Layani Jamaah, Dua Hari Tak Ganti Baju

Selasa, 08 September 2015 - 09:25 WIB
Layani Jamaah, Dua Hari...
Layani Jamaah, Dua Hari Tak Ganti Baju
A A A
BAJU seragam warna putih dengan strip merah di saku dan leher sudah terlihat kusut. Begitu juga dengan celana dan rompi hitam bertulisan Petugas Haji Indonesia 2015 yang sudah dua hari tiga malam menempel di tubuh Nur Eko Rosyantono, seorang petugas yang melayani jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Dia dan belasan petugas lainnya sejak Kamis (3/9) dini hari hingga Sabtu (5/9) malam bertugas nonstop melayani jamaah haji Indonesia di tempat miqot , Plaza Indonesia. Mereka merupakan petugas yang diterjunkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di daerah kerja (daker) Bandara Jeddah-Madinah. Setiap hari minimal 12 kelompok terbang (kloter) jamaah yang harus dilayani.

Setiap kloter jumlah jamaahnya berkisar antara 400-450 jamaah. Sebenarnya ada dua sektor atau grup yang bertugas secara bergantian tiap hari. Namun, petugas sektor II masih berada di Madinah untuk melayani jamaah yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA). Praktis, dua grup ini harus bekerja ekstra dengan memaksimalkan personel yang ada.

”Kami enggak sempat pulang ke pemondokan dan ganti baju. Semuanya demi tugas melayani jamaah haji. Kalau mandi, masih sempat. Namun, langsung pakai baju karena tak bawa handuk. Nanti bajunya kering sendiri,” tutur Eko. Meski raut muka para petugas terlihat letih karena kurang tidur, mereka tetap bersemangat dan berupaya membuang rasa kantuk jauhjauh. Mereka hanya bisa beristirahat sebentar yakni saat menunggu jamaah keluar dari terminal kedatangan.

Terkadang ada hal unik yang ditemui. Misalnya, jamaah yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan menanyakan sesuatu. Petugas pun harus menanyakan berulang kali maksud yang diucapkan jamaah. Jika masih tidak mengerti maksudnya, terpaksa mencari petugasnya yang bisa berkomunikasi dengan jamaah, lewat bahasa daerah tempat asal mereka. Plaza Indonesia berada di samping terminal kedatangan.

Tempatnya cukup luas dengan atap tenda raksasa. Udara di tempat ini semakin siang terasa gerah karena berada di tempat terbuka. Lantaran berada tak jauh dari Laut Merah, suhunya terasa hangat walaupun terasa tak sepanas di Madinah dan Madinah. Miqot memanjang dengan dibagi beberapa blok. Setiap blok dilengkapi tempat mandi dan wudu. Satu blok dipakai jamaah Indonesia.

Sedangkan di ujung selatan dipakai jamaah haji asal Malaysia. Kepala Sektor I Bandara Jeddah-Medinah, Artanto menuturkan, menginap di bandara bagi petugas haji sudah menjadi semacam kewajiban setiap musim penyelenggaraan haji. ”Jadi, kami sudah terbiasa. Senangnya kita bisa bertemu dengan banyak jamaah dari Sabang sampai Merauke yang memiliki latar belakang berbeda-beda,” ujarnya kepada KORAN SINDO .

Para petugas juga mencatat jumlah jamaah yang datang hingga membimbing jamaah saat kebingungan mencari tempat mandi dan bahkan memandikan dan membantu memakaikan kain ihram jamaah lanjut usia (lansia). Selepas jamaah memakai ihram serta salat sunah ihram tugas belum selesai. Saat dibariskan sesuai regu masingmasing sering ada bawaan yang tertinggal di tempat memakai kain ihram seperti tas tentengan dan paspor hingga baju. Praktis pemiliknya harus dicari sampai ketemu.

”Ada dua baju batik yang ketinggalan. Tolong jamaah yang merasa ketinggalan bisa mengambilnya di pojok sini,” ujar Pelaksana Perlindungan Jamaah, Jajang Sukendar. Begitu juga saat naik bus, ada juga jamaah yang naik bus jamaah dari negara lainnya. Petugas dengan sabar melayani jamaah hingga rombongan bus dilepas untuk berangkat ke Mekkah.

Sunu Hastoro F
Jeddah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)