Alami Peristiwa Aneh dan Dibentak Jamaah

Sabtu, 12 September 2015 - 10:51 WIB
Alami Peristiwa Aneh...
Alami Peristiwa Aneh dan Dibentak Jamaah
A A A
Kenangan saat menjadi petugas haji 24 tahun lalu masih membekas di benak Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin. Kala itu pertama kali dia menginjakkan kakinya di Tanah Suci.

”Saya masih terus teringat dengan wajah ibu yang tersenyum di Masjidilharam itu. Enggak bisa saya lupakan,” tuturnya saat berbincangbincang di ruang tunggu VIP Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis (10/9) petang. Kisah Lukman itu terjadi pada 1991. Saat itu matahari berada di ufuk barat. Dia mengantarkan jamaah haji perempuan asal Majene, Sulawesi Selatan,yang kecapekan menuju pemondokan setelah beribadah di Masjidilharam.

”Ibu itu saya papah. Karena jalannya terjal, di tengah jalan sang ibu semakin kelelahan dan kondisi tubuhnya menurun. Selanjutnya saya bawa ke dokter kloter agar diberikan pengobatan,” urainya. Setelah sampai di klinik dan mendapatkan penanganan dari dokter dan paramedis, Lukman pun merasa lega. Selanjutnya, dia kembali ke pos tempatnya bertugas di sektor II untuk membuat laporan aktivitasnya. Beberapa saat kemudian dia pergi ke Masjidilharam untuk melaksanakan salat magrib.

”Setelah salat magrib, saya mau pulang ke pemondokan. Namun, saat di halaman Masjidilharam saya bertemu lagi dengan ibu itu. Dia tersenyum kepada saya. Alhamdulillah , saya berpikir ibu itu sudah kembali sehat,” lanjutnya. Nah, pagi harinya Lukman ke kantor sektor untuk mengikuti apel dan membuat laporan. Di situ dia bertemu dengan dokter kloter yang menolong sang ibu asal Majene tersebut.

”Saat saya tanya, dokternya bilang bahwa ibu itu meninggal tak lama setelah saya antarkan. Saya kaget. Lantas dalam hati saya bertanya, yang tersenyum di Masjidilharam itu siapa. Wajahnya sampai sekarang saya masih ingat, namun saya lupa namanya,” paparnya. Kenangan lain yang membekas dalam ingatan Lukman adalah saat dirinya dibentak jamaah. Dia mendapat tugas menyambut jamaah yang datang dari Madinah ke Mekkah dengan menumpang bus.

”Saat itu saya menjelaskan bahwa jamaah sudah sampai Mekkah. Eh , ada jamaah yang malah membentak saya. Sudah jangan banyak omong. Angkatin saja koper-koper itu, katanya. Selanjutnya saya angkat koper-koper itu,” katanya sambil tersenyum. Selain itu, saat haji pertama, Lukman juga merasa heran dengan jamaah yang berebut untuk bisa mencium hajar aswad.

”Saya ini kan orangnya rasional. Jadi, pada hari pertama, kedua, dan ketiga, saya tak habis pikir kenapa orang-orang berebut untuk mencium hajar aswad. Namun di hari keempat dan kelima, saya penasaran dan ingin mencoba mencium hajar aswad. Setelah itu saya baru sadar, ternyata saya enggak logis juga. Masing-masing tentu punya pengalaman spiritual yang berbeda-beda,” pungkasnya.

Sunu Hastoro F
Jeddah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7574 seconds (0.1#10.140)