Jamaah Harus Bawa Logistik ke Arafah
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji disarankan membawa perbekalan makanan dan minuman saat bergerak ke Padang Arafah untuk mengikuti prosesi wukuf.
Bekal harus dibawa terutama bagi jamaah yang mendapat jatah pindah dari pemondokan di Mekkah menuju Arafah pada pagi dan siang hari. Menurut jadwal, pergerakan gelombang pertama dimulai pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Sedangkan, waktu tempuh dari pemondokan ke Padang Arafah dengan naik bus yang sudah disiapkan oleh Maktab berkisar 1 jam.
Sekitar pukul 09.00- 10.00 gelombang pertama diperkirakan sudah sampai di lokasi tenda Arafah. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Arafah Nurul Badruttamam menjelaskan, jamaah harus membawa bekal makanan dan minuman karena Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) baru memberikan jatah makan pada malam hari.
Jika tidak membawa bekal yang mencukupi, dikhawatirkan jamaah akan kesulitan untuk makan dan minum sejak pagi hingga malam. ”Karena kateringnya malam, maka jamaah minimal bawa roti dan air minum sendiri saat berangkat dari pemondokan,” ujarnya.
Dia menyarankan agar jamaah haji Indonesia yang berjumlah 155.200 orang mulai sekarang mencicil belanja aneka kebutuhan untuk bekal ke Arafah, seperti pulsa untuk komunikasi, makanan, minuman, dan buah-buahan. ”Jangan belinya mepet saat mau berangkat. Khawatirnya kehabisan, karena yang persiapan itu semua jamaah haji dari berbagai negara,” terangnya.
Mengenai kondisi cuaca, dia berharap saat puncak haji atau wukuf nanti cuacanya cerah. ”Semoga cuaca normal, tidak ada hujan,” tandasnya. Demi mengantisipasi jamaah sakit, PPIH sudah menyiapkan klinik kesehatan di bagian pojok Misi Haji. Jamaah yang kelelahan akan langsung ditangani oleh dokter dan paramedis yang sudah disiagakan. ”Memang ada usulan kliniknya ada di setiap maktab. Tapi, tahun ini belum terlaksana. Ini akan menjadi rekomendasi kita untuk musim haji tahun depan,” ucapnya.
Sementara, Kepala Tim Khusus (Katimsus) Arafah, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Jajang Hasan Basri menambahkan, ada beberapa hal yang harus disiapkan terkait dengan kondisi alam di Padang Arafah. Karena itu, akan dibuat surat edaran berupa imbauan kepada jamaah langkah yang harus dilakukan bilamana terjadi bencana alam.
”Misalnya saat terjadi hujan lebat, posisi tenda jamaah kita kan ada yang di dataran rendah dan rawan banjir. Karena itu, saat hujan deras jamaah diimbau jangan panik dan tetap tenang. Segera kemasi barang-barang jangan sampai ada yang tertinggal. Sehingga saat akan dievakuasi, semua sudah siap,” tandasnya.
Jamaah juga diminta menghindari genangan dan aliran air untuk mencegah korsleting karena jaringan listrik di Arafah ditanam di dalam tanah. Jajang menambahkan, untuk setiap maktab akan ada petugas yang mengawasi dan memantau kondisi jamaah. Nantinya, jamaah Indonesia akan menempati 52 maktab.
Sunu hastoro f
Bekal harus dibawa terutama bagi jamaah yang mendapat jatah pindah dari pemondokan di Mekkah menuju Arafah pada pagi dan siang hari. Menurut jadwal, pergerakan gelombang pertama dimulai pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Sedangkan, waktu tempuh dari pemondokan ke Padang Arafah dengan naik bus yang sudah disiapkan oleh Maktab berkisar 1 jam.
Sekitar pukul 09.00- 10.00 gelombang pertama diperkirakan sudah sampai di lokasi tenda Arafah. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Arafah Nurul Badruttamam menjelaskan, jamaah harus membawa bekal makanan dan minuman karena Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) baru memberikan jatah makan pada malam hari.
Jika tidak membawa bekal yang mencukupi, dikhawatirkan jamaah akan kesulitan untuk makan dan minum sejak pagi hingga malam. ”Karena kateringnya malam, maka jamaah minimal bawa roti dan air minum sendiri saat berangkat dari pemondokan,” ujarnya.
Dia menyarankan agar jamaah haji Indonesia yang berjumlah 155.200 orang mulai sekarang mencicil belanja aneka kebutuhan untuk bekal ke Arafah, seperti pulsa untuk komunikasi, makanan, minuman, dan buah-buahan. ”Jangan belinya mepet saat mau berangkat. Khawatirnya kehabisan, karena yang persiapan itu semua jamaah haji dari berbagai negara,” terangnya.
Mengenai kondisi cuaca, dia berharap saat puncak haji atau wukuf nanti cuacanya cerah. ”Semoga cuaca normal, tidak ada hujan,” tandasnya. Demi mengantisipasi jamaah sakit, PPIH sudah menyiapkan klinik kesehatan di bagian pojok Misi Haji. Jamaah yang kelelahan akan langsung ditangani oleh dokter dan paramedis yang sudah disiagakan. ”Memang ada usulan kliniknya ada di setiap maktab. Tapi, tahun ini belum terlaksana. Ini akan menjadi rekomendasi kita untuk musim haji tahun depan,” ucapnya.
Sementara, Kepala Tim Khusus (Katimsus) Arafah, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Jajang Hasan Basri menambahkan, ada beberapa hal yang harus disiapkan terkait dengan kondisi alam di Padang Arafah. Karena itu, akan dibuat surat edaran berupa imbauan kepada jamaah langkah yang harus dilakukan bilamana terjadi bencana alam.
”Misalnya saat terjadi hujan lebat, posisi tenda jamaah kita kan ada yang di dataran rendah dan rawan banjir. Karena itu, saat hujan deras jamaah diimbau jangan panik dan tetap tenang. Segera kemasi barang-barang jangan sampai ada yang tertinggal. Sehingga saat akan dievakuasi, semua sudah siap,” tandasnya.
Jamaah juga diminta menghindari genangan dan aliran air untuk mencegah korsleting karena jaringan listrik di Arafah ditanam di dalam tanah. Jajang menambahkan, untuk setiap maktab akan ada petugas yang mengawasi dan memantau kondisi jamaah. Nantinya, jamaah Indonesia akan menempati 52 maktab.
Sunu hastoro f
(ftr)