Hampir Satu Tahun Berkuasa, Kinerja Jokowi-JK Dipertanyakan
A
A
A
JAKARTA - Pada 20 Oktober nanti, pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan berusia satu tahun. Dalam perjalanan selama satu tahun, pemerintah menghadapi banyak persoalan.
Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan selama setahun ini Jokowi terlalu banyak mendengarkan bisikan-bisikan dari elite partai penguasa.
Akibatnya, kata dia, Jokowi seringkali salah arah dalam mengambil kebijakan. "Pemimpin adalah nahkoda yang membawa bahtera pemerintahan," ungkap Beni dalam diskusi yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) bertema Evaluasi 1 Tahun Jokowi-JK bersama Kaum Pergerakan di Kafe Merdesa, Jakarta Pusat, Rabu (9/9/2015).
Tidak hanya persoalan kepemimpinan, forum diskusi yang diikuti kaum muda ini mengkritisi kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terpuruk.
Indikasinya, daya beli masyarakat terus menurun di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah.
Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Lidya Natalia Sartono mengatakan terpuruknya perekonomian Indonesia menjadi salah satu bukti program Nawacita Jokowi-JK menemui kegagalan.
"Kita semua bingung apa indikator keberhasilan Nawacita. Nawacita hanya retorika belaka dan akhirnya berubah jadi duka cita," kata Lidya.
Dia mendesak Presiden Jokowi segera melakukan perbaikan di berbagai bidang. "PMKRI melihat ada yang perlu diperbaiki. Jika kebobrokan sudah tidak dapat ditoleransi, perlu ada pergantian kepemimpinan nasional," tuturnya.
Beni juga mengkritisi sejumlah partai politik yang mengklaim menjadi penyeimbangan pemerintah. Salah satunya Partai Amanat Nasional (PAN).
Belakangan, kata Beni, partai yang berkomitemen menjadi penyeimbang justru memilih bergabung dalam barisan pendukung pemerintah. "Elite politik tidak dapat diharapkan," kata Beni.
PILIHAN:
Ibas: Banyak yang Rindu Kepemimpinan SBY
Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan selama setahun ini Jokowi terlalu banyak mendengarkan bisikan-bisikan dari elite partai penguasa.
Akibatnya, kata dia, Jokowi seringkali salah arah dalam mengambil kebijakan. "Pemimpin adalah nahkoda yang membawa bahtera pemerintahan," ungkap Beni dalam diskusi yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) bertema Evaluasi 1 Tahun Jokowi-JK bersama Kaum Pergerakan di Kafe Merdesa, Jakarta Pusat, Rabu (9/9/2015).
Tidak hanya persoalan kepemimpinan, forum diskusi yang diikuti kaum muda ini mengkritisi kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terpuruk.
Indikasinya, daya beli masyarakat terus menurun di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah.
Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Lidya Natalia Sartono mengatakan terpuruknya perekonomian Indonesia menjadi salah satu bukti program Nawacita Jokowi-JK menemui kegagalan.
"Kita semua bingung apa indikator keberhasilan Nawacita. Nawacita hanya retorika belaka dan akhirnya berubah jadi duka cita," kata Lidya.
Dia mendesak Presiden Jokowi segera melakukan perbaikan di berbagai bidang. "PMKRI melihat ada yang perlu diperbaiki. Jika kebobrokan sudah tidak dapat ditoleransi, perlu ada pergantian kepemimpinan nasional," tuturnya.
Beni juga mengkritisi sejumlah partai politik yang mengklaim menjadi penyeimbangan pemerintah. Salah satunya Partai Amanat Nasional (PAN).
Belakangan, kata Beni, partai yang berkomitemen menjadi penyeimbang justru memilih bergabung dalam barisan pendukung pemerintah. "Elite politik tidak dapat diharapkan," kata Beni.
PILIHAN:
Ibas: Banyak yang Rindu Kepemimpinan SBY
(dam)