Terus Menggali Ide-Ide Kreatif
A
A
A
Inilah salah satu pemain baru dalam bisnis t-shirt dengan konsep desain kata-kata. ”Lokal Lebih Vokal”. Demikian tulisan yang terpampang di salah satu kaus berdesain khusus katakata dengan brand YaJugaYa .
Menurut Aga Salim, salah satu pendiri, brand tersebut diciptakannya dengan landasan harapan. ”Kalau kita berkatakata, kita berharap pendengar menanggapi dengan ungkapan ya juga ya. Itulah kenapa kami pakai brand YaJugaYa,” kata Aga. Aga dan temannya sesama pendiri YaJugaYa, Randhy Prasetya, mendapatkan kata-kata dari berbagai sumber yang bisa menjadi inspirasi baik pengalaman pribadi, curahan hati orangorang dekat maupun kejadian.
Mereka memulai bisnis ini sejak 2009. Aga sangat menyadari bahwa kunci utama keberlanjutan bisnis ini adalah terus menggali ide, kreatif, lucu, dan unik. Beberapa kalimat kreatif dan lucu yangadadikausproduksimerekaantara lain ”Jangan takut punya musuh. Lawannya musuh disebut jagoan”, ”Keki nian”, ”Kenapa rumput tetangga lebih hijau? Karena mereka bekerja selagi kau melihat-lihat”, ”Cantik itu tidak mahal.
Mau cantik itu yang mahal”, ”Ca(r)pe diem”, ”Se(n)iman”, ”Barangkalihatimu butuh kacamata. Kelakuanmu minus”, ”Mampu(s) tanpamu”, ”Dulu kau terbaik. Sekarang terbalik”. Awalnya, Aga dan Randhy memasarkankausmerekamelaluiberbagaimedia sosial. Keduanya kemudian menyewa kios di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Namun kios tersebut hanya bertahan setahun lantaran biaya sewa yang naik berlipat- lipat.
Mereka pun kembali menggencarkan promosi dan penjualan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. ”Kami juga rajin mengikuti pameran dan bazar,” tutur Aga. Saat ini mereka telah mengembangkan produk lainnya yaitu bantal. Basis desainnya tetap kata-kata. Sementara itu, Lucky D Aria menggabungkan unsur kekuatan budaya lokal dengan gaya masyarakat urban melalui produk jam tangan.
Pria asal Bandung ini sejak 2012 memproduksi jam tangan dari bahan dasar kayu dengan brand Matoa. Matoa merupakan pohon yang banyak dijumpai di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Berbagai jenis jam tangan produksi Matoa dinamakan dengan nama-nama pulau di Indonesia seperti Sumba, Rote, Flores, Gili, Moyo, dan Alor. Bahan kayunya berasal dari kayu limbah industri mebel, yaitu eboni yang berasal dari Makassar untuk warna gelap dan kayu maple dari Kanada untuk warna terang.
Kedua jenis kayu ini dipilih karena teksturnya yang halus, warna yang bagus, dan ketahanan atau keawetannya. Produk Matoa sudah diekspor ke mancanegara seperti Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan negara-negara di Eropa. Dalam sebulan rata-rata terjual 500 jam tangan dengan kisaran harga Rp980.000 hingga Rp1,4 juta. Di ajang LocalFest.co.id 4.0, Matoa sudah menjual 25 jam tangan di hari ketiga. Yanuar Ilmawan Susanto, staf marketing Matoa, mengungkapkan sistem penjualan yang mereka terapkan biasanya secara online dan pre-order .
”Target utama pasar kami adalah internasional dengan produk yang kental ciri khas Indonesia. Itu yang kami jual,” katanya. Produk unik lainnya di Local- Fest.co.id 4.0 adalah dari brand Bali Artgasm. Mereka menjual kerajinan hiasan dinding untuk dekorasi rumah berbentuk kepala hewan dari bahan kertas daur ulang dan kain bekas dengan teknik paper mache . ”Meski terbuat dari kertas dan kain, produk kami awet sekali,” ujar sang pendiri, Doby Subianto. Booth Bali Artgasm juga menawarkan boneka pajangan figur super hero dan tokoh komik lainnya dari bahan karet sendal.
Menurut Doby, banyak bahan yang sudah tak terpakai yang bisa diubah menjadi produk kreatif unik, menarik, dan bernilai jual. ”Produk action figure ini karya kreatif dari Yogyakarta. Kami bantu pasarkan di sini,” ungkapnya.
