Pembunuhan Eks Dirut Diduga Balas Dendam
A
A
A
JAKARTA - Polisi masih memburu pelaku pembunuhan terhadap mantan Direktur Utama (Dirut) Asuransi Bumi Asih Nelson Marbun, 65. Motif pembunuhan diduga dilatarbelakangi balas dendam karena tidak ada barang milik korban yang hilang.
”Belum ada tersangka yang kami tetapkan dalam pembunuhan Nelson. Saksi masih diperiksa,” ujar Kapolsek Kembangan Kompol Sukatma kemarin. Menurut dia, keterangan saksi kunci yakni Riris Boro Pasaribu, 63, istri Nelson, masih ditunggu. Riris masih tak sadarkan diri setelah mendapatkan luka bacok di bagian kepala, tangan, dan punggung.
Selain istri Nelson, polisi juga terus meminta keterangan 11 saksi lainnya dan NH yang sebelumnya dicurigai pelaku pembunuhan. Meski demikian, polisi tidak membiarkan NH lepas. ”Setelah pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh, indikasi NH sebagai pelaku ternyata tidak terbukti,” kata dia.
Nelson tewas dengan 21 luka bacokan setelah rumahnya di Jalan Tanjung No 11, Kompleks Taman Meruya, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, disatroni orang tak dikenal pada Sabtu (12/9) dini hari. Dalam peristiwa berdarah itu, Riris juga terluka hingga tak sadarkan diri setelah pelaku menyerangnya secara membabi-buta.
Kanit Kriminal Umum Polres Jakarta Barat AKP Eka Barmula mengatakan, kendati belum berhasil menangkap pelaku, pihak kepolisian memastikan tewasnya Nelson karena balas dendam. Motif pembunuhan disertai perampokan tidak terbukti. ”Anak korban sudah memastikan ke kami tidak ada satu barang berharga yang hilang saat pembunuhan berlangsung,” ujarnya.
Dari hasil penyidikan, pelaku masuk rumah korban melalui jendela yang berada di dekat pintu. Ini dibuktikan ada kerusakan pada jendela yang menandakan bekas dicongkel saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Indikasi motif balas dendam dikuatkan dengan temuan luka sayatan dan bacokan pada tubuh korban yang mengalami 21 luka.
Kondisi demikian membuktikan korban tewas secara sadisme setelah pelaku menyerang secara membabi-buta. Menurut Eka, titik terang identitas pelaku sedikit terkuak setelah hasil pemeriksaan saksi menguatkan bahwa pelaku menyerang Nelson dan istrinya tanpa menggunakan penutup wajah atau topeng. ”Dugaan kami mungkin sekitar dua orang yang melakukan penyerangan,” ucapnya.
Hanya, polisi belum berani menyimpulkan apakah dua pelaku tak bertopeng ini merupakan pelaku utama. Asumsi dua pelaku merupakan pembunuh bayaran disinyalir kuat melihat latar belakang keluarga korban yang memiliki konflik dengan seseorang berinisial H yang belakangan diketahui mantan mandor proyek rumah Nelson senilai miliaran rupiah.
Untuk membuktikan keterlibatan H, tim buru sergap gabungan Polsek Kembangan dan Polres Jakarta Barat dibentuk. Terkait dugaan keterlibatan kuli bangunan yang melakukan pembunuhan, Eka mengatakan, itu tidak terbukti sama sekali.
Yan yusuf
”Belum ada tersangka yang kami tetapkan dalam pembunuhan Nelson. Saksi masih diperiksa,” ujar Kapolsek Kembangan Kompol Sukatma kemarin. Menurut dia, keterangan saksi kunci yakni Riris Boro Pasaribu, 63, istri Nelson, masih ditunggu. Riris masih tak sadarkan diri setelah mendapatkan luka bacok di bagian kepala, tangan, dan punggung.
Selain istri Nelson, polisi juga terus meminta keterangan 11 saksi lainnya dan NH yang sebelumnya dicurigai pelaku pembunuhan. Meski demikian, polisi tidak membiarkan NH lepas. ”Setelah pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh, indikasi NH sebagai pelaku ternyata tidak terbukti,” kata dia.
Nelson tewas dengan 21 luka bacokan setelah rumahnya di Jalan Tanjung No 11, Kompleks Taman Meruya, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, disatroni orang tak dikenal pada Sabtu (12/9) dini hari. Dalam peristiwa berdarah itu, Riris juga terluka hingga tak sadarkan diri setelah pelaku menyerangnya secara membabi-buta.
Kanit Kriminal Umum Polres Jakarta Barat AKP Eka Barmula mengatakan, kendati belum berhasil menangkap pelaku, pihak kepolisian memastikan tewasnya Nelson karena balas dendam. Motif pembunuhan disertai perampokan tidak terbukti. ”Anak korban sudah memastikan ke kami tidak ada satu barang berharga yang hilang saat pembunuhan berlangsung,” ujarnya.
Dari hasil penyidikan, pelaku masuk rumah korban melalui jendela yang berada di dekat pintu. Ini dibuktikan ada kerusakan pada jendela yang menandakan bekas dicongkel saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Indikasi motif balas dendam dikuatkan dengan temuan luka sayatan dan bacokan pada tubuh korban yang mengalami 21 luka.
Kondisi demikian membuktikan korban tewas secara sadisme setelah pelaku menyerang secara membabi-buta. Menurut Eka, titik terang identitas pelaku sedikit terkuak setelah hasil pemeriksaan saksi menguatkan bahwa pelaku menyerang Nelson dan istrinya tanpa menggunakan penutup wajah atau topeng. ”Dugaan kami mungkin sekitar dua orang yang melakukan penyerangan,” ucapnya.
Hanya, polisi belum berani menyimpulkan apakah dua pelaku tak bertopeng ini merupakan pelaku utama. Asumsi dua pelaku merupakan pembunuh bayaran disinyalir kuat melihat latar belakang keluarga korban yang memiliki konflik dengan seseorang berinisial H yang belakangan diketahui mantan mandor proyek rumah Nelson senilai miliaran rupiah.
Untuk membuktikan keterlibatan H, tim buru sergap gabungan Polsek Kembangan dan Polres Jakarta Barat dibentuk. Terkait dugaan keterlibatan kuli bangunan yang melakukan pembunuhan, Eka mengatakan, itu tidak terbukti sama sekali.
Yan yusuf
(ftr)