Jamaah Dilarang Minum Susu Unta
A
A
A
MEKKAH - Semakin banyak jamaah haji Indonesia yang berada di Tanah Suci membuat pemerintah kembali mengeluarkan imbauan agar tidak mendekati peternakan unta, termasuk meminum susunya.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman penyebaran virus middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang terjadi di kawasan Arab. Saat ini virus yang penyebarannya bisa melalui unta ini terdeteksi di beberapa kota di antaranya di Riyadh, Arab Saudi. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengimbau jamaah dan petugas haji untuk berpola hidup sehat.
Mulai dengan rajin cuci tangan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, serta tidak berdekatan dengan binatang yang menjadi media penyebarluasan virus MERS-CoV. ”Seperti unta, tidak perlu kita berdekatan dengan hewan itu. Apalagi meminum susu unta yang mentah. Itu sama sekali dilarang karena sangat besar berpotensi terkena virus MERS-CoV,” katanya di Mekkah kemarin.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Chairul Radjab Nasution menambahkan, pemerintah memang terus memproteksi jamaah agar tidak tertular virus penyakit.
Salah satunya mengimbau jamaah selalu mengenakan masker untuk melindungi dari debu dan kepadatan manusia saat puncak haji, yang bisa saja menularkan virus dan penyakit apa pun. ”Karena itu, memakai masker menjadi sangat penting. Selain itu, harus menjaga pola hidup bersih dengan mencuci tangan,” tandas salah satu Amirul Hajj Indonesia tersebut.
Situasi di Arab Saudi yang panas tinggi dengan kelembaban lembab harus diantisipasi dengan minum cukup banyak air. Chairul menambahkan, saat ini beberapa kasus MERS-CoV atau virus unta terjadi di beberapa rumah sakit di Riyadh.
”Seluruh tim kesehatan sudah dibekali sistem untuk menjaga jamaah haji agar jangan terkontaminasi hingga kembali ke Tanah Air. Seluruh embarkasi sudah diproteksi dan jamaah akan dipantau minimal hingga dua minggu setelah tiba,” ucapnya.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada jamaah yang mengalami panas tinggi sampai di atas 38 derajat Celsius. Jamaah kebanyakan mengalami dehidrasi karena kurang minum. Selain itu, juga mengalami tekanan darah tinggi dan jantung. Dia menegaskan, yang terpenting adalah menjaga kondisi tubuh agar tidak kelelahan dengan mengurangi ibadah sunah.
Dua pekan sebelum wukuf jamaah diharapkan istirahat di pondokan untuk menjaga aktivitas agar tidak terlalu kena panas. Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Mekkah Thafsin Alfarizi menambahkan, jamaah dapat makan daging unta asalkan sudah dimasak dalam suhu yang cukup tinggi sehingga virus penyakit mati.
SUNU HASTORO
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman penyebaran virus middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang terjadi di kawasan Arab. Saat ini virus yang penyebarannya bisa melalui unta ini terdeteksi di beberapa kota di antaranya di Riyadh, Arab Saudi. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengimbau jamaah dan petugas haji untuk berpola hidup sehat.
Mulai dengan rajin cuci tangan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, serta tidak berdekatan dengan binatang yang menjadi media penyebarluasan virus MERS-CoV. ”Seperti unta, tidak perlu kita berdekatan dengan hewan itu. Apalagi meminum susu unta yang mentah. Itu sama sekali dilarang karena sangat besar berpotensi terkena virus MERS-CoV,” katanya di Mekkah kemarin.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Chairul Radjab Nasution menambahkan, pemerintah memang terus memproteksi jamaah agar tidak tertular virus penyakit.
Salah satunya mengimbau jamaah selalu mengenakan masker untuk melindungi dari debu dan kepadatan manusia saat puncak haji, yang bisa saja menularkan virus dan penyakit apa pun. ”Karena itu, memakai masker menjadi sangat penting. Selain itu, harus menjaga pola hidup bersih dengan mencuci tangan,” tandas salah satu Amirul Hajj Indonesia tersebut.
Situasi di Arab Saudi yang panas tinggi dengan kelembaban lembab harus diantisipasi dengan minum cukup banyak air. Chairul menambahkan, saat ini beberapa kasus MERS-CoV atau virus unta terjadi di beberapa rumah sakit di Riyadh.
”Seluruh tim kesehatan sudah dibekali sistem untuk menjaga jamaah haji agar jangan terkontaminasi hingga kembali ke Tanah Air. Seluruh embarkasi sudah diproteksi dan jamaah akan dipantau minimal hingga dua minggu setelah tiba,” ucapnya.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada jamaah yang mengalami panas tinggi sampai di atas 38 derajat Celsius. Jamaah kebanyakan mengalami dehidrasi karena kurang minum. Selain itu, juga mengalami tekanan darah tinggi dan jantung. Dia menegaskan, yang terpenting adalah menjaga kondisi tubuh agar tidak kelelahan dengan mengurangi ibadah sunah.
Dua pekan sebelum wukuf jamaah diharapkan istirahat di pondokan untuk menjaga aktivitas agar tidak terlalu kena panas. Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Mekkah Thafsin Alfarizi menambahkan, jamaah dapat makan daging unta asalkan sudah dimasak dalam suhu yang cukup tinggi sehingga virus penyakit mati.
SUNU HASTORO
(bhr)