Bagi KMP, PAN Bisa Jadi Duri dalam Daging
A
A
A
JAKARTA - Manuver politik Zulkifli Hasan membawa Partai Amanat Nasional (PAN) masuk barisan pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa memperburuk hubungan antara partai itu dan Koalisi Merah Putih (KMP).
Lantaran dianggap telah meninggalkan koalisi induknya, bukan tidak mungkin PAN akan ditinggalkan KMP dalam menentukan arah politik di parlemen.
"Karena dianggap duri di dalam daging, dalam penentuan strategi politik KMP, rapat-rapat pimpinan DPR atau MPR bisa saja tidak akan melibatkan wakil dari PAN," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin saat dihubungi Sindonews, Sabtu (5/9/2015).
Tidak hanya akan disingkirkan perlahan-lahan dari KMP, Said mengatakan PAN juga bisa ditinggalkan para pendukungnya di perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 dan Pemilu Presiden 2019 mendatang.
"Di satu sisi, pilihan politik PAN akan dianggap salah karena telah mendukung pemerintah yang kini sedang menyusahkan rakyat. Faktanya kurs rupiah terhadap dolar belum menguat," kata Said.
PILIHAN:
Soal Rehabilitasi Narkoba, Anang Iskandar Kritik Buwas
Lantaran dianggap telah meninggalkan koalisi induknya, bukan tidak mungkin PAN akan ditinggalkan KMP dalam menentukan arah politik di parlemen.
"Karena dianggap duri di dalam daging, dalam penentuan strategi politik KMP, rapat-rapat pimpinan DPR atau MPR bisa saja tidak akan melibatkan wakil dari PAN," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin saat dihubungi Sindonews, Sabtu (5/9/2015).
Tidak hanya akan disingkirkan perlahan-lahan dari KMP, Said mengatakan PAN juga bisa ditinggalkan para pendukungnya di perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 dan Pemilu Presiden 2019 mendatang.
"Di satu sisi, pilihan politik PAN akan dianggap salah karena telah mendukung pemerintah yang kini sedang menyusahkan rakyat. Faktanya kurs rupiah terhadap dolar belum menguat," kata Said.
PILIHAN:
Soal Rehabilitasi Narkoba, Anang Iskandar Kritik Buwas
(dam)