Petahana Dinilai Salah Satu Faktor Kerawanan Pilkada 2015
A
A
A
JAKARTA - Selain lima aspek indeks kerawanan pemilu di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 yang dirilis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dinilai masih ada beberapa kerawanan lain yang perlu diperhatikan.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris berpendapat, salah satunya ialah kehadiran kepala daerah yang kembali maju atau petahana dalam pilkada serentak yang akan dilangsungkan pada akhir tahun ini.
"Salah satu kerawanan dalam pilkada adalah di wilayah-wilayah yang pasangan calon adalah petahana atau incumbent," kata Syamsudin dalam Launching dan Diskusi Indeks Kerawanan Pemilu di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Kerawanan akan lebih tinggi, apabila kinerja petahana yang kembali maju dalam pilkada serentak merupakan orang-orang yang diketahui memiliki kinerja buruk.
"Kalau kinerja baik akan menjadi kampanye (untuk kembali maju)," terangnya.
Syamsudin juga menegaskan, bahwa banyak faktor lain yang menyebabkan jalannya Pilkada 2015 penuh dengan kerawanan. "Indeks kerawanan juga dipengaruhi banyak indeks yang lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Bawaslu memiliki lima aspek indeks kerawanan pemilu untuk Pilkada 2015 yakni profesionalitas penyelenggara, politik uang, akses pengawasan, partisipasi masyarakat dan keamanan daerah.
PILIHAN:
Hendardji: Mungkin KPK Bukan Tempat yang Cocok untuk Saya
Keamanan Provinsi Banten Paling Rawan di Pilkada 2015
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris berpendapat, salah satunya ialah kehadiran kepala daerah yang kembali maju atau petahana dalam pilkada serentak yang akan dilangsungkan pada akhir tahun ini.
"Salah satu kerawanan dalam pilkada adalah di wilayah-wilayah yang pasangan calon adalah petahana atau incumbent," kata Syamsudin dalam Launching dan Diskusi Indeks Kerawanan Pemilu di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Kerawanan akan lebih tinggi, apabila kinerja petahana yang kembali maju dalam pilkada serentak merupakan orang-orang yang diketahui memiliki kinerja buruk.
"Kalau kinerja baik akan menjadi kampanye (untuk kembali maju)," terangnya.
Syamsudin juga menegaskan, bahwa banyak faktor lain yang menyebabkan jalannya Pilkada 2015 penuh dengan kerawanan. "Indeks kerawanan juga dipengaruhi banyak indeks yang lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Bawaslu memiliki lima aspek indeks kerawanan pemilu untuk Pilkada 2015 yakni profesionalitas penyelenggara, politik uang, akses pengawasan, partisipasi masyarakat dan keamanan daerah.
PILIHAN:
Hendardji: Mungkin KPK Bukan Tempat yang Cocok untuk Saya
Keamanan Provinsi Banten Paling Rawan di Pilkada 2015
(kri)