Ribuan Prajurit TNI Dikerahkan Atasi Asap
A
A
A
JAKARTA - Mabes TNI kembali mengirimkan ribuan prajuritnya untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah di Riau dan Sumatera Selatan yang kini meluas dan membahayakan masyarakat.
Kemarin Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberangkatkan 1.059 personel dari sejumlah kesatuan, yakni Kostrad TNI AD, Marinir TNI AL, dan Paskhas TNI AU. Mereka diberangkatkan dengan menggunakan 1 pesawat C-130 Hercules dan 3 pesawat CN 295.
Mereka nantinya akan bersama-sama dengan komponen lain, di antaranya Polri, Tagana, dan BNPB menangani bencana yang sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. ”Ini dilatarbelakangi kondisi di Riau yang sudah darurat pencemaran udara akibat asap. Presiden dari Qatar memerintahkan TNI berangkat ke Riau membantu pemadaman api,” ujar Panglima TNI saat melepas Satgas Penanggulangan Asap di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan, personel TNI bersama dengan komponen lain akan melakukan pemadaman lewat darat maupun udara—dalam hal iniwater bombing— yang dilakukan TNI AU. mereka juga akan melakukan pencegahan kebakaran dan melakukan penegakan hukum.
”Kita sangat concern dan fokus pada asap itu. Dan perintah Presiden juga sangat jelas, yaitu padamkan api, hilangkan asap segera,” ucapnya. Dia menuturkan, dalam upaya mengatasi musibah tersebut, BNPB menetapkan target yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan dan ancaman yang ada.
Di Riau misalnya, proses pemadaman ditetapkan selama 14 hari. Adapun di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Barat (Kalbar) ditetapkan selama 30 hari. ”Meski kemarau diprediksi sampai akhir November, untuk wilayah tersebut mulai memasuki penghujan. Karenanya diharapkan setelah 15 September ini, awan yang ada cukup untuk disemai sehingga bisa dilaksanakan hujan buatan,” paparnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho secara terpisah menjelaskan, personel TNI dan kekuatan lain diterjunkan secara bertahap. Sebelumnya pada Jumat (11/9) telah dikirim 1.059 personel TNI ke Sumsel untuk memadamkan api di Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin.
Rabu (16/9) ini 400 personel Brimob dari Jakarta rencananya akan dikirimkan ke Sumsel dan Jambi untuk membantu penegakan hukum. Sementara itu 100 personel Brimob dari Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) dikirim ke Kalimantan Tengah (Kalteng) dan 100 personel Brimob dari Polda Sumatera Utara (Sumut) digerakkan ke Riau.
Sutopo mengatakan total 2.909 personel TNI/Polri tersebut diperbantukan dalam Satgasops BNPB untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Pengerahan pasukan TNI/ Polri untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan merupakan yang kesekian kali.
Sebelumnya pada tahun 2013 BNPB menerjunkan 1.800 personel TNI dan Polri untuk mengatasi kebakaran di Riau, sedangkan pada 2014 sebanyak 2.725 personel TNI/Polri. Selain menerjunkan personel, sejauh ini BNPB telah mengerahkan 17 helikopter untuk melakukan water bombing . Sejumlah helikopter itu disebar di beberapa lokasi seperti di Riau 3 helikopter, Sumsel (4), Jambi (3), Kalbar (2), Kalteng (3), Kalsel (1), dan Kaltim (1).
Hujan buatan, menurut Sutopo, juga diperluas dengan menambah 1 pesawat CN-295 di Kalteng. Total ada 4 pesawat untuk operasi hujan buatan, yaitu di Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng.
Sementara itu, bersamaan dengan kian buruknya kebakaran lahan dan hutan serta asap yang ditimbulkannya, pemerintah melakukan sejumlah koordinasi. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kemarin memanggil Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk membahas persoalan tersebut.
Pratikno menuturkan, dalam koordinasi tersebut pihaknya telah melaporkan perkembangan kondisi terkini mengenai bencana asap di sejumlah daerah di Sumatera. Adapun Wapres JK berharap agar kondisi kabut asap yang melanda kawasan Sumatera dan Kalimantan dapat segera mereda. Dia mengaku kemarin menerima laporan dari Riau dan Jambi bahwa kondisinya sudah membaik. ”Sudah mulai turun hujan, mudahmudahan bisa lebih baik kondisinya,” katanya di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan kemarin juga memimpin rapat koordinasi mengenai penanganan asap yang berlangsung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rapat di antaranya melibatkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.
Namun dalam rapat tersebut dia kecewa karena Gubernur Kalsel Tarmizi Abdul Karim hanya diwakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. ”Nanti saya minta dia untuk telepon saya. Jangan main-main. Saya tidak mau ada yang main-main soal ini. Situasi lagi darurat, gubernurnya tidak hadir,” kata Luhut.
Dia juga kecewa dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika karena sang kepala berhalangan hadir dan hanya diwakili salah satu deputi.
sucipto/ant
Kemarin Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberangkatkan 1.059 personel dari sejumlah kesatuan, yakni Kostrad TNI AD, Marinir TNI AL, dan Paskhas TNI AU. Mereka diberangkatkan dengan menggunakan 1 pesawat C-130 Hercules dan 3 pesawat CN 295.
Mereka nantinya akan bersama-sama dengan komponen lain, di antaranya Polri, Tagana, dan BNPB menangani bencana yang sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. ”Ini dilatarbelakangi kondisi di Riau yang sudah darurat pencemaran udara akibat asap. Presiden dari Qatar memerintahkan TNI berangkat ke Riau membantu pemadaman api,” ujar Panglima TNI saat melepas Satgas Penanggulangan Asap di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan, personel TNI bersama dengan komponen lain akan melakukan pemadaman lewat darat maupun udara—dalam hal iniwater bombing— yang dilakukan TNI AU. mereka juga akan melakukan pencegahan kebakaran dan melakukan penegakan hukum.
”Kita sangat concern dan fokus pada asap itu. Dan perintah Presiden juga sangat jelas, yaitu padamkan api, hilangkan asap segera,” ucapnya. Dia menuturkan, dalam upaya mengatasi musibah tersebut, BNPB menetapkan target yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan dan ancaman yang ada.
Di Riau misalnya, proses pemadaman ditetapkan selama 14 hari. Adapun di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Barat (Kalbar) ditetapkan selama 30 hari. ”Meski kemarau diprediksi sampai akhir November, untuk wilayah tersebut mulai memasuki penghujan. Karenanya diharapkan setelah 15 September ini, awan yang ada cukup untuk disemai sehingga bisa dilaksanakan hujan buatan,” paparnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho secara terpisah menjelaskan, personel TNI dan kekuatan lain diterjunkan secara bertahap. Sebelumnya pada Jumat (11/9) telah dikirim 1.059 personel TNI ke Sumsel untuk memadamkan api di Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin.
Rabu (16/9) ini 400 personel Brimob dari Jakarta rencananya akan dikirimkan ke Sumsel dan Jambi untuk membantu penegakan hukum. Sementara itu 100 personel Brimob dari Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) dikirim ke Kalimantan Tengah (Kalteng) dan 100 personel Brimob dari Polda Sumatera Utara (Sumut) digerakkan ke Riau.
Sutopo mengatakan total 2.909 personel TNI/Polri tersebut diperbantukan dalam Satgasops BNPB untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Pengerahan pasukan TNI/ Polri untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan merupakan yang kesekian kali.
Sebelumnya pada tahun 2013 BNPB menerjunkan 1.800 personel TNI dan Polri untuk mengatasi kebakaran di Riau, sedangkan pada 2014 sebanyak 2.725 personel TNI/Polri. Selain menerjunkan personel, sejauh ini BNPB telah mengerahkan 17 helikopter untuk melakukan water bombing . Sejumlah helikopter itu disebar di beberapa lokasi seperti di Riau 3 helikopter, Sumsel (4), Jambi (3), Kalbar (2), Kalteng (3), Kalsel (1), dan Kaltim (1).
Hujan buatan, menurut Sutopo, juga diperluas dengan menambah 1 pesawat CN-295 di Kalteng. Total ada 4 pesawat untuk operasi hujan buatan, yaitu di Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng.
Sementara itu, bersamaan dengan kian buruknya kebakaran lahan dan hutan serta asap yang ditimbulkannya, pemerintah melakukan sejumlah koordinasi. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kemarin memanggil Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk membahas persoalan tersebut.
Pratikno menuturkan, dalam koordinasi tersebut pihaknya telah melaporkan perkembangan kondisi terkini mengenai bencana asap di sejumlah daerah di Sumatera. Adapun Wapres JK berharap agar kondisi kabut asap yang melanda kawasan Sumatera dan Kalimantan dapat segera mereda. Dia mengaku kemarin menerima laporan dari Riau dan Jambi bahwa kondisinya sudah membaik. ”Sudah mulai turun hujan, mudahmudahan bisa lebih baik kondisinya,” katanya di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan kemarin juga memimpin rapat koordinasi mengenai penanganan asap yang berlangsung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rapat di antaranya melibatkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.
Namun dalam rapat tersebut dia kecewa karena Gubernur Kalsel Tarmizi Abdul Karim hanya diwakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. ”Nanti saya minta dia untuk telepon saya. Jangan main-main. Saya tidak mau ada yang main-main soal ini. Situasi lagi darurat, gubernurnya tidak hadir,” kata Luhut.
Dia juga kecewa dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika karena sang kepala berhalangan hadir dan hanya diwakili salah satu deputi.
sucipto/ant
(ftr)