 jamaah dari kloter 28 Surabaya.
7. Sebanyak 2 jamaah dari kloter 21 Jakarta-Bekasi.
8. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 5 Balikpapan.
9. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 33 Jakarta-Pondok Gede
10. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 9 Lombok.
11. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 34 Surabaya.
Menurut Arsyad, pihaknya telah membentuk tiga tim identifikasi dan pencari jamaah yang hilang. Tim pertama, bertugas menghimpun data jamaah haji yang belum kembali ke kloternya sejak peristiwa Mina.
“Hari ini, secara intensif kami keliling ke beberapa kloter dan mendapatkan laporan baru dari beberapa kloter yang ada jamaahnya belum kembali sampai hari ini (kemarin),” terang Arsyad.
Sedangkan tim kedua melakukan penelusuran ke beberapa rumah sakit di Arab Saudi, seperti RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, RS Militer di Awali. Penelusuran juga dilakukan di rumah sakit di luar kota Makkah, di antaranya RS Garda Nasional di Jeddah dan RS Hada di Thaif. Tim ketiga melakukan identifikasi jenazah di penyimpanan jenazah di Majma' Ath-Thawari Bil Mu’aishim.
Identifikasi jenazah dilakukan dengan cara mengecek file-file yang berisi data pelengkap jamaah berupa gelang, tas, syal, DAPIH (Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji), kartu petunjuk bus, kartu petunjuk hotel, dan lainnya.
“Jika itu ditemukan, maka akan mempermudah identifikasi jenazah korban. Namun seadainya tidak ditemukan, identifikasi dilakukan dengan mengkonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu dan keluarga jenazah di kloter tersebut,” jelasnya.
Selain itu, PPHI menjalin komunikasi dengan divisi Disaster Victim Identification (DVI) Arab Saudi untuk mendapatkan data-data sidik jari jamaah haji Indonesia yang sudah diambil ketika tiba di Bandara Arab Saudi. Keputusan ini dilakukan karena terjadinya perubahan fisik, khususnya muka, jenazah setelah lima hari sejak peristiwa sehingga mempersulit proses identifikasi.
Arsyad berharap penggunaan sidik jari akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi. Arsyad menambahkan, beberapa kontainer jenazah telah dibuka, namun pihak pemerintah Arab Saudi belum merilis fotonya. Selain itu, 4 kontainer sudah di bawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu RS di Jeddah.
Pemulasaraan jenazah di Mu’ashim, Mekkah, telah melakukan penguburan jenazah korban peristiwa Mina ini mulai Senin 28 September lalu. Jenazah yang dimakamkan terutama yang sudah diidentifikasi. Langkah ini diambil untuk menghindari penularan penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama.
Sementara itu, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal akibat tragedi Mina bertambah. “Kami telah mengidentifikasi lagi 11 jamaah haji Indonesia korban wafat pada peristiwa Mina. Sehingga totalnya menjadi 57 orang WNI yang meninggal,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat.
Sebelas jenazah yang terindentifikasi didominasi jamaah dari kelompok terbang (kloter) 61 Jakarta-Bekasi (JKS). Berikut identitas mereka:
1. Lilis Suryani Misbah Ijudin
2. Otong Bastaman Sutisnamiharja
3. Nana Hendiana Idi
4. Maemunah Dasa Sasmita
5. Atang Gumawang Dede Herlan
6. Karmah Padma Kertapraja
7. Tuti Kuswarti Daman
8. Iis Masriah Kastoni Mardo
Sementara jamaah haji Indonesia dari kloter lain, sebagai berikut:
1. Ida Murtika Porie kloter 14 Batam (BTH)
2. Suryati Sahran Ribut kloter 14 Batam
3. Nur Alam Iljas kloter 10 Ujungpandang (UPG)
Arsyad menambahkan, untuk jamaah yang dilaporkan belum kembali ke hotel pemondokan jumlahnya mencapai 89 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka dan harus dirawat oleh rumah sakit Arab Saudi (RSAS) jumlahnya 5 jamaah haji.
Adapun jumlah jamaah haji yang dilaporkan belum kembali, telah berkurang dari sebanyak 89 orang menjadi 78 orang. Rincian sebagai berikut:
1. Sebanyak 37 jamaah berasal dari kloter 61 Jakarta-Bekasi.
2. Sebanyak 12 jamaah dari kloter 48 Surabaya.
3. Sebanyak 9 jamaah dari kloter 9 Batam.
4. Sebanyak 6 jamaah dari kloter 62 Solo.
5. Sebanyak 4 jamaah dari kloter 10.
6. Sebanyak 4 jamaah dari kloter 28 Surabaya.
7. Sebanyak 2 jamaah dari kloter 21 Jakarta-Bekasi.
8. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 5 Balikpapan.
9. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 33 Jakarta-Pondok Gede
10. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 9 Lombok.
11. Sebanyak 1 jamaah dari kloter 34 Surabaya.
Menurut Arsyad, pihaknya telah membentuk tiga tim identifikasi dan pencari jamaah yang hilang. Tim pertama, bertugas menghimpun data jamaah haji yang belum kembali ke kloternya sejak peristiwa Mina.
“Hari ini, secara intensif kami keliling ke beberapa kloter dan mendapatkan laporan baru dari beberapa kloter yang ada jamaahnya belum kembali sampai hari ini (kemarin),” terang Arsyad.
Sedangkan tim kedua melakukan penelusuran ke beberapa rumah sakit di Arab Saudi, seperti RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, RS Militer di Awali. Penelusuran juga dilakukan di rumah sakit di luar kota Makkah, di antaranya RS Garda Nasional di Jeddah dan RS Hada di Thaif. Tim ketiga melakukan identifikasi jenazah di penyimpanan jenazah di Majma' Ath-Thawari Bil Mu’aishim.
Identifikasi jenazah dilakukan dengan cara mengecek file-file yang berisi data pelengkap jamaah berupa gelang, tas, syal, DAPIH (Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji), kartu petunjuk bus, kartu petunjuk hotel, dan lainnya.
“Jika itu ditemukan, maka akan mempermudah identifikasi jenazah korban. Namun seadainya tidak ditemukan, identifikasi dilakukan dengan mengkonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu dan keluarga jenazah di kloter tersebut,” jelasnya.
Selain itu, PPHI menjalin komunikasi dengan divisi Disaster Victim Identification (DVI) Arab Saudi untuk mendapatkan data-data sidik jari jamaah haji Indonesia yang sudah diambil ketika tiba di Bandara Arab Saudi. Keputusan ini dilakukan karena terjadinya perubahan fisik, khususnya muka, jenazah setelah lima hari sejak peristiwa sehingga mempersulit proses identifikasi.
Arsyad berharap penggunaan sidik jari akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi. Arsyad menambahkan, beberapa kontainer jenazah telah dibuka, namun pihak pemerintah Arab Saudi belum merilis fotonya. Selain itu, 4 kontainer sudah di bawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu RS di Jeddah.
(hyk)