Pendemo Lempari Mobil Rombongan Rano Karno
A
A
A
SERANG - Belasan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Pemuda Cilangkahan menghadang iring-iringan kendaraan Gubernur Banten Rano Karno dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Banten saat perjalanan menuju Cisungsang, Kabupaten Lebak, Sabtu (5/9).
Dalam aksi penghadangan itu, empat kendaraan mobil milik Pemprov Banten rusak karena dilempari dengan batu. Dari informasi yang dihimpun, iring-iringan kendaraan Gubernur Banten ini bertolak pada Sabtu (5/9) sore hari dari Kota Serang menuju Cisungsang, Kabupaten Lebak, untuk menghadiri acara adat Serentaun di Desa Adat Cisungsang, Kabupaten Lebak.
Setibanya di Desa Cikumpang, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, belasan mahasiswa berunjuk rasa. Mereka menagih janji Rano Karno untuk menindak kendaraan bertonase besar yang melintas hingga merusak jalan di daerahnya. Para mahasiswa sempat ditemui beberapa kepala dinas namun kondisinya tetap memanas. Rombongan Rano Karnopunakhirnyameninggalkan para mahasiswa.
”Gubernur (Rano Karno) dapat info ada masyarakat yang mau audiensi dan gubernur siap menerima. Tapi, mereka malah melakukan kericuhan dan akhirnya mobil gubernur terus berjalan,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Banten Deden Apriandhi saat dihubungi melalui sambungan selulernya kemarin Bahkan, lanjut Deden, sekelompok mahasiswa itu diduga telah mengonsumsi minuman keras.
Saat itu dari mulut beberapa mahasiswa tercium aroma alkohol. ”Orangorang itu (penghadang) bau alkohol. Jadi, ini ada indikasi kesengajaan untuk menjauhkan gubernur dengan masyarakat di Banten selatan,” lanjutnya. Dari aksi penghadangan tersebut, para mahasiswa telah merusak dua kaca mobil milik Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banten, Biro Humas dan Protokol Banten, serta mobil milik Dinas Koperasi dan UMKM Banten.
”Empat mobil rusak karena dilempar batu,” tandasnya. Kepala Desa Cihambali Jaro Rudiat menyayangkan terjadinya aksi penyerangan dan perusakan tersebut. Gubernur Banten Rano Karno bersama rombongan datang ke Cisungsang atas undangan Ketua Desa Adat Cisungsang untuk menghadiri prosesi adat Serentaun.
”Kami yang mengharapkan Pak Gubernur datang. Yang minta adalah kami. Dengan ada insiden ini, kami malu. Kalau saja ini bukan negara hukum, kami masyarakat mau tindak sendiri anak-anak yang anarkis itu,” katanya. Setelah adanya kejadian tersebut, Jaro Rudiat dan kepala desa lainnya bersiaga menjaga Rano Karno bersama rombongan.
Mereka akan menindak tegas siapa pun yang berani mengusik dan merusak ketenteraman. ”Rano sebagai pemimpin pemerintahan turun ke daerah, ingin membangun daerah. Ini ada segelintir oknum yang menghalangi,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, 15 pelaku perusakan sempat diamankan di Markas Komando (Mako) Brimob di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak. Selanjutnya mereka dibawa ke Polres Lebak, namun kemudian kembali dilepaskan.
Teguh Mahardika
Dalam aksi penghadangan itu, empat kendaraan mobil milik Pemprov Banten rusak karena dilempari dengan batu. Dari informasi yang dihimpun, iring-iringan kendaraan Gubernur Banten ini bertolak pada Sabtu (5/9) sore hari dari Kota Serang menuju Cisungsang, Kabupaten Lebak, untuk menghadiri acara adat Serentaun di Desa Adat Cisungsang, Kabupaten Lebak.
Setibanya di Desa Cikumpang, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, belasan mahasiswa berunjuk rasa. Mereka menagih janji Rano Karno untuk menindak kendaraan bertonase besar yang melintas hingga merusak jalan di daerahnya. Para mahasiswa sempat ditemui beberapa kepala dinas namun kondisinya tetap memanas. Rombongan Rano Karnopunakhirnyameninggalkan para mahasiswa.
”Gubernur (Rano Karno) dapat info ada masyarakat yang mau audiensi dan gubernur siap menerima. Tapi, mereka malah melakukan kericuhan dan akhirnya mobil gubernur terus berjalan,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Banten Deden Apriandhi saat dihubungi melalui sambungan selulernya kemarin Bahkan, lanjut Deden, sekelompok mahasiswa itu diduga telah mengonsumsi minuman keras.
Saat itu dari mulut beberapa mahasiswa tercium aroma alkohol. ”Orangorang itu (penghadang) bau alkohol. Jadi, ini ada indikasi kesengajaan untuk menjauhkan gubernur dengan masyarakat di Banten selatan,” lanjutnya. Dari aksi penghadangan tersebut, para mahasiswa telah merusak dua kaca mobil milik Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banten, Biro Humas dan Protokol Banten, serta mobil milik Dinas Koperasi dan UMKM Banten.
”Empat mobil rusak karena dilempar batu,” tandasnya. Kepala Desa Cihambali Jaro Rudiat menyayangkan terjadinya aksi penyerangan dan perusakan tersebut. Gubernur Banten Rano Karno bersama rombongan datang ke Cisungsang atas undangan Ketua Desa Adat Cisungsang untuk menghadiri prosesi adat Serentaun.
”Kami yang mengharapkan Pak Gubernur datang. Yang minta adalah kami. Dengan ada insiden ini, kami malu. Kalau saja ini bukan negara hukum, kami masyarakat mau tindak sendiri anak-anak yang anarkis itu,” katanya. Setelah adanya kejadian tersebut, Jaro Rudiat dan kepala desa lainnya bersiaga menjaga Rano Karno bersama rombongan.
Mereka akan menindak tegas siapa pun yang berani mengusik dan merusak ketenteraman. ”Rano sebagai pemimpin pemerintahan turun ke daerah, ingin membangun daerah. Ini ada segelintir oknum yang menghalangi,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, 15 pelaku perusakan sempat diamankan di Markas Komando (Mako) Brimob di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak. Selanjutnya mereka dibawa ke Polres Lebak, namun kemudian kembali dilepaskan.
Teguh Mahardika
(bbg)