STIE ISM Tak Dapat Tunjukkan Mahasiswa
A
A
A
TANGERANG - Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kampus STIE Indonesia School of Management (ISM) di Kompleks Mahkota Mas Blok E, Cikokol, Kota Tangerang, kemarin.
Kampus ini diduga menjual ijazah palsu. Ketika sidak dilakukan, pihak yayasan tidak dapat menunjukkan mahasiswanya maupun database mahasiswa aktif dan yang pernah mendaftar. Ketua Yayasan M Mardiana tidak bisa menyebutkan berapa jumlah mahasiswa yang diwisuda. Dia hanya ingat-ingat dan menjawab seadanya tanpa disertai data, sambil berpikir-pikir.
”Karena, kami sedang fokus mengurus gedung untuk kampus baru di Tigaraksa,” kata Mardiana kemarin. Mardiana juga mengaku, sampai saat ini tidak tahu berapa kelas di STIE ISM. Dan, tidak mengetahui anggaran tahunan untuk kampus. Parahnya, biaya kuliah ditransfer ke rekening pribadi Mardiana. Saat ditanya keberadaan mahasiswanya, dia menyatakan dirinya mengajar kelas malam. ”Kelas karyawan saja,” ujarnya. Ditanya para pengajar di kampus tersebut, Mardiana langsung memanggil sejumlah orang di ruangan. ”Dosen-dosen kumpul,” teriaknya.
Teriakan Mardiana tak disahut oleh siapa pun yang berada di sekitar ruang pemeriksaan. Tak lama, dua orang masuk ke ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan. Anehnya, kedua orang yang mengaku dosen itu tidak saling kenal. Ketua Tim Audit Akademik Kemenristek Dikti Supriadi Rustad mengatakan, pihaknya sering melakukan sidak ke sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Bali dan Depok. Dia pun menduga, Kampus STIE ISM adalah kampus bodong.
Penyelidikan di STIE ISM dilakukan karena tim mendengar soal adanya pembuatan ijazah palsu pada kampus ini. ”Kami sudah incar lama ini. Anda lihat sendiripengelolatakpaham, samasekaliSKSsajatakpaham. Ijazah kok dikeluarkan dengan nomor yang ganda. Sakit keras ini, dosen pun tak memenuhi syarat,” tegasnya.
Denny irawan
Kampus ini diduga menjual ijazah palsu. Ketika sidak dilakukan, pihak yayasan tidak dapat menunjukkan mahasiswanya maupun database mahasiswa aktif dan yang pernah mendaftar. Ketua Yayasan M Mardiana tidak bisa menyebutkan berapa jumlah mahasiswa yang diwisuda. Dia hanya ingat-ingat dan menjawab seadanya tanpa disertai data, sambil berpikir-pikir.
”Karena, kami sedang fokus mengurus gedung untuk kampus baru di Tigaraksa,” kata Mardiana kemarin. Mardiana juga mengaku, sampai saat ini tidak tahu berapa kelas di STIE ISM. Dan, tidak mengetahui anggaran tahunan untuk kampus. Parahnya, biaya kuliah ditransfer ke rekening pribadi Mardiana. Saat ditanya keberadaan mahasiswanya, dia menyatakan dirinya mengajar kelas malam. ”Kelas karyawan saja,” ujarnya. Ditanya para pengajar di kampus tersebut, Mardiana langsung memanggil sejumlah orang di ruangan. ”Dosen-dosen kumpul,” teriaknya.
Teriakan Mardiana tak disahut oleh siapa pun yang berada di sekitar ruang pemeriksaan. Tak lama, dua orang masuk ke ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan. Anehnya, kedua orang yang mengaku dosen itu tidak saling kenal. Ketua Tim Audit Akademik Kemenristek Dikti Supriadi Rustad mengatakan, pihaknya sering melakukan sidak ke sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Bali dan Depok. Dia pun menduga, Kampus STIE ISM adalah kampus bodong.
Penyelidikan di STIE ISM dilakukan karena tim mendengar soal adanya pembuatan ijazah palsu pada kampus ini. ”Kami sudah incar lama ini. Anda lihat sendiripengelolatakpaham, samasekaliSKSsajatakpaham. Ijazah kok dikeluarkan dengan nomor yang ganda. Sakit keras ini, dosen pun tak memenuhi syarat,” tegasnya.
Denny irawan
(ars)