Zulkifli Harus Waspada Gejolak Internal PAN
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik dan Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandez menyatakan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan harus waspada mengontrol kader-kadernya.
Pasalnya sebagian kader yang terlihat menolak PAN bergabung kedalam pemerintahan bisa menjadi benalu dalam tubuh PAN.
"Saya lihat keputusan PAN dukung pemerintahan melewati pembahasan internal yang cukup alot, Beberapa kader tidak pernah diajak bicara, maka Zul tidak utuh mengontrol semua kadernya kemungkinan hanya DPP saja. Jika tidak dikontrol akan menimbulkan gejolak internal," ucapnya.
Menurutnya, Zul perlu memperkuat hubungan dengan kader jika tidak mau adanya gejolak dalam internal PAN, mengingat dukungan Zul dalam kongres hanya setengah dari DPW se Indonesia, karena hanya selisih 6 suara dengan Hatta Rajasa.
"Jika bukan keputusan bulat mendukung pemerintah, akan menimbulkan gejolak dan muncul suara kontra, dan ini akan mengancam kursi kepemimpinan," tegasnya.
Arya juga mengungkapkan Zul perlu hati-hati membaca suasana politik kadernya, karena jika tidak pandai menguasai suara daerah, kepemimpinannya terancam.
"Zul yang tidak terlalu kuat, zul, perlu hati hati membaca suasana kebatinan di internal PAN, kalau tidak kursi ketum bisa digoyang," katanya.
Dia juga menilai pernyataan Zul yang mengatakan PAN bergabung ke pemerintah, tapi tidak pernah menyatakan keluar dari KMP atau gabung KIH, merupakan bentuk pernyataan bersayap dan terlihat basa basi politik saja.
"Pernyataan itu bentuk basa basi politik, Zul lihai memainkan akrobat kata kata bersayap, tidak mungkin juga PAN bermain dua kaki, pernyataannya membuat orang agar bisa memaklumi, padahal posisinya tetap di pemerintahan," jelasnya.
Arya juga mengatakan intinya PAN tetap bergabung dengan pemerintahan. Menurutnya PAN tidak mungkin dalam satu kesempatan dapat melakukan dua peran sekali jalan.
"Saya kira pernyataan itu dukungan resmi, yang menunjukkan dia minggalkan KMP dan masuk KIH. Kalau dia mengaku tidak keluar itu akrobat politik saja," pungkasnya.
Pasalnya sebagian kader yang terlihat menolak PAN bergabung kedalam pemerintahan bisa menjadi benalu dalam tubuh PAN.
"Saya lihat keputusan PAN dukung pemerintahan melewati pembahasan internal yang cukup alot, Beberapa kader tidak pernah diajak bicara, maka Zul tidak utuh mengontrol semua kadernya kemungkinan hanya DPP saja. Jika tidak dikontrol akan menimbulkan gejolak internal," ucapnya.
Menurutnya, Zul perlu memperkuat hubungan dengan kader jika tidak mau adanya gejolak dalam internal PAN, mengingat dukungan Zul dalam kongres hanya setengah dari DPW se Indonesia, karena hanya selisih 6 suara dengan Hatta Rajasa.
"Jika bukan keputusan bulat mendukung pemerintah, akan menimbulkan gejolak dan muncul suara kontra, dan ini akan mengancam kursi kepemimpinan," tegasnya.
Arya juga mengungkapkan Zul perlu hati-hati membaca suasana politik kadernya, karena jika tidak pandai menguasai suara daerah, kepemimpinannya terancam.
"Zul yang tidak terlalu kuat, zul, perlu hati hati membaca suasana kebatinan di internal PAN, kalau tidak kursi ketum bisa digoyang," katanya.
Dia juga menilai pernyataan Zul yang mengatakan PAN bergabung ke pemerintah, tapi tidak pernah menyatakan keluar dari KMP atau gabung KIH, merupakan bentuk pernyataan bersayap dan terlihat basa basi politik saja.
"Pernyataan itu bentuk basa basi politik, Zul lihai memainkan akrobat kata kata bersayap, tidak mungkin juga PAN bermain dua kaki, pernyataannya membuat orang agar bisa memaklumi, padahal posisinya tetap di pemerintahan," jelasnya.
Arya juga mengatakan intinya PAN tetap bergabung dengan pemerintahan. Menurutnya PAN tidak mungkin dalam satu kesempatan dapat melakukan dua peran sekali jalan.
"Saya kira pernyataan itu dukungan resmi, yang menunjukkan dia minggalkan KMP dan masuk KIH. Kalau dia mengaku tidak keluar itu akrobat politik saja," pungkasnya.
(nag)