Data Pemilih Ditarget Selesai November
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berharap data pemilih ganda dan pemilih ”siluman” bisa diselesaikan awal November tahun ini.
Dengan begitu, potensi kecurangan dengan cara menggelembungkan suara dari daftar pemilih yang tidak jelas tersebut bisa dihindari pada pelaksanaan Pilkada Serentak, 9 Desember 2015 nanti. ”Selambat-lambatnya awal November 2015 persoalan data sudah teratasi sedetail mungkin,” kata Tjahjo Kumolo, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Tjahjo mengatakan, pihaknya telah menyerahkan data daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang mencakup 102.068.130 jiwa kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjadi acuan dalam menetapkan daftar pemilih untuk Pilkada Serentak 2015. Namun, kata dia, data tersebut masih perlu divalidasi, termasuk karena masih ada data orang gila dan orang yang sudah meninggal, tetapi masih masuk dalam data pemilih.
Karena itu, pihaknya saat ini tengah mendata ulang DP4 tersebut agar daftar pemilih pilkada berkualitas dan tidak ada lagi pemilih ganda maupun pemilih siluman yang bisa jadi pintu masuk untuk memanipulasi suara. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan, validasi data pemilih juga tidak hanya untukmenekanpeluangterjadi kecurangan di pemilu.
Melainkan juga bisa jadi langkah awal untuk menyiapkan sistem pemilihan melalui e-voting untuk pilkada serentak berikutnya. Jika memungkinkan, lanjut Tjahjo, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 bisa saja menggunakan e-voting jika tingkat validitas data pemilihnya sudah dianggap sempurna. ”Kalau ini berhasil baik, pendataannya baik, kami akan mengajak DPR untuk mempertimbangkan 2019 sudah evoting ,” ucapnya.
Sementara itu, anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan bahwa data pemilih yang divalidasi sudah hampir 100%. Karena itu, dia optimistis pada pilkada serentak nanti tidak akan terjadi persoalan menyangkut daftar pemilih. ”Sudah sekitar 94 juta orang atau 91%. Mudah-mudahan tiga hari ini data dari daerah sudah masuk semua,” katanya.
Rahmat sahid
Dengan begitu, potensi kecurangan dengan cara menggelembungkan suara dari daftar pemilih yang tidak jelas tersebut bisa dihindari pada pelaksanaan Pilkada Serentak, 9 Desember 2015 nanti. ”Selambat-lambatnya awal November 2015 persoalan data sudah teratasi sedetail mungkin,” kata Tjahjo Kumolo, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Tjahjo mengatakan, pihaknya telah menyerahkan data daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang mencakup 102.068.130 jiwa kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjadi acuan dalam menetapkan daftar pemilih untuk Pilkada Serentak 2015. Namun, kata dia, data tersebut masih perlu divalidasi, termasuk karena masih ada data orang gila dan orang yang sudah meninggal, tetapi masih masuk dalam data pemilih.
Karena itu, pihaknya saat ini tengah mendata ulang DP4 tersebut agar daftar pemilih pilkada berkualitas dan tidak ada lagi pemilih ganda maupun pemilih siluman yang bisa jadi pintu masuk untuk memanipulasi suara. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan, validasi data pemilih juga tidak hanya untukmenekanpeluangterjadi kecurangan di pemilu.
Melainkan juga bisa jadi langkah awal untuk menyiapkan sistem pemilihan melalui e-voting untuk pilkada serentak berikutnya. Jika memungkinkan, lanjut Tjahjo, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 bisa saja menggunakan e-voting jika tingkat validitas data pemilihnya sudah dianggap sempurna. ”Kalau ini berhasil baik, pendataannya baik, kami akan mengajak DPR untuk mempertimbangkan 2019 sudah evoting ,” ucapnya.
Sementara itu, anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan bahwa data pemilih yang divalidasi sudah hampir 100%. Karena itu, dia optimistis pada pilkada serentak nanti tidak akan terjadi persoalan menyangkut daftar pemilih. ”Sudah sekitar 94 juta orang atau 91%. Mudah-mudahan tiga hari ini data dari daerah sudah masuk semua,” katanya.
Rahmat sahid
(bbg)