IMF: Indonesia Harus Bangun Sumber Pertumbuhan Baru

Rabu, 02 September 2015 - 09:08 WIB
IMF: Indonesia Harus...
IMF: Indonesia Harus Bangun Sumber Pertumbuhan Baru
A A A
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meyakini perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berlangsung lama.

Syaratnya Indonesia harus mampu membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menuturkan, saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah mengalami penurunan sampai di bawah 5%. Namun dia optimistis hal itu tidak akan berlangsung permanen.

”Asalkan Indonesia membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru berdasarkan potensi yang ada dengan pengelolaan kebijakan yang tepat,” ujar Lagarde dalam kuliah umum Poised for Take-off- Unleashing Indonesia’s Economic Potential di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, Indonesia perlu mencermati situasi perekonomian global yang kini tengah diterpa sejumlah persoalan. Dinamika perekonomian global akan berdampak terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia. Beberapa isu ekonomi global yang perlu dicermati adalah penurunan pertumbuhan ekonomi China, perlambatan pertumbuhan perekonomian global, dan membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS).

”Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain, termasuk Indonesia, dan Indonesia harus mengantisipasi berbagai proses perubahan ini,” ujarnya. Lagarde menilai perekonomian China saat ini berada dalam masa transisi. Mereka melakukan sejumlah penyesuaian untuk menuju perekonomian berbasis pasar dan model pertumbuhan baru. Laju pertumbuhan ekonomi negara itu diperkirakan melambat.

Namun, China memiliki instrumen kebijakan dan kekuatan finansial yang cukup untuk mengelola transisi itu. ”Indonesia sebagai salah satu mitra utama China harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari proses transisi tersebut,” kata Lagarde. Dia menuturkan, pada saat yang bersamaan, harga komoditas di pasar dunia kini sudah mengalami puncak penurunan dan diproyeksikan harga-harga masih bertahan pada level saat ini.

Kedua hal itu menyebabkan permintaan eksternal bagi Indonesia masih akan lemah. Indonesia juga perlu mengantisipasi pemulihan ekonomi AS. Pemulihan itu akan mendorong Bank Sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga dan hal tersebut dapat memicu gejolak keuangan global. Secara keseluruhan, dia menilai perkembangan ekonomi global masih tetap mengkhawatirkan.

Namun dia meyakini Indonesia akan dapat melewatinya dengan baik. ”Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi ini seperti yang terjadi pada 2013,” ujar Lagarde. Dia kemudian memberikan tiga saran kepada Indonesia yang berfokus pada infrastruktur, investasi, dan perdagangan. Pertama, memangkas biaya transportasi dan mendongkrak produksi listrik.

Langkah ini penting untuk menciptakan lapangan kerja pada sektor manufaktur dan jasa. Kedua , Indonesia mesti merampingkan regulasi yang kompleks dan melakukan harmonisasi regulasi lokal dan nasional. Ketiga , Indonesia harus memikirkan strategi perdagangan yang integratif. ”Dengan kebijakan yang lebih kuat, dengan infrastruktur yang lebih baik, dan dengan cara pikir yang terbuka, kita akan memiliki pertumbuhan dan kesejahteraan,” tuturnya.

Seusai memberikan kuliah umum di UI, mantan Menteri Keuangan Prancis tersebut menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Cristine Lagarde memuji kondisi perekonomian Indonesia yang lebih sanggup menghadapi krisis ekonomi global. ”Kondisi Indonesia saat ini telah terbukti (baik) karena memiliki pengalaman (krisis) dan keahlian (menangani krisis) dari siklus krisis keuangan terakhir yang terjadi beberapa waktu lalu,” ujar Lagarde.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Mensesneg Pratikno, dan Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki. Pertemuan yang berlangsung selama hampir satu jam itu menurut Lagarde membicarakan kondisi krisis ekonomi global dan dampaknya yang bisa membuat beberapa negara terguncang.

Kepada Lagarde, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih karena Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali 2018. Kepercayaan itu membuat Indonesia dinilai mampu menyelenggarakan kegiatan yang berskala internasional dengan baik.

Presiden mengatakan, tidak ada pembicaraan mengenai rencana pinjaman untuk mengatasi kondisi ekonomi saat ini. ”Nggak ada, nggak dibicarakan masalah itu (pinjaman dana). Beliau memandang ekonomi kita dan memang kedatangan ke sini untuk urusan yang annual event 2018, itu saja, nggak ada yang lain,” ucap Presiden.

Hafidz fuad/ rarasati syarief
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4504 seconds (0.1#10.140)