Aplikasi Haji Pintar Bantu Jamaah Terpisah
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji Indonesia tahun ini merasa terbantu dengan aplikasi Haji Pintar yang berbasis android. Aplikasi ini berisi beragam informasi seputar pelaksanaan haji, baik teknis maupun bimbingan ibadah, termasuk fasilitas layanan pengaduan masyarakat.
Adapun jamaah haji kelompok terbang (kloter) JKG 02 merasakan manfaat aplikasi yang diluncurkan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin pada Juli lalu itu. Sebanyak 12 jamaah JKG 02 tertinggal di Madinah pada hari kedua pemberangkatan ke Mekkah. Mereka dijadwalkan berangkat pada Senin (31/8) pukul 07.00 waktu Arab Saudi.
Namun setelah melalui proses pengecekan, dokumen paspor 12 jamaah tidak ada pada sopir bus sehingga mereka diputuskan untuk tidak berangkat. ”Kami ditinggal pukul 10.00. Kami dijadwalkan berangkat pukul 07.00, tapi sampai pukul 09.00 masih pengecekan- pengecekan. Keputusannya akhirnya kami ditinggal,” kata jamaah bernama Sodik Kurniawan, 40 di Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Shisha, kemarin.
Menurut dia, ketua kloter tidak mengamankan jamaah, melainkan berangkat lebih dulu meninggalkan mereka. Sampai pukul 14.00 waktu setempat tidak ada yang menghubungi mereka, termasuk ketua kloter dan ketua bimbingan haji. Dalam keadaan seperti ini, Sodik mengaku terbantu dengan adanya aplikasi haji pintar yang menjadi sarana pengaduan masalah yang dihadapinya.
”Saya langsung SMS pe-ngaduan yang di Haji Pintar itu. Di sanalah kami komunikasi terus sampai di Daker Madinah. Mungkin Daker Madinah tahu kasus itu dari SMS pengaduan saya,” katanya. Yati, istri Sodik, mengatakan bahwa 12 jamaah ini masuk kembali ke dalam kamar pada sekitar pukul 15.00 WIB, setelah sebelumnya menunggu di lobi hotel.
Mereka awalnya dijadwalkan akan diberangkatkan ke Mekkah hari ini, kemarin pagi . Namun, selepas isya ada tawaran untuk berangkat malam itu juga dan mereka setuju sehingga proses pemberangkatan dilakukan Senin (31/9) malam. Ke-12 jamaah itu tiba di Daker Mekkah pada pukul 07.00 WAS.
Kepala Seksi Pelindungan Jamaah Jaetul Muchlis Basyir mengatakan, bahwa secara teknis dan aturan yang ada, persoalan ini tidak semestinya terjadi. Menurut dia, hal ini bisa jadi karena organisasi kloter yang tidak optimal. ”Di situ ada peran karu (kepala regu), karom (kepala rombongan), dan petugas kloter yang tidak optimal. Harusnya mereka dalam setiap pergerakan melakukan cek dan ricek keberadaan kelengkapan, personel, maupun jamaah, serta dokumen,” paparnya.
Namun demikian, Muchlis mengaku akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu terkait faktor penyebab terjadinya peristiwa ini. ”Kita akan klarifikasi dulu, di mana celah-celah yang harus kita evaluasi sehingga terjadi kejadian seperti ini. Kita harus evaluasi dulu apakah kekurangtanggapan organisasi kloter atau lainnya,” tutur dia.
Prioritas Daker Mekkah saat ini menyelesaikan terlebih dahulu pelaksanaan ibadah ke-12 jamaah ini di bawah bimbingan dan panduan seksi bimbingan ibadah. Disinggung soal hakhak jamaah, Muchlis memastikan bahwa semua hak jamaah tidak akan berkurang dan akan tetap diberikan.
MCH
Laporan Wartawan KORAN SINDO
SUNU HASTORO F
MADINAH
Adapun jamaah haji kelompok terbang (kloter) JKG 02 merasakan manfaat aplikasi yang diluncurkan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin pada Juli lalu itu. Sebanyak 12 jamaah JKG 02 tertinggal di Madinah pada hari kedua pemberangkatan ke Mekkah. Mereka dijadwalkan berangkat pada Senin (31/8) pukul 07.00 waktu Arab Saudi.
Namun setelah melalui proses pengecekan, dokumen paspor 12 jamaah tidak ada pada sopir bus sehingga mereka diputuskan untuk tidak berangkat. ”Kami ditinggal pukul 10.00. Kami dijadwalkan berangkat pukul 07.00, tapi sampai pukul 09.00 masih pengecekan- pengecekan. Keputusannya akhirnya kami ditinggal,” kata jamaah bernama Sodik Kurniawan, 40 di Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Shisha, kemarin.
Menurut dia, ketua kloter tidak mengamankan jamaah, melainkan berangkat lebih dulu meninggalkan mereka. Sampai pukul 14.00 waktu setempat tidak ada yang menghubungi mereka, termasuk ketua kloter dan ketua bimbingan haji. Dalam keadaan seperti ini, Sodik mengaku terbantu dengan adanya aplikasi haji pintar yang menjadi sarana pengaduan masalah yang dihadapinya.
”Saya langsung SMS pe-ngaduan yang di Haji Pintar itu. Di sanalah kami komunikasi terus sampai di Daker Madinah. Mungkin Daker Madinah tahu kasus itu dari SMS pengaduan saya,” katanya. Yati, istri Sodik, mengatakan bahwa 12 jamaah ini masuk kembali ke dalam kamar pada sekitar pukul 15.00 WIB, setelah sebelumnya menunggu di lobi hotel.
Mereka awalnya dijadwalkan akan diberangkatkan ke Mekkah hari ini, kemarin pagi . Namun, selepas isya ada tawaran untuk berangkat malam itu juga dan mereka setuju sehingga proses pemberangkatan dilakukan Senin (31/9) malam. Ke-12 jamaah itu tiba di Daker Mekkah pada pukul 07.00 WAS.
Kepala Seksi Pelindungan Jamaah Jaetul Muchlis Basyir mengatakan, bahwa secara teknis dan aturan yang ada, persoalan ini tidak semestinya terjadi. Menurut dia, hal ini bisa jadi karena organisasi kloter yang tidak optimal. ”Di situ ada peran karu (kepala regu), karom (kepala rombongan), dan petugas kloter yang tidak optimal. Harusnya mereka dalam setiap pergerakan melakukan cek dan ricek keberadaan kelengkapan, personel, maupun jamaah, serta dokumen,” paparnya.
Namun demikian, Muchlis mengaku akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu terkait faktor penyebab terjadinya peristiwa ini. ”Kita akan klarifikasi dulu, di mana celah-celah yang harus kita evaluasi sehingga terjadi kejadian seperti ini. Kita harus evaluasi dulu apakah kekurangtanggapan organisasi kloter atau lainnya,” tutur dia.
Prioritas Daker Mekkah saat ini menyelesaikan terlebih dahulu pelaksanaan ibadah ke-12 jamaah ini di bawah bimbingan dan panduan seksi bimbingan ibadah. Disinggung soal hakhak jamaah, Muchlis memastikan bahwa semua hak jamaah tidak akan berkurang dan akan tetap diberikan.
MCH
Laporan Wartawan KORAN SINDO
SUNU HASTORO F
MADINAH
(bbg)