Instagram Populerkan Komik Strip
A
A
A
Dulu para pencinta komik harus meluangkan waktunya untuk membeli komik dalam bentuk buku cetak. Tentu saja, sekarang pun komik cetak dengan cerita panjang masih tetap banyak digemari.
Namun, justru ada sebuah fenomena yang tak kalah menarik, yakni komik strip yang disajikan lewat media sosial seperti Instagram. Followersakun komik-komik digital ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu.
Penggemarnya sangat banyak dan fanatik. Salah satunya komik Tahi Lalat ciptaan Nurfadli Mursyid. Menurut Nurfadli, komik strip digital yang didistribusikan lewat media sosial membuat karyanya lebih cepat dan gampang diakses. Tidak hanya penggemar komik strip, juga masyarakat umum. Media sosial, menurut Nurfadli, punya pengaruh besar terhadap booming-nya tren komik strip digital.
Begitu pun peningkatan jumlah pembaca komik. ”Saya mencermati hal itu karena di media sosial komikus bisa langsung tahu siapa saja sih yang sudah baca, apa saja komentarnya dan bahkan bisa berinteraksi langsung sama para pencinta komik,” paparnya.
Berjuang
Sebelum ada Instagram, Nurfadli bercerita bagaimana ia sejak 2013 membuat komik di blog pribadinya. Namun, jangkauannya terbatas. ”Dulu saya coba-coba uploaddi blog pribadi, tapi jangkauannya masih sempit. Yang baca juga hanya teman-teman dekat saya doang,” katanya. “Dulu pernah juga uploaddi salah satu website. Mulanya naik, tapi lama-lama sepi,” ia menambahkan. Sebagai komikus, Nurfadli selalu berharap agar karyanya bisa cepat dikenal orang dan mudah diakses.
Nah, hal itu ia rasakan terjadi lewat media sosial, yang dinilainya efektif untuk menyebarkan komik. Diunggah di Instagram, karya Nurfadli juga didistribuskan juga oleh pembacanya ke Path, Facebook, dan Twitter. Pada 2014 dalam waktu yang relatif singkat, karya Nurfadli langsung meroket di Instagram. ”Jumlah pembaca meningkat drastis,” katanya.
”Kini sudah ada 244.000 followersdi Instagram dan 102.000 followersdi Facebook. Bahkan, followersmenamai diri mereka sebagai Tahireaders. Terkait dengan tren komik di media sosial, Nurfadli berpendapat bahwa tren ini akan tetap ada dan berkelanjutan. Kenapa? Itu karena di era digital ini, teknologi akan terus berkembang dengan fitur-fitur terbaru yang lebih bagus dan memberikan kemudahan bagi para pengguna. “Bakal bermunculan komikus-komikus baru, seiring kemudahan komikus dalam menyebarluaskan karya mereka,” ujarnya.
Agar sebuah karya tetap menjadi favorit dan dapat diterima masyarakat, Nurfadli berencana menerbitkan buku dan membuat channel YouTubekhusus untuk karya Tahi Lalat. “Intinya saya akan tetap konsisten ngerjain komik Tahi Lalatini karena sangat menyenangkan,” katanya.
Laili Ira Maslakhah
Mahasiswi Institut Pertanian Bogor
Namun, justru ada sebuah fenomena yang tak kalah menarik, yakni komik strip yang disajikan lewat media sosial seperti Instagram. Followersakun komik-komik digital ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu.
Penggemarnya sangat banyak dan fanatik. Salah satunya komik Tahi Lalat ciptaan Nurfadli Mursyid. Menurut Nurfadli, komik strip digital yang didistribusikan lewat media sosial membuat karyanya lebih cepat dan gampang diakses. Tidak hanya penggemar komik strip, juga masyarakat umum. Media sosial, menurut Nurfadli, punya pengaruh besar terhadap booming-nya tren komik strip digital.
Begitu pun peningkatan jumlah pembaca komik. ”Saya mencermati hal itu karena di media sosial komikus bisa langsung tahu siapa saja sih yang sudah baca, apa saja komentarnya dan bahkan bisa berinteraksi langsung sama para pencinta komik,” paparnya.
Berjuang
Sebelum ada Instagram, Nurfadli bercerita bagaimana ia sejak 2013 membuat komik di blog pribadinya. Namun, jangkauannya terbatas. ”Dulu saya coba-coba uploaddi blog pribadi, tapi jangkauannya masih sempit. Yang baca juga hanya teman-teman dekat saya doang,” katanya. “Dulu pernah juga uploaddi salah satu website. Mulanya naik, tapi lama-lama sepi,” ia menambahkan. Sebagai komikus, Nurfadli selalu berharap agar karyanya bisa cepat dikenal orang dan mudah diakses.
Nah, hal itu ia rasakan terjadi lewat media sosial, yang dinilainya efektif untuk menyebarkan komik. Diunggah di Instagram, karya Nurfadli juga didistribuskan juga oleh pembacanya ke Path, Facebook, dan Twitter. Pada 2014 dalam waktu yang relatif singkat, karya Nurfadli langsung meroket di Instagram. ”Jumlah pembaca meningkat drastis,” katanya.
”Kini sudah ada 244.000 followersdi Instagram dan 102.000 followersdi Facebook. Bahkan, followersmenamai diri mereka sebagai Tahireaders. Terkait dengan tren komik di media sosial, Nurfadli berpendapat bahwa tren ini akan tetap ada dan berkelanjutan. Kenapa? Itu karena di era digital ini, teknologi akan terus berkembang dengan fitur-fitur terbaru yang lebih bagus dan memberikan kemudahan bagi para pengguna. “Bakal bermunculan komikus-komikus baru, seiring kemudahan komikus dalam menyebarluaskan karya mereka,” ujarnya.
Agar sebuah karya tetap menjadi favorit dan dapat diterima masyarakat, Nurfadli berencana menerbitkan buku dan membuat channel YouTubekhusus untuk karya Tahi Lalat. “Intinya saya akan tetap konsisten ngerjain komik Tahi Lalatini karena sangat menyenangkan,” katanya.
Laili Ira Maslakhah
Mahasiswi Institut Pertanian Bogor
(ars)