Dari Stiker Line Jadi Komik Instagram
A
A
A
PENCIPTA komik strip berasal dari berbagai latar belakang. Ada yang memang sejak awal mereka sudah terjun sebagai komikus dan rutin membuat komik strip.
Namun, ada juga yang terjun ke media komik strip karena faktor “tidak sengaja”. Salah satunya adalah Niksen yang dikenal lewat komik Si Udin. Saat ini jumlah followersSi Udin di Instagram sudah mencapai 34.800 orang. Padahal, Si Udin justru meraih popularitas sebagai karakter di stiker Line. Udin adalah karakter anak SD dengan tingkah yang konyol dan terkadang ngeselin.
Total sudah ada 93 stiker Si Udindi Line. Bahkan, stiker tersebut menjadi top downloadselama berminggu-minggu dari pengguna Line Messenger. ”Mulanya memang saya mencoba peruntungan mendesain karakter untuk Line Messenger. Konsepnya Indonesia banget, yang sekiranya bisa dekat dengan masyarakat. Terutama dari namanya, bahasanya, juga tampilannya. Maka jadilah Si Udin yang tengil,” paparnya.
Niksen tak menyangka bahwa stiker hasil buatannya akan boomingdan menjadi populer di kalangan pengguna Line. Berangkat dari fakta tersebut, serta saran seorang teman, Niksen akhirnya memikirkan sebuah cara untuk tetap membuat sosok Si Udin ini eksis, serta mampu merangkul penggemar yang lebih luas. Tujuan utamanya, tentu saja untuk terus meningkatkan angka penjualan stikernya.
“Akhirnya, saya coba bikin akun Instagram untuk Si Udin (@si.udin). Aku juga kepikiran untuk bikin meme. Tapi kemudian, aku coba realisasikan komik stripnya, eh ternyata yang nge-likedi Instagrambanyak.” Instagram, menurut Niksen, adalah media sosial yang paling efektif untuk mendistribusikan karya serta banyak pembaca. “Aku pernah coba memopulerkan Si Udin di Facebook. Tapi justru enggak ada yang nge-like. Pengikut-pengikut Si Udin di Facebookjuga banyak akun palsu. Efeknya enggak bagus. Akhirnya coba-coba di Instagram, dan malah direspons positif,” katanya.
Merasa potensi komik strip dengan karakter Si Udin bisa menjaring fansyang lebih banyak, maka Niksen mencoba berkreasi dengan ide-ide cerita yang lucu, serta menghadirkan karakter-karakter baru seperti guru Si Udin, serta Jono dan Sarini selaku teman-teman Si Udin. Soal ide cerita, pemuda kelahiran 25 April 1986 tersebut mengadopsi kejadian seharihari.
Dengan jalan cerita yang segar dan mampu membuat siapa pun terpingkal, Si Udinbaru-baru ini mulai dilirik oleh salah satu pengembang aplikasi permainan yang cukup populer di Indonesia. Niksen bercerita bahwa ke depannya, tokoh Si Udin tak akan hanya muncul di stiker dan Instagram, melainkan juga game untuk smartphone. “Mudah-mudahan bisa rilis Januari 2016,” katanya menyebut akan dengan senang hati menyambut jika ke depannya ada pihak-pihak lain yang mengajaknya bekerja sama.
Ketika dimintai pendapatnya mengenai “umur” dari tren komik strip, pria yang bekerja sebagai graphic designerdi salah satu perusahaan swasta Malaysia ini meramal bahwa animo komik strip ini enggak akan mungkin mati dalam waktu dekat. Ide akan terus berkembang, jumlah komikus pun akan selalu bertambah banyak dengan keunikannya masing-masing.
Jeanett Verica
Gensindo Batch 1
Namun, ada juga yang terjun ke media komik strip karena faktor “tidak sengaja”. Salah satunya adalah Niksen yang dikenal lewat komik Si Udin. Saat ini jumlah followersSi Udin di Instagram sudah mencapai 34.800 orang. Padahal, Si Udin justru meraih popularitas sebagai karakter di stiker Line. Udin adalah karakter anak SD dengan tingkah yang konyol dan terkadang ngeselin.
Total sudah ada 93 stiker Si Udindi Line. Bahkan, stiker tersebut menjadi top downloadselama berminggu-minggu dari pengguna Line Messenger. ”Mulanya memang saya mencoba peruntungan mendesain karakter untuk Line Messenger. Konsepnya Indonesia banget, yang sekiranya bisa dekat dengan masyarakat. Terutama dari namanya, bahasanya, juga tampilannya. Maka jadilah Si Udin yang tengil,” paparnya.
Niksen tak menyangka bahwa stiker hasil buatannya akan boomingdan menjadi populer di kalangan pengguna Line. Berangkat dari fakta tersebut, serta saran seorang teman, Niksen akhirnya memikirkan sebuah cara untuk tetap membuat sosok Si Udin ini eksis, serta mampu merangkul penggemar yang lebih luas. Tujuan utamanya, tentu saja untuk terus meningkatkan angka penjualan stikernya.
“Akhirnya, saya coba bikin akun Instagram untuk Si Udin (@si.udin). Aku juga kepikiran untuk bikin meme. Tapi kemudian, aku coba realisasikan komik stripnya, eh ternyata yang nge-likedi Instagrambanyak.” Instagram, menurut Niksen, adalah media sosial yang paling efektif untuk mendistribusikan karya serta banyak pembaca. “Aku pernah coba memopulerkan Si Udin di Facebook. Tapi justru enggak ada yang nge-like. Pengikut-pengikut Si Udin di Facebookjuga banyak akun palsu. Efeknya enggak bagus. Akhirnya coba-coba di Instagram, dan malah direspons positif,” katanya.
Merasa potensi komik strip dengan karakter Si Udin bisa menjaring fansyang lebih banyak, maka Niksen mencoba berkreasi dengan ide-ide cerita yang lucu, serta menghadirkan karakter-karakter baru seperti guru Si Udin, serta Jono dan Sarini selaku teman-teman Si Udin. Soal ide cerita, pemuda kelahiran 25 April 1986 tersebut mengadopsi kejadian seharihari.
Dengan jalan cerita yang segar dan mampu membuat siapa pun terpingkal, Si Udinbaru-baru ini mulai dilirik oleh salah satu pengembang aplikasi permainan yang cukup populer di Indonesia. Niksen bercerita bahwa ke depannya, tokoh Si Udin tak akan hanya muncul di stiker dan Instagram, melainkan juga game untuk smartphone. “Mudah-mudahan bisa rilis Januari 2016,” katanya menyebut akan dengan senang hati menyambut jika ke depannya ada pihak-pihak lain yang mengajaknya bekerja sama.
Ketika dimintai pendapatnya mengenai “umur” dari tren komik strip, pria yang bekerja sebagai graphic designerdi salah satu perusahaan swasta Malaysia ini meramal bahwa animo komik strip ini enggak akan mungkin mati dalam waktu dekat. Ide akan terus berkembang, jumlah komikus pun akan selalu bertambah banyak dengan keunikannya masing-masing.
Jeanett Verica
Gensindo Batch 1
(ars)