Melihat Hiruk Pikuk Pasar Kambing di Mekkah

Senin, 21 September 2015 - 00:06 WIB
Melihat Hiruk Pikuk Pasar Kambing di Mekkah
Melihat Hiruk Pikuk Pasar Kambing di Mekkah
A A A
PULUHAN laki-laki melambaikan tangan ketika melihat mobil pembawa jamaah haji berjalan pelan di depan Pasar Kambing Kakkiah, Mekkah, Minggu 20 September 2015 siang.

Mereka merupakan tukang sembelih kambing dam yang berusaha merayu jamaah untuk membeli kambing.

Hajjhajjhajj,” teriak beberapa laki-laki sambil mengetuk pintu mobil di depan Pasar Kakkiah.

Terik matahari yang begitu menyengat seolah tidak dirasakan oleh para jamaah yang sibuk memilih dan menawar harga kambing untuk dam atau denda.

Rombongan jamaah haji yang datang sekira pukul 10.30 waktu Arab Saudi (WAS) merasakan panas yang menyengat sampai terasa ke ubun-ubun.

Pasar yang jaraknya sekitar lima kilomter arah timur Masjidilharam ini sejak pagi sudah mulai ramai sejak pagi.

Biasanya, jamaah dari berbagai negara memang datang pagi-pagi secara berombongan untuk menghindari macet dan panas.

Seperti Zaenal Arifin, jamaah asal Lombok yang mengaku sengaja datang ke Pasar Kambing Kakkiah karena ingin membeli sendiri dan menyaksikan pemotongan kambing dam.

Kendati merasa repot dan harus mengeluarkan biaya transport sendiri, namun dia mengaku puas bisa memilih kambing dam untuk haji tamatuk yang dijalaninya.

Alhamudlillah, rasanya plong (lega). Saya beli empat kambing. Setelah saya tawar, setiap kambing harganya dapat 350 riyal. Sebelumnya yang jual kasih harga 400 riyal,” ujar Zaenal yang datang bersama tiga kerabatnya, Nur Asyiah, Inak Mutaqi, dan Inak Mulisah.

Untuk ongkos pemotongan, Arifin mengaku membayar 20 riyal tiap satu kambing. Pemotongan kambing dilakukan di sebuah bangunan besar yang masih satu kompleks di dalam Pasar Kakkiah.

Lokasinya cukup bersih. Setelah disembelih dan darahnya mengalir di Tanah Haram (Mekkah), kambing kemudian digantung dan dikuliti. Kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada warga.

Hal yang sama diungkapkan Sekanan, jamaah haji dari Kediri, Jawa Timur. Dia mengaku datang mewakili regunya untuk membeli kambing.

“Saya juga dipercaya untuk mewakiki jamaah yang lain menyaksikan penyembelihan,” ujarnya.

Sahrun yang datang bersama sekitar 10 petugas haji menuturkan beberapa kambing yang biasanya dijual di Pasar Kakkiah.

“Kalau yang cokelat itu dari Afrika, memang ukurannya kecil-kecil namun sudah memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi, yakni umurnya lebih dari satu tahun. Sedangkan yang putih itu domba atau gibas dari Australia, lebih gemuk dan mahal,” urainya.

Untuk harga kambing warna cokelat berkisar 325 riyal hingga 350 riyal. Sedangkan kambing warna putih bisa mencapai 400 riyal hingga 500 riyal. Biasanya, dua hari menjelang wukuf, harga kambing akan melonjak.

“Kalau tidak musim haji, kambing yang cokelat itu harganya sekira 250 riyal,” tuturnya.

Muhammad Iqbal, salah satu pedagang keturunan Pakistan mengaku sudah berdagang kambing sejak 20 tahun lalu.

Setiap musim haji, dia dan pedagang lainnya mendatangkan ribuan kambing dari luar negeri. “Kambing ini berasal dari Australia dan Sudan,” ujarnya.

Namun saat ditanya berapa keuntungannya selama selama berdagang kambing di musim haji, Iqbal menolak menjawabnya. “Itu rahasia,” ujarnya sambil tersenyum.


PILIHAN:


PKS Desak Tunjangan Pejabat Dialihkan
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8258 seconds (0.1#10.140)
pixels