Badai Masih Mengancam

Minggu, 13 September 2015 - 10:49 WIB
Badai Masih Mengancam
Badai Masih Mengancam
A A A
MEKKAH - Jamaah haji diminta mewaspadai risiko badai yang kemungkinan dapat menerjang kembali wilayah Arab Saudi. Perkiraan cuaca menunjukkan adanya potensi terjadi angin kencang dalam beberapa hari ke depan.

Kewaspadaan tinggi diperlukan demi mencegah kemungkinan berulangnya insiden crane jatuh di kompleks Masjidilharam, Mekkah, yang menewaskan sedikitnya 107 orang, Jumat (11/9).

Kementerian Agama (Kemenag) RI juga didesak memberikan respons tanggap darurat, terutama dalam hal menginformasikan potensipotensi bencana kepada jamaah haji Indonesia. Al-Jazeera kemarin melaporkan bahwa musim gugur merupakan periode paling memungkinkan badai terjadi. Dari 20 hari badai yang menerjang Arab Saudi tiap tahun, setengahnya terjadi pada September, Oktober, dan November. Badai yang menyebabkan ambruknya crane di Masjidilharam berasal dari Pegunungan Asir wilayah selatan Mekkah sebelum berembus ke utara.

”Tekanan rendah yang menyebabkan kondisi atmosfer tak stabil dan hawa panas serta kelembaban tinggi di dekat Laut Merah menjadi kombinasi cocok untuk terjadinya badai besar,” tulis Al-Jazeera . Laman accuwweather menunjukkan risiko badai masih mengancam Mekkah. Pada Senin (14/ 9) misalnya diprediksi terjadi hujan lebat pada sore hari dengan iringan angin kencang. Saat badai menerjangJumatlalu, kecepatan angin mencapai 83 km/jam. Atas situasi alam yang kurang bersahabat itu, Kemenag diminta lebih serius dalam melindungi keselamatan jamaah haji di Tanah Suci.

”Cuaca ekstrem sudah berlangsung beberapa hari di Mekkah. Kalau Kemenag tanggap, mestinya ada antisipasi dini untuk menghindarkan jamaah haji Indonesia jadi korban musibah di Masjidilharam,” kata Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz kemarin. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan informasi cuaca secara khusus kepada para jamaah sebagai respons dari kejadian tersebut.

Doa dari Seluruh Negeri

Doa dan ungkapan dukacita mengalir dari seluruh negeri untuk para korban tragedi Masjidilharam. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak kaum muslim untuk salat gaib dan tahlil bagi syuhada haji yang menjadi korban insiden jatuhnya crane itu. ”Salat jenazah hukumnya fardu kifayah yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam dengan prinsip keterwakilan,” kata Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin dalam siaran persnya.

Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) menyampaikan rasa dukacita yang mendalam kepada keluarga korban tragedi Masjidilharam. ”Semoga amal ibadah mereka (jamaah meninggal) diterima Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan di Tanah Air juga diberi ketabahan,” ujar HT.

Ketua DPR Setya Novanto mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam hal ini jajaran Kemenag yang terjun langsung ke lokasi serta rumah sakit dan tempat para jamaah dirawat. Politikus Partai Golkar itu juga mengapresiasi langkah Pemerintah Arab Saudi yang sigap menangani musibah.

Sunu hastoro f/ arvin/sindonews
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)