Kader Perindo Harus Menangkan Pemilu 2019

Sabtu, 19 September 2015 - 23:09 WIB
Kader Perindo Harus Menangkan Pemilu 2019
Kader Perindo Harus Menangkan Pemilu 2019
A A A
JAKARTA - Tak ada sukses yang diraih tanpa proses. Hal itu yang ditekankan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memimpin Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) DPW DKI Jakarta.

“Menang Pemilu butuh proses, tidak mungkin diam saja bisa menang. Ya kita harus ikuti prosesnya,” ujarnya di hadapan pengurus DPW, DPD dan DPC Partai Perindo se-DKI Jakarta, Sabtu (19/9/2015).

Proses yang dimaksud HT salah satunya membangun struktur yang mengakar. Bukan hanya sampai di tingkat kecamatan, tetapi hingga tingkat yang paling bawah yakni TPS. Dengan begitu, Partai Perindo bisa dikenal dan lebih maksimal dalam melayani masyarakat. “Karena syarat untuk dipilih, yang pertama adalah dikenal. Tanpa dikenal, mana mungkin dipilih,” katanya.

Memenangkan Pemilu 2019, lanjut HT, merupakan langkah untuk mengubah Indonesia menjadi negara maju. Karenanya, dia menginstruksikan kepada para kader agar berjuang secara militan untuk memenangkan Partai Perindo pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut. “Kita ada untuk berjuang. Berjuang untuk apa? Untuk Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.

Pria asal Jawa Timur itu memberikan contoh bagaimana dirinya sangat militan dalam menggapai cita-citanya di bidang pendidikan. Semasa kuliah di Kanada, setiap hari dia begadang demi menguasai materi yang diberikan dosen-dosennya. “Setiap hari saya belajar sampai jam 3 pagi. Jam 7 sudah kuliah lagi,” kenangnya. Hasilnya, HT lulus cum laude dan menjadi salah satu lulusan terbaik.

Ayah lima anak itu berharap, militansi yang dimilikinya juga dimiliki seluruh kader Partai Perindo. Dengan begitu, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sejahtera bisa saat ini.

“Saya ingin menggarisbawahi, kita ini punya tujuan yang jelas. Merdeka sudah lewat, tinggal mengentaskan kemiskinan. Berkembang dan berkembang dan maju. Kita ingin Indonesia maju, artinya masyarakat harus maju,” tutur HT.

Lantas dia mengungkapkan potret Indonesia saat ini. Menurutnya, selama 30 tahun terakhir pembangunan ekonomi tidak tepat sasaran. Pertumbuhan ekonomi hanya terfokus pada kalangan menengah atas, sehingga masyarakat menengah bawah ketinggalan.

Dari tahun ke tahun, rasio gini yang menggambarkan tingkat kesenjangan mengalami peningkatan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) rasio gini mencapai 4,13 persen atau merupakan yang tertinggi selama 20 tahun terakhir.

Padahal, kata HT, Indonesia tidak akan pernah maju kalau kesenjangan sosial masih lebar. Masyarakat bawah harus disejahterakan agar bisa ikut menggerakkan perekonomian, dengan begitu Indonesia bisa lebih cepat maju.

“Kebijakan harus memproteksi, memberikan perlakuan-perlakuan khusus kepada masyarakat kelas bawah. Supaya mereka juga bisa memperoleh bagian dari pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat lapisan bawah bisa tumbuh,” katanya. (Erika Octaviana)
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5509 seconds (0.1#10.140)