Berkunjung ke AS, DPR Jalankan Fungsi Diplomasi
A
A
A
JAKARTA - Kunjungan anggota parlemen Indonesia ke Amerika Serikat, termasuk pertemuan informal pimpinan DPR dengan pengusaha Donald Trump, adalah bagian dari tugas DPR dalam menjalankan fungsi diplomasinya.
Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, pertemuan dengan Trump itu seharusnya disikapi secara positif. Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang ini, semua pihak termasuk DPR perlu melakukan langkah-langkah dalam kaitan menumbuhkan iklim investasi.
”Dalam situasi yang sedang terpuruk, PHK di mana-mana, kita perlu ada tugas DPR selain tugas-tugas lain, ya tugas diplomasi. Bisa diplomasi ekonomi dan hubungan internasional. Jadi, kita mari sama-sama bergandeng tangan,” ujar Novanto saat menggelar konferensi pers guna mengklarifikasi dan menyampaikan informasi lengkap perihal rangkaian agenda Inter Parliamentary Union (IPU) dan kunjungannya ke Amerika Serikat selama 11 hari, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Konferensi pers tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon serta Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Roem Kono. Novanto juga membeberkan apa saja agendanya di AS, termasuk pertemuannya dengan Donald Trump yang akhir-akhir ini mendapatkan sorotan publik.
”Tanggal 31 Agustus saya berangkat dan kembali selama 11 hari dengan pertemuan-pertemuan padat dalam rangka tugas- tugas dari DPR. Ini sehubungan dengan ada undangan dari IPU yang dihadiri 158 negara,” kata politikus Partai Golkar ini.
Menurut Novanto, kehadiran parlemen Indonesia dalam forum itu bahkan sangat diapresiasi. Apalagi, dalam forum IPU itu dirinya satu-satunya pimpinan DPR yang berpidato menyangkut perlunya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Fadli Zon menambahkan, agenda pertama delegasi DPR memang Konferensi Parlemen Sedunia atau IPU yang pelaksanaannya setiap lima tahun sekali.
Menurut Fadli, biasanya konferensi tersebut diselenggarakan di markas besar IPU di Jenewa. Kali ini untuk yang pertama kalinya diadakan di PBB, Newyork. Adapun yang hadir adalah para ketua parlemen sedunia. ”Ketua DPR berpidato perlunya reformasi PBB. Pidato diapresiasi oleh ketua parlemen lain dan sikap Indonesia cukup kritis,” kata Fadli.
Terkait pertemuannya dengan Donald Trump, kata Fadli, itu dilakukan secara spontan karena kebetulan Trump merupakan pengusaha yang sudah dikenal dan punya potensi besar untuk berinvestasi di Indonesia. ”Kita lihat dia orang yang mau investasi di Indonesia, di Bali, Bogor, perbatasan Sukabumi. Kita networking ,” katanya.
Rahmat sahid
Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, pertemuan dengan Trump itu seharusnya disikapi secara positif. Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang ini, semua pihak termasuk DPR perlu melakukan langkah-langkah dalam kaitan menumbuhkan iklim investasi.
”Dalam situasi yang sedang terpuruk, PHK di mana-mana, kita perlu ada tugas DPR selain tugas-tugas lain, ya tugas diplomasi. Bisa diplomasi ekonomi dan hubungan internasional. Jadi, kita mari sama-sama bergandeng tangan,” ujar Novanto saat menggelar konferensi pers guna mengklarifikasi dan menyampaikan informasi lengkap perihal rangkaian agenda Inter Parliamentary Union (IPU) dan kunjungannya ke Amerika Serikat selama 11 hari, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Konferensi pers tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon serta Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Roem Kono. Novanto juga membeberkan apa saja agendanya di AS, termasuk pertemuannya dengan Donald Trump yang akhir-akhir ini mendapatkan sorotan publik.
”Tanggal 31 Agustus saya berangkat dan kembali selama 11 hari dengan pertemuan-pertemuan padat dalam rangka tugas- tugas dari DPR. Ini sehubungan dengan ada undangan dari IPU yang dihadiri 158 negara,” kata politikus Partai Golkar ini.
Menurut Novanto, kehadiran parlemen Indonesia dalam forum itu bahkan sangat diapresiasi. Apalagi, dalam forum IPU itu dirinya satu-satunya pimpinan DPR yang berpidato menyangkut perlunya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Fadli Zon menambahkan, agenda pertama delegasi DPR memang Konferensi Parlemen Sedunia atau IPU yang pelaksanaannya setiap lima tahun sekali.
Menurut Fadli, biasanya konferensi tersebut diselenggarakan di markas besar IPU di Jenewa. Kali ini untuk yang pertama kalinya diadakan di PBB, Newyork. Adapun yang hadir adalah para ketua parlemen sedunia. ”Ketua DPR berpidato perlunya reformasi PBB. Pidato diapresiasi oleh ketua parlemen lain dan sikap Indonesia cukup kritis,” kata Fadli.
Terkait pertemuannya dengan Donald Trump, kata Fadli, itu dilakukan secara spontan karena kebetulan Trump merupakan pengusaha yang sudah dikenal dan punya potensi besar untuk berinvestasi di Indonesia. ”Kita lihat dia orang yang mau investasi di Indonesia, di Bali, Bogor, perbatasan Sukabumi. Kita networking ,” katanya.
Rahmat sahid
(ftr)