Robi ardianto
Menurut Aga Salim, salah satu pendiri, brand tersebut diciptakannya dengan landasan harapan. ”Kalau kita berkatakata, kita berharap pendengar menanggapi dengan ungkapan ya juga ya. Itulah kenapa kami pakai brand YaJugaYa,” kata Aga. Aga dan temannya sesama pendiri YaJugaYa, Randhy Prasetya, mendapatkan kata-kata dari berbagai sumber yang bisa menjadi inspirasi baik pengalaman pribadi, curahan hati orangorang dekat maupun kejadian.
Mereka memulai bisnis ini sejak 2009. Aga sangat menyadari bahwa kunci utama keberlanjutan bisnis ini adalah terus menggali ide, kreatif, lucu, dan unik. Beberapa kalimat kreatif dan lucu yangadadikausproduksimerekaantara lain ”Jangan takut punya musuh. Lawannya musuh disebut jagoan”, ”Keki nian”, ”Kenapa rumput tetangga lebih hijau? Karena mereka bekerja selagi kau melihat-lihat”, ”Cantik itu tidak mahal.
Mau cantik itu yang mahal”, ”Ca(r)pe diem”, ”Se(n)iman”, ”Barangkalihatimu butuh kacamata. Kelakuanmu minus”, ”Mampu(s) tanpamu”, ”Dulu kau terbaik. Sekarang terbalik”. Awalnya, Aga dan Randhy memasarkankausmerekamelaluiberbagaimedia sosial. Keduanya kemudian menyewa kios di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Namun kios tersebut hanya bertahan setahun lantaran biaya sewa yang naik berlipat- lipat.
Mereka pun kembali menggencarkan promosi dan penjualan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. ”Kami juga rajin mengikuti pameran dan bazar,” tutur Aga. Saat ini mereka telah mengembangkan produk lainnya yaitu bantal. Basis desainnya tetap kata-kata. Sementara itu, Lucky D Aria menggabungkan unsur kekuatan budaya lokal dengan gaya masyarakat urban melalui produk jam tangan.
Pria asal Bandung ini sejak 2012 memproduksi jam tangan dari bahan dasar kayu dengan brand Matoa. Matoa merupakan pohon yang banyak dijumpai di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Berbagai jenis jam tangan produksi Matoa dinamakan dengan nama-nama pulau di Indonesia seperti Sumba, Rote, Flores, Gili, Moyo, dan Alor. Bahan kayunya berasal dari kayu limbah industri mebel, yaitu eboni yang berasal dari Makassar untuk warna gelap dan kayu maple dari Kanada untuk warna terang.
Kedua jenis kayu ini dipilih karena teksturnya yang halus, warna yang bagus, dan ketahanan atau keawetannya. Produk Matoa sudah diekspor ke mancanegara seperti Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan negara-negara di Eropa. Dalam sebulan rata-rata terjual 500 jam tangan dengan kisaran harga Rp980.000 hingga Rp1,4 juta. Di ajang LocalFest.co.id 4.0, Matoa sudah menjual 25 jam tangan di hari ketiga. Yanuar Ilmawan Susanto, staf marketing Matoa, mengungkapkan sistem penjualan yang mereka terapkan biasanya secara online dan pre-order .
”Target utama pasar kami adalah internasional dengan produk yang kental ciri khas Indonesia. Itu yang kami jual,” katanya. Produk unik lainnya di Local- Fest.co.id 4.0 adalah dari brand Bali Artgasm. Mereka menjual kerajinan hiasan dinding untuk dekorasi rumah berbentuk kepala hewan dari bahan kertas daur ulang dan kain bekas dengan teknik paper mache . ”Meski terbuat dari kertas dan kain, produk kami awet sekali,” ujar sang pendiri, Doby Subianto. Booth Bali Artgasm juga menawarkan boneka pajangan figur super hero dan tokoh komik lainnya dari bahan karet sendal.
Menurut Doby, banyak bahan yang sudah tak terpakai yang bisa diubah menjadi produk kreatif unik, menarik, dan bernilai jual. ”Produk action figure ini karya kreatif dari Yogyakarta. Kami bantu pasarkan di sini,” ungkapnya.
Robi ardianto
(ars)