Turnbull Ingin Perbaiki Hubungan dengan Indonesia
A
A
A
SYDNEY - Malcom Turnbull telah mengambil alih kendali pemerintahan Australia setelah berhasil menggeser Tony Abbott dari kursi perdana menteri (PM).
Turnbull bertekad ingin memperbaiki hubungan Australia dengan Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Turnbull mengatakan negara Asia telah mengalami perkembangan yang pesat, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia, menurut Turnbull, berpotensi menjadi pasar besar. ”Negara Asia berkembang menjadi lebih kuat. Kita bisa melihat China dan Jepang. Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia, juga tidak bisa diabaikan,” katanya seperti dilansir The Mandarin.
Seusai memenangi pemungutan suara kepemimpinan (leadership vote ) pada Senin (14/9), Turnbull berjanji akan membawa Australia kembali menerapkan pemerintahan liberal. Dia ingin Australia di masa pemerintahannya fokus pada peningkatan hubungan bilateral dan perekonomian. Australia dituntut lebih inovatif dan kreatif.
Pemerintah Indonesia juga menyambut baik ambisi besar Turnbull. Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir berharap Indonesia dan Australia dapat memperkuat hubungan berdasarkan rasa saling menghormati dan menguntungkan. Sebab Indonesia dan Australia sudah menjadi sahabat akrab.
”Sebagai negara tetangga dan teman, Indonesia siap bekerja sama dengan pemerintah baru Australia dalam meningkatkan hubungan kedua negara,” ujar Arrmanatha. ”Kami juga tak lupa mengucapkan selamat kepada Turnbull di posisi barunya sebagai perdana menteri Australia,” ucapnya.
Pulihkan Ekonomi
Terpilihnya Turnbull membawa angin segar bagi rakyat Australia. Mereka berharap PM baru ini mampu memulihkan ekonomi Negeri Kanguru yang melambat. Kemampuan dan pengalaman Turnbull di dunia pemerintahan dinilai sejumlah kalangan sudah tidak diragukan. Dia bahkan memiliki kelebihan lain.
Sebagai seorang jutawan dan pebisnis sukses di Australia, Turnbull memiliki kredibilitas di bidang ekonomi. Selain itu, sama seperti presiden pertama Indonesia Soekarno, dia juga dikenal pandai berorasi. Tim Harcourt, seorang ahli ekonomi dari Universitas South Wales, mengatakan peluang Australia untuk mengembangkan ekonomi di bawah kendali Turnbull cukup besar.
Namun tantangannya juga tidak mudah. Dalam agenda politiknya, pemimpin Partai Liberal itu ingin hubungan Australia dengan negara Asia menjadi lebih baik. ”Dia akan melihat Asia sebagai wilayah yang harus dipandang secara sangat serius,” ujar Tim Harcourt kepada Channel NewsAsia (CNA). ”Dia akan sanggup memanfaatkan sejarah bangsa Asia dan integrasi dengan China, India, dan Asia Tenggara dengan jauh lebih baik,” sambungnya.
Prinsip tradisional Abbott yang memegang kuat Anglosphere atau mengutamakan hubungan dengan Inggris atau negara Barat lainnya diyakini tidak akan dilanjutkan Turnbull. Seperti yang dikatakan Harcourt, Turnbull diperkirakan akan lebih condong pada Asia. Hal ini berlaku dalam diplomasi dan beberapa sektor kerja sama.
Tugas Turnbull tidaklah mudah. Apalagi, semasa pemerintahan Abbott, hubungan Australia dan Indonesia sempat beberapa kali mengalami ketegangan. Sebab hubungan kedua negara diempas beragam isu sensitif. Mulai dari upaya sang tetangga memata-matai pejabat tinggi Indonesia hingga kebijakan kontroversial Australia mengenai imigrasi.
Dalam kasus terakhir, Indonesia meminta keterangan dari Australia mengenai pengusiran perahu yang mengangkut imigrani reguler sehingga perahu itu terpaksa berlabuh di Indonesia.
Muh shamil
Turnbull bertekad ingin memperbaiki hubungan Australia dengan Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Turnbull mengatakan negara Asia telah mengalami perkembangan yang pesat, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia, menurut Turnbull, berpotensi menjadi pasar besar. ”Negara Asia berkembang menjadi lebih kuat. Kita bisa melihat China dan Jepang. Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia, juga tidak bisa diabaikan,” katanya seperti dilansir The Mandarin.
Seusai memenangi pemungutan suara kepemimpinan (leadership vote ) pada Senin (14/9), Turnbull berjanji akan membawa Australia kembali menerapkan pemerintahan liberal. Dia ingin Australia di masa pemerintahannya fokus pada peningkatan hubungan bilateral dan perekonomian. Australia dituntut lebih inovatif dan kreatif.
Pemerintah Indonesia juga menyambut baik ambisi besar Turnbull. Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir berharap Indonesia dan Australia dapat memperkuat hubungan berdasarkan rasa saling menghormati dan menguntungkan. Sebab Indonesia dan Australia sudah menjadi sahabat akrab.
”Sebagai negara tetangga dan teman, Indonesia siap bekerja sama dengan pemerintah baru Australia dalam meningkatkan hubungan kedua negara,” ujar Arrmanatha. ”Kami juga tak lupa mengucapkan selamat kepada Turnbull di posisi barunya sebagai perdana menteri Australia,” ucapnya.
Pulihkan Ekonomi
Terpilihnya Turnbull membawa angin segar bagi rakyat Australia. Mereka berharap PM baru ini mampu memulihkan ekonomi Negeri Kanguru yang melambat. Kemampuan dan pengalaman Turnbull di dunia pemerintahan dinilai sejumlah kalangan sudah tidak diragukan. Dia bahkan memiliki kelebihan lain.
Sebagai seorang jutawan dan pebisnis sukses di Australia, Turnbull memiliki kredibilitas di bidang ekonomi. Selain itu, sama seperti presiden pertama Indonesia Soekarno, dia juga dikenal pandai berorasi. Tim Harcourt, seorang ahli ekonomi dari Universitas South Wales, mengatakan peluang Australia untuk mengembangkan ekonomi di bawah kendali Turnbull cukup besar.
Namun tantangannya juga tidak mudah. Dalam agenda politiknya, pemimpin Partai Liberal itu ingin hubungan Australia dengan negara Asia menjadi lebih baik. ”Dia akan melihat Asia sebagai wilayah yang harus dipandang secara sangat serius,” ujar Tim Harcourt kepada Channel NewsAsia (CNA). ”Dia akan sanggup memanfaatkan sejarah bangsa Asia dan integrasi dengan China, India, dan Asia Tenggara dengan jauh lebih baik,” sambungnya.
Prinsip tradisional Abbott yang memegang kuat Anglosphere atau mengutamakan hubungan dengan Inggris atau negara Barat lainnya diyakini tidak akan dilanjutkan Turnbull. Seperti yang dikatakan Harcourt, Turnbull diperkirakan akan lebih condong pada Asia. Hal ini berlaku dalam diplomasi dan beberapa sektor kerja sama.
Tugas Turnbull tidaklah mudah. Apalagi, semasa pemerintahan Abbott, hubungan Australia dan Indonesia sempat beberapa kali mengalami ketegangan. Sebab hubungan kedua negara diempas beragam isu sensitif. Mulai dari upaya sang tetangga memata-matai pejabat tinggi Indonesia hingga kebijakan kontroversial Australia mengenai imigrasi.
Dalam kasus terakhir, Indonesia meminta keterangan dari Australia mengenai pengusiran perahu yang mengangkut imigrani reguler sehingga perahu itu terpaksa berlabuh di Indonesia.
Muh shamil
(ftr